Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Menolak Lupa 3
6
Suka
15,091
Dibaca

Angin masih setia berembus, bermain dengan pakaian Shareen. Shareen menghela napas sesantai mungkin setelah olahraga jantungnya. Shareen pikir tadi adalah detik terakhir ia berpadu dengan oksigen. Shareen kira, angkutan umum berwarna kuning adalah pandangan terakhir yang ia lihat.

Saat Shareen melajukan motor di atas 40 km/jam, semua jalanan terasa aman. Walau ramai tapi tak ada gangguan, baik di jalan lurus, persimpangan, atau di lampu merah. Semua aman. Namun, saat Shareen mengendarai motor di bawah 40 km/jam. Mengapa jantungnya dibuat berdetak tak terkendali?

Mengapa di gang-gang, laju kendaraan begitu kencang?

Mengapa tikung menikung tidak hanya terjadi kepada pasangan saja?

Shareen akhirnya sampai di rumah dengan selamat dan kalori yang mungkin sudah berkurang beberapa gram.

"Aku pulang," ujar Shareen saat mau masuk ke dalam rumah. Ia berjalan mengendap-endap seperti tikus yang mencuri makanan. Segera secepat kilat bersembunyi di tempat teraman. Kamar.

Malam pun datang dan Shareen selamat. Tak perlu berdusta atau ditanya soal hasil. Shareen mengambil gawainya dan mengetik beberapa kalimat dalam satu balon percakapan.

"Semoga hasilnya baik."

Shareen membuka laptopnya, tapi sudah satu jam, tak ada pergerakan sedikit pun. Otak Shareen buntu, ia baca jurnal yang tersedia tapi tak ada yang ia pahami, seolah-oleh meminta Shareen untuk istirahat.

Tak terasa pagi datang. Shareen mengecek gawainya, tak ada pesan masuk dari yang dinantikan. Shareen menghela napas panjang, lalu kembali melakukan aktivitas pagi seperti biasa.

Namun, hal yang ia hindari ternyata harus ditemukan di pagi hari. Ia dihadang oleh ayahnya sendiri di dapur.

"Bagaimana judulmu?"

Suara yang tak Shareen sangka akan menyapanya dengan kalimat yang membuat Shareen sadar akan hidup. Shareen tertegun dan menatap sang ayah.

"Kata dosen 'Ok'..."

"Taruh saja di meja."

Sambung Shareen dalam hati. Ia tak berbohong hanya saja sedikit mempermainkan kata.

Ayah Shareen akhirnya diam dan melanjutkan aktivitasnya, membuat Shareen menjadi semakin tak tenang. Ditambah Shareen sama sekali tak tahu bagaimana nasip judul dan bab 1 yang ia ajukan.

"Ayah maaf, Shareen berdusta, bukan. Tapi, Shareen belum bisa jujur kalau Shareen masih digantung dan kemaren membawa hasil yang nihil. Entah kenapa, Shareen merasa kalau judul Shareen kemungkinan ditolak, melihat reaksi dosen yang sama sekali ga suka saat Shareen datang."

Shareen pun melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi. Tapi sebelumnya itu, ia melengoh menatap punggung sang ayah yang mulai hilang dibalik pintu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Rumah Yang Sama, Pulang Yang Beda
Goebahan R
Flash
Menolak Lupa 3
Shin No Hikari
Novel
VENUSTRA
Rezkya Laras
Novel
Cinta Tanpa Mustahil
Syamsul Ma'arif
Novel
Masihkah Kau Mencintaiku?
Lunette
Skrip Film
DOSA COVID-19
Didiiswords
Flash
Bronze
Cinta Sebatas Goresan Tinta
Silvarani
Flash
Tawa Yang Terlepas
Reni Refita
Novel
Fool's Gold
Syafa Amelia
Skrip Film
Tingkat Akhir -- Skrip(si)
Michelia Rynayna
Flash
Bronze
MONOCHROME
Lucia Triwulan Yuniestri
Novel
IMPIAN SEORANG ANAK PETANI
Nanda
Flash
Tidak Ada Mawar Tumbuh di Makam Ayah
Kopa Iota
Novel
Gold
Dear Prudence
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Bu Daode De Minzu
ANINZIAH
Rekomendasi
Flash
Menolak Lupa 3
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 5
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 2
Shin No Hikari
Novel
Menolak Lupa
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 4
Shin No Hikari
Skrip Film
Quiescent
Shin No Hikari
Flash
Wake Up?
Shin No Hikari
Novel
Pelayan Abadi
Shin No Hikari
Novel
Izinkan aku menjadi adik MADUmu, Ukhti.
Shin No Hikari