Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Menolak Lupa 3
6
Suka
6,471
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Angin masih setia berembus, bermain dengan pakaian Shareen. Shareen menghela napas sesantai mungkin setelah olahraga jantungnya. Shareen pikir tadi adalah detik terakhir ia berpadu dengan oksigen. Shareen kira, angkutan umum berwarna kuning adalah pandangan terakhir yang ia lihat.

Saat Shareen melajukan motor di atas 40 km/jam, semua jalanan terasa aman. Walau ramai tapi tak ada gangguan, baik di jalan lurus, persimpangan, atau di lampu merah. Semua aman. Namun, saat Shareen mengendarai motor di bawah 40 km/jam. Mengapa jantungnya dibuat berdetak tak terkendali?

Mengapa di gang-gang, laju kendaraan begitu kencang?

Mengapa tikung menikung tidak hanya terjadi kepada pasangan saja?

Shareen akhirnya sampai di rumah dengan selamat dan kalori yang mungkin sudah berkurang beberapa gram.

"Aku pulang," ujar Shareen saat mau masuk ke dalam rumah. Ia berjalan mengendap-endap seperti tikus yang mencuri makanan. Segera secepat kilat bersembunyi di tempat teraman. Kamar.

Malam pun datang dan Shareen selamat. Tak perlu berdusta atau ditanya soal hasil. Shareen mengambil gawainya dan mengetik beberapa kalimat dalam satu balon percakapan.

"Semoga hasilnya baik."

Shareen membuka laptopnya, tapi sudah satu jam, tak ada pergerakan sedikit pun. Otak Shareen buntu, ia baca jurnal yang tersedia tapi tak ada yang ia pahami, seolah-oleh meminta Shareen untuk istirahat.

Tak terasa pagi datang. Shareen mengecek gawainya, tak ada pesan masuk dari yang dinantikan. Shareen menghela napas panjang, lalu kembali melakukan aktivitas pagi seperti biasa.

Namun, hal yang ia hindari ternyata harus ditemukan di pagi hari. Ia dihadang oleh ayahnya sendiri di dapur.

"Bagaimana judulmu?"

Suara yang tak Shareen sangka akan menyapanya dengan kalimat yang membuat Shareen sadar akan hidup. Shareen tertegun dan menatap sang ayah.

"Kata dosen 'Ok'..."

"Taruh saja di meja."

Sambung Shareen dalam hati. Ia tak berbohong hanya saja sedikit mempermainkan kata.

Ayah Shareen akhirnya diam dan melanjutkan aktivitasnya, membuat Shareen menjadi semakin tak tenang. Ditambah Shareen sama sekali tak tahu bagaimana nasip judul dan bab 1 yang ia ajukan.

"Ayah maaf, Shareen berdusta, bukan. Tapi, Shareen belum bisa jujur kalau Shareen masih digantung dan kemaren membawa hasil yang nihil. Entah kenapa, Shareen merasa kalau judul Shareen kemungkinan ditolak, melihat reaksi dosen yang sama sekali ga suka saat Shareen datang."

Shareen pun melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi. Tapi sebelumnya itu, ia melengoh menatap punggung sang ayah yang mulai hilang dibalik pintu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Menolak Lupa 3
Shin No Hikari
Flash
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
Rafael Yanuar
Novel
Bronze
Sujud Terakhir Bapak
Alfian N. Budiarto
Flash
Bronze
Satu-satunya Teman
Noveria Retno Widyaningrum
Novel
Bronze
Catatan 20 Tahun
Chin Pradigta
Novel
Bronze
Dia Tentang Cinta
febriani nuraizah
Flash
Bronze
Cangkir Ketiga (Membicarakan Adam 17)
Silvarani
Novel
Rantau 1992
Saras Agustina
Novel
Gold
The Dusty Sneakers
Noura Publishing
Cerpen
Impian Masa Depan
Erlani Puspita
Flash
Bronze
Penulis Berlumut (Membicarakan Adam Series Part 16)
Silvarani
Novel
Bronze
Lupa pulang
naila holisoh putri nurj
Novel
Ruang Kelabu
Fey Hanindya
Flash
Bronze
Buku Harian Tanpa Kata
Herman Sim
Novel
Bronze
Tinggi dari Awan
Yesno S
Rekomendasi
Flash
Menolak Lupa 3
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa
Shin No Hikari
Novel
Izinkan aku menjadi adik MADUmu, Ukhti.
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 2
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 4
Shin No Hikari
Flash
Wake Up?
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 5
Shin No Hikari
Novel
Pelayan Abadi
Shin No Hikari
Skrip Film
Quiescent
Shin No Hikari
Novel
Menolak Lupa
Shin No Hikari