Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Anak Panah Ke Sebelas
17
Suka
7,072
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sebuah perhelatan akbar tak ubahnya selalu membuat para penggemarnya merasa kagum. Namun, semua itu tak berlaku bagi gadis bernama Bella Adriana Purnama. Karena sebentar lagi, sudah dipastikan tangisnya pecah. Aku tidak pantas dimaafkan oleh ibu. Pikirnya. Ia lantas pergi dan sampailah dia di sebuah gedung tua. Bella berdiri di depan gedung itu sembari menangis.

"Hai gadis kecil, daripada kamu menangis, cobalah kemari, ikuti aku sebentar."

Seorang nenek tua berdiri di belakang gadis itu. Tutur katanya yang lembut membuat Bella luluh.

"Kita mau kemana Nek?" Tanya gadis itu sembari menghapus air matanya.

"Sebentar lagi, kau akan mengetahuinya. Ikuti saja langkahku. Tugasmu hanya satu, kau harus bisa menafsirkan dan menyimpulkan sendiri dari apa yang akan kau amati. Namun, kamu harus berhati-hati. Jangan sampai tertipu."

Nenek itu menjelaskan sembari berjalan di sebelah Bella. Sesekali ia membetulkan kacamatanya

"Jangan sampai tertipu? Apa maksutnya?"

Bella diam dan mengikuti langkah sang Nenek. Hingga ia melihat seorang gadis yang tengah merajut. Bella pun tersenyum.

"Apa dia mau membuat sesuatu untuk adiknya? Ibunya? Atau barangkali untuk dirinya sendiri Nek?" Tanya Bella.

Sang Nenek menggelengkan kepala, Bella pun masih heran. Detik selanjutnya, sang Nenek dan Bella berjalan dan sampailah mereka di depan seorang bapak yang tengah menyuapi seorang gadis cilik buta.

"Nenek, pasti Bapak itu adalah seorang lelaki yang baik ya," Bella tersenyum melihat sang Nenek. Namun, tetap saja sang Nenek menggelengkan kepala.

Di saat itulah, Bella merasa jengah. Ia pun berhenti dan bertanya kepada sang Nenek.

"Nenek, aku menyerah. Aku tidak bisa memahaminya Nek."

Sang Nenek yang mendengar gadis itu lantas tersenyum. Ia berhenti berjalan, sorot kedua matanya tertuju ke arahnya.

"Nak, sudah ku bilang. Kamu jangan mudah tertipu. Sekarang, biar Nenek menjelaskannya padamu."

Sang Nenek menghembuskan nafas. Lalu ia mulai menjelaskan dengan tutur katanya yang lembut.

"Gadis yang tadi kita lihat, sebenarnya ia merajut untuk almarhum adiknya. Dulu, adiknya sangat ingin dibuatkan syal oleh kakaknya. Namun, permintaan itu selalu dihiraukan hingga adiknya meninggal dunia. Lantas ia merajut syal untuk mengusir kerinduan dengan benih penyesalan," katanya.

"Dan bapak tua yang kau lihat. Sebenarnya, gadis cilik yang buta itu adalah anaknya sendiri. Dulu, bapak itu selalu berbuat jahat kepada anaknya hingga anaknya mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh dirinya sendiri."

"Dari sanalah dia merasa menyesal dan ia berjanji akan selalu berusaha yang terbaik untuk anaknya."

Bella pun melihat bapak tua dan gadis yang tengah merajut. Keduanya menitikkan air mata. Bella pun terbelalak melihat hal itu.

"Bagaimana bisa?" Batinnya.

"Nak, penyesalan akan selalu hadir kepada orang-orang yang tidak mau mengoreksi dan mamperbaiki dirinya. Jadi, selagi kita diberi waktu untuk menebus kesalahan kita dan memperbaiki diri. Jangan sia-siakan hal itu, karena nantinya. Kau akan menyesal," sang nenek mengucapkan dengan penuh penekanan.

Bella menitikkan air matanya. Lantas ia melihat jarum jam dimana anak panah jam itu mengarah pada pukul 11 malam. Ia pun berlari ke rumah dan ia terkejut saat ia melihat ibunya telah diselimuti kain kafan putih.

"Ibu!!!!!" Pekiknya. Ia berlari dan menangis di hadapan Ibunya yang membisu untuk selamanya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@sutik68 : terimakasih sudah mampir kak
kisah sederhana namun dibuat menarik dengan ending yang sedih, keren
@alwindara : Iya kak :'(
Sedih
@rudiechakil : Iya kak🥺👍 terimakasih sudah mampir
Sampai begidig 😱😰😰
@ralalisinaw : 😭berakhir dengan kematian. Terimakasih sudah mampir
Great ending 💔😭
@oliphianacubbytaa : ☺️
Sama-sama, kak :-)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Anak Panah Ke Sebelas
Rainzanov
Novel
KURANJI LANTANG
Airin Ahmad
Novel
Our Last Journey
Diantara Khita
Novel
Bronze
Cinta Buta Sulungku
Rosalia
Novel
BENANG TAKDIR
Ira A. Margireta
Novel
KHAJANA
Anisa Saraayu
Flash
Danau
Fatimah Ar-Rahma
Novel
Bronze
Di Malam yang Sangat Dingin
Putri Zulikha
Novel
Goresan Pena Azmia (catatan kecil Bram)
R Hani Nur'aeni
Cerpen
Gairah Kopi Pak Bos
Herbayu
Novel
Bronze
Arga My First Love
Nita Fitriana
Novel
Sanubari
Shinta Jolanda Moniaga
Flash
Ponsel
Rena Miya
Flash
Listrik UGD 24 Jam
Martha Z. ElKutuby
Novel
Bronze
Air Mata yang Telah Mengering
Dewi Hastuti
Rekomendasi
Flash
Anak Panah Ke Sebelas
Rainzanov
Flash
Sayap - Sayap Penduduk Bumi
Rainzanov
Novel
Rajutan Kisah Para Perantau
Rainzanov
Cerpen
Bronze
Di Mana Radar Keberanianku?
Rainzanov
Novel
Bronze
Literatur Bernyawa
Rainzanov
Novel
Bronze
Merenda Cinta Di Atas Duka
Rainzanov
Novel
Manusia-Manusia Naif Penantang Mara Bahaya (Inspired by True Stories)
Rainzanov
Flash
Kado Ter Epik Untuk Joko
Rainzanov
Flash
Radar Seorang Manusia yang Tak Berujung Pulih
Rainzanov
Flash
Kutuk Marani Sunduk
Rainzanov
Novel
Bronze
Caraka Adyuta (Sang Pengembara yang Menyinari)
Rainzanov
Skrip Film
SEMAPENG (SKRIP)
Rainzanov
Skrip Film
Semoga Sampai
Rainzanov
Flash
Wesheweshewes
Rainzanov
Novel
SyaFrei
Rainzanov