Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
TUAN HAJI MURAD
5
Suka
13,449
Dibaca

Siang menjelang sore, jam sudah menunjuk angka dua, Haji Murad mengibas lipatan-lipatan pada setelan baju batik bermotif kawung dan celana hitam agak kusam, mengencangkan ikat pinggang warna hijau tua khas ikat pinggang haji dari Arab, tubuh tambun dengan perut buncitnya nampak menonjol seakan mau lepas kancing bajunya, menyeka keringat di wajahnya, mengusap-usap janggut sambil membetulkan posisi kopyah putih yang hampir tidak pernah lepas dari kepalanya, semenjak pulang dari Arab Saudi.

Mengelus perut buncitnya dan kemudian beranjak menghampiri mobil sedan tua merk Ford tahun 1970, kesayangannya.

Haji Murad segera memerintahkan Bimo, sopir setianya untuk segera tancap gas menuju ke pasar. Di sepanjang jalan banyak warga desa yang berlalulalang memberi hormat padanya, tapi sebagai seorang tuan tanah, semua itu sudah biasa, jadi dia tidak terlalu memperdulikannya.

Sesampainya di pasar, Haji Murad bergegas turun dari mobilnya. Sepatu baru Haji menimbulkan suara decit, mengiringi setiap langkahnya.

Hampir setiap orang yang dilewati menyapanya, “Tuan Haji, hari ini aku belum bisa bayar setoran, besok ya Tuan? Aduh, Tuan Haji, saya akan bayar bunganya saja!”

Itulah kalimat yang sering terucap dari mulut orang-orang yang berhutang padanya. Sebenarnya dia sendiri merasa heran, seolah-olah dirinya mendadak menjadi selebriti terkenal yang penuh dengan gosip. Banyak orang-orang kasak-kusuk tentang dirinya, entah omongan apa yang keluar dari mulut mereka tapi dia tak peduli dengan itu semua.

Haji Murad mempunyai seorang istri, meski ia sebenarnya tak terlalu menyukainya. Bahkan mereka sering cekcok. Sebetulnya dia masih bisa bersabar kecuali jika mendengar kata-kata kasar yang dilontarkan istrinya. Sebagai balasan dan demi menjaga wibawanya, dia memukul istrinya.

Yang sangat menggusarkan Haji Murad adalah karena mereka belum juga memiliki anak setelah beberapa tahun menikah. Teman-temannya kerap menyarankan agar ia menikah lagi atau berpoligami tetapi ia tak sedikitpun tergoda dengan gagasan tersebut. Menurutnya, istri kedua hanya akan menambah sial saja. Di samping itu dia merasa belum cukup mampu untuk berbuat adil pada istri-istrinya jika dia jadi memutuskan untuk berpoligami.

Lagipula istrinya masih muda, seksi dan cantik. Haji Murad sendiri merasa dirinya masih muda. Jika Tuhan menghendaki, pikirnya, Tuhan pasti akan memberinya anak. Selama ini tak pernah terpikir sekalipun untuk menceraikan istrinya, namun ia tak bisa menghentikan kebiasaannya mengasari istri dan itu membuat istrinya makin keras kepala.

Langkahnya semakin cepat menyusuri lorong-lorong di sekitar pasar. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang sengaja menabraknya dari belakang dengan cukup keras. Haji Murad terjatuh.

Dan alangkah kagetnya Haji Murad saat tahu dompet di saku sabuknya telah raib. Sumpah serapah keluar dari mulutnya. Dan ia baru menyadari bahwa dompetnya telah dicopet. Dia melaporkan kejadian itu ke kantor kepala keamanan pasar.

“Huu..huu, dasar tak tahu malu, kehilangan uang sedikit saja sudah membuat orang sepasar repot. Pelit, dasar haji palsu!” sahut sebagian orang di pasar.

Karena merasa malu tak tak ingin wibawa hancur gara-gara peristiwa itu Haji Murad memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah itu.

Keringat dingin membasahi pakaian yang dikenakannya. Pikirannya kacau. Kepalanya terus menunduk, pikirannya masih dipenuhi amarah kepada anak itu. Banyak sekali kerumitan berkecamuk dalam pikirannya saat itu.

Dalam hati dia bergumam, "Siapa anak itu, dia belum tahu berhadapan dengan siapa, Haji Murad!"

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Fragmen: Dialog
alpistasedo pelawi
Flash
TUAN HAJI MURAD
DENI WIJAYA
Flash
Bronze
Hal Tersulit Dari Menjadi Miskin
Nabil Bakri
Novel
45 Hari Terakhir
Diva Elvareta
Novel
Kutemukanmu Di Rerumputan Ilalang
Diva Aelah
Skrip Film
Berita Bercerita
Nurhafifah
Skrip Film
DEJAVU (MENCARI JEJAK IBU PERTIWI)
Amriyana
Flash
Bronze
Cewek Gemas
B12
Flash
Bronze
Cinta yang Tak Mungkin Bersatu
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Derita Ketua Osis
Ghiyas
Skrip Film
Kolam Ikan
Aulia Adli Putra Ersa
Skrip Film
SICK LOVE (Script)
Satrio Purnomo
Cerpen
Bronze
Istriku Wanita Malam 100 Juta
Khotija
Novel
Bronze
Di Balik Romantisnya Suamiku
fransisca Lukito
Komik
Bronze
Mission
varykaart
Rekomendasi
Flash
TUAN HAJI MURAD
DENI WIJAYA
Flash
50 RIYAL
DENI WIJAYA
Flash
CATATAN JURNALIS DARI KAMBOJA
DENI WIJAYA
Flash
Bronze
NONA SEGERALAH MENIKAH
DENI WIJAYA
Flash
DAUN JATI BERBISIK
DENI WIJAYA
Flash
MENDADAK TERKENAL
DENI WIJAYA
Cerpen
Cintaku Di Kampus Biru '97
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
Saksi Terakhir
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
LONCENG KEMATIAN
DENI WIJAYA
Flash
ANAK-ANAK KONGLOMERAT
DENI WIJAYA
Flash
ROH
DENI WIJAYA
Novel
Menunggu Di Bandara El Tari
DENI WIJAYA
Novel
Menunggu Senja di Jembatan Semanggi
DENI WIJAYA
Flash
SRIGALA IBUKOTA
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
TRIAD
DENI WIJAYA