Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Rumah Untukku
6
Suka
6,578
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bruk!

Pintu tertutup keras, menelan sosok pria yang telah rapi dan wangi. Meninggalkan aroma musk dari parfum yang dipakainya tadi.

Ia pergi tanpa kata.

Ia pergi tanpa pamit.

Bahkan, melirik pun tidak.

Jika banyak orang yang berkata bahwa rumah adalah tempat berkumpul dengan keluarga, menghabiskan sisa waktu dengan kegembiraan yang diiringi riuh rendah tawa seisi rumah, maka tidak dengan rumah ini.

Rumah ini telah berdiri selama tujuh tahun. Hanya ada aku dan Hanan. Berdua kami mengisi bangunan yang terbilang megah berhias perabotan yang mewah. Aku masih ingat saat pertama kali pria itu membawaku kemari demi membina rumah tangga bersama. Mengeja bahagia bersama.

Namun, sudah lebih dari tiga tahun terakhir Hanan mendiamkanku. Tak banyak bicara. Bahkan, saling tatap pun tidak pernah. Sikapnya berubah dingin.

Padahal, sering kali aku memergokinya sedang menatap foto lamaku. Atau, termenung sendiri di tengah malam menghadap bingkai foto besar yang menampilkan foto pernikahan kami. Matanya mengatakan kalau ia rindu, tapi tidak dengan sikapnya.

Jika sudah begitu, pria itu memilih untuk pergi. Sama seperti malam ini. Ia lebih senang membiarkanku sendiri dalam kesunyian. Padahal aku tahu, ia begitu mendamba kehadiranku.

Pukul dua dini hari, Hanan pulang dengan tubuh kuyu. Lelah setelah seharian bekerja ditambah lelah karena memilih menghabiskan waktu di luar.

Kuhampiri pria itu demi menyambutnya pulang. Lagi-lagi, ia berhenti di depan foto yang terpajang di dinding. Menatapnya lama, lalu beranjak ke kamar. Merebahkan tubuhnya setelah membersihkan diri.

Ia berbaring gelisah. Aku mencoba mengusap lengannya, berusaha menenangkan. Tapi apa yang kudapat? Ia menepis tanganku, lalu berbaring miring membelakangi.

"Hanan," panggilku.

Ia bergeming.

"Key, aku rindu," lirih Hanan dengan suara bergetar.

Aku tak bisa membendung air mata. Kutumpuhkan segala rasa yang berkecamuk di dada.

"Jika kau rindu, mengapa kau mendiamkanku?" protesku di sela isak tangis.

Tangis Hanan semakin jelas. Punggung tegap itu bergetar. Napasnya tersenggal menahan isak tangis.

Kucoba untuk memeluknya. Pria itu tak menolak. Aku bisa merasakan betapa hancur hatinya. Betapa rindu yang terpendam itu tak bisa terlampiaskan meski hanya saling bertatap mata.

Aku sadar. Kini aku berbeda. Kecelakaan tiga tahun lalu menjadikanku tak kasat mata. Jangankan Hanan, bahkan aku pun tak bisa menatap wajahku sendiri.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Gold
The Woman in Cabin 10
Noura Publishing
Flash
Rumah Untukku
Honey Dieah
Novel
Chrive
Shiina Lee
Novel
Setelah Patah Hati
Nur Afriyanti
Novel
Absurd
Fani Fujisaki
Novel
Bronze
Bias Rasa
Selvi Nofitasari
Novel
Gold
TABLE FOR TWO
Bentang Pustaka
Komik
Alice & Mad Hatter
Scarlet Hyne
Novel
Actually
siti rahmah
Novel
Bronze
Imaginfinity
astrid nur alfaradais
Flash
Panggilan Tak Terjawab
Delia Angela
Novel
Bronze
Hujan Senja
Joya Janis
Novel
Bronze
Dirga With Alana
Intan Rahayu Agustin
Novel
Bronze
Cinta 50%
Affa Rain
Flash
Surat Cinta
Suci Asdhan
Rekomendasi
Flash
Rumah Untukku
Honey Dieah
Flash
Rangga dan Cinta
Honey Dieah
Novel
Bronze
Since You in There
Honey Dieah