Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Menolak Lupa 3
6
Suka
11,544
Dibaca

Angin masih setia berembus, bermain dengan pakaian Shareen. Shareen menghela napas sesantai mungkin setelah olahraga jantungnya. Shareen pikir tadi adalah detik terakhir ia berpadu dengan oksigen. Shareen kira, angkutan umum berwarna kuning adalah pandangan terakhir yang ia lihat.

Saat Shareen melajukan motor di atas 40 km/jam, semua jalanan terasa aman. Walau ramai tapi tak ada gangguan, baik di jalan lurus, persimpangan, atau di lampu merah. Semua aman. Namun, saat Shareen mengendarai motor di bawah 40 km/jam. Mengapa jantungnya dibuat berdetak tak terkendali?

Mengapa di gang-gang, laju kendaraan begitu kencang?

Mengapa tikung menikung tidak hanya terjadi kepada pasangan saja?

Shareen akhirnya sampai di rumah dengan selamat dan kalori yang mungkin sudah berkurang beberapa gram.

"Aku pulang," ujar Shareen saat mau masuk ke dalam rumah. Ia berjalan mengendap-endap seperti tikus yang mencuri makanan. Segera secepat kilat bersembunyi di tempat teraman. Kamar.

Malam pun datang dan Shareen selamat. Tak perlu berdusta atau ditanya soal hasil. Shareen mengambil gawainya dan mengetik beberapa kalimat dalam satu balon percakapan.

"Semoga hasilnya baik."

Shareen membuka laptopnya, tapi sudah satu jam, tak ada pergerakan sedikit pun. Otak Shareen buntu, ia baca jurnal yang tersedia tapi tak ada yang ia pahami, seolah-oleh meminta Shareen untuk istirahat.

Tak terasa pagi datang. Shareen mengecek gawainya, tak ada pesan masuk dari yang dinantikan. Shareen menghela napas panjang, lalu kembali melakukan aktivitas pagi seperti biasa.

Namun, hal yang ia hindari ternyata harus ditemukan di pagi hari. Ia dihadang oleh ayahnya sendiri di dapur.

"Bagaimana judulmu?"

Suara yang tak Shareen sangka akan menyapanya dengan kalimat yang membuat Shareen sadar akan hidup. Shareen tertegun dan menatap sang ayah.

"Kata dosen 'Ok'..."

"Taruh saja di meja."

Sambung Shareen dalam hati. Ia tak berbohong hanya saja sedikit mempermainkan kata.

Ayah Shareen akhirnya diam dan melanjutkan aktivitasnya, membuat Shareen menjadi semakin tak tenang. Ditambah Shareen sama sekali tak tahu bagaimana nasip judul dan bab 1 yang ia ajukan.

"Ayah maaf, Shareen berdusta, bukan. Tapi, Shareen belum bisa jujur kalau Shareen masih digantung dan kemaren membawa hasil yang nihil. Entah kenapa, Shareen merasa kalau judul Shareen kemungkinan ditolak, melihat reaksi dosen yang sama sekali ga suka saat Shareen datang."

Shareen pun melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi. Tapi sebelumnya itu, ia melengoh menatap punggung sang ayah yang mulai hilang dibalik pintu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Menolak Lupa 3
Shin No Hikari
Novel
LELAKI DITITIK NADIR
Bhina Wiriadinata
Novel
Gold
The Puppeteer
Mizan Publishing
Novel
SMA Marsh: Lady Xen Franciska
Fadila Nur Latifah
Novel
Bronze
VIRGO: Unconditional Reason
FatmaCahaya
Novel
TANPA TAPI
Rahma Pangestuti
Novel
Si B Aja
Relia Rahmadhanti
Novel
Bento : The Real Bright Star
Kiera Beriq
Novel
Gold
IPA & IPS
Coconut Books
Novel
Bronze
Marriage Agreement
Sofia Grace
Flash
Bronze
Sahabat
Afri Meldam
Novel
Polisi vs perampok
hamida kuncoro hakim
Novel
MINOR
Oktabri
Novel
Bronze
Anting Kiri
Mario Matutu
Novel
Rumah Sang Bidadari
DMRamdhan
Rekomendasi
Flash
Menolak Lupa 3
Shin No Hikari
Flash
Wake Up?
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 5
Shin No Hikari
Novel
Menolak Lupa
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 4
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 2
Shin No Hikari
Novel
Pelayan Abadi
Shin No Hikari
Skrip Film
Quiescent
Shin No Hikari
Novel
Izinkan aku menjadi adik MADUmu, Ukhti.
Shin No Hikari