Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Menolak Lupa 3
6
Suka
14,547
Dibaca

Angin masih setia berembus, bermain dengan pakaian Shareen. Shareen menghela napas sesantai mungkin setelah olahraga jantungnya. Shareen pikir tadi adalah detik terakhir ia berpadu dengan oksigen. Shareen kira, angkutan umum berwarna kuning adalah pandangan terakhir yang ia lihat.

Saat Shareen melajukan motor di atas 40 km/jam, semua jalanan terasa aman. Walau ramai tapi tak ada gangguan, baik di jalan lurus, persimpangan, atau di lampu merah. Semua aman. Namun, saat Shareen mengendarai motor di bawah 40 km/jam. Mengapa jantungnya dibuat berdetak tak terkendali?

Mengapa di gang-gang, laju kendaraan begitu kencang?

Mengapa tikung menikung tidak hanya terjadi kepada pasangan saja?

Shareen akhirnya sampai di rumah dengan selamat dan kalori yang mungkin sudah berkurang beberapa gram.

"Aku pulang," ujar Shareen saat mau masuk ke dalam rumah. Ia berjalan mengendap-endap seperti tikus yang mencuri makanan. Segera secepat kilat bersembunyi di tempat teraman. Kamar.

Malam pun datang dan Shareen selamat. Tak perlu berdusta atau ditanya soal hasil. Shareen mengambil gawainya dan mengetik beberapa kalimat dalam satu balon percakapan.

"Semoga hasilnya baik."

Shareen membuka laptopnya, tapi sudah satu jam, tak ada pergerakan sedikit pun. Otak Shareen buntu, ia baca jurnal yang tersedia tapi tak ada yang ia pahami, seolah-oleh meminta Shareen untuk istirahat.

Tak terasa pagi datang. Shareen mengecek gawainya, tak ada pesan masuk dari yang dinantikan. Shareen menghela napas panjang, lalu kembali melakukan aktivitas pagi seperti biasa.

Namun, hal yang ia hindari ternyata harus ditemukan di pagi hari. Ia dihadang oleh ayahnya sendiri di dapur.

"Bagaimana judulmu?"

Suara yang tak Shareen sangka akan menyapanya dengan kalimat yang membuat Shareen sadar akan hidup. Shareen tertegun dan menatap sang ayah.

"Kata dosen 'Ok'..."

"Taruh saja di meja."

Sambung Shareen dalam hati. Ia tak berbohong hanya saja sedikit mempermainkan kata.

Ayah Shareen akhirnya diam dan melanjutkan aktivitasnya, membuat Shareen menjadi semakin tak tenang. Ditambah Shareen sama sekali tak tahu bagaimana nasip judul dan bab 1 yang ia ajukan.

"Ayah maaf, Shareen berdusta, bukan. Tapi, Shareen belum bisa jujur kalau Shareen masih digantung dan kemaren membawa hasil yang nihil. Entah kenapa, Shareen merasa kalau judul Shareen kemungkinan ditolak, melihat reaksi dosen yang sama sekali ga suka saat Shareen datang."

Shareen pun melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi. Tapi sebelumnya itu, ia melengoh menatap punggung sang ayah yang mulai hilang dibalik pintu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
AGATHA
Nimas Aksan
Novel
Bronze
Jejak: Romantic Love Story #1
Imajinasiku
Komik
Bronze
g punk
Jefrianto
Skrip Film
LIOM
Kazuno Feira Azrina
Skrip Film
Rose Queen Requiem
Rahmat Gunawan
Flash
Menolak Lupa 3
Shin No Hikari
Flash
Surat Penggemar
Pamella Paramitha
Cerpen
Bronze
CINTA KWOK MATI DI LUMBUNG PADI
Ranang Aji SP
Novel
Forgetting her
SZA
Novel
Ikuti Saja Mau-Nya
Aniah sinta
Novel
Retightened the Bond
Aditarifa Rizki
Komik
C'est La Vie
Yobel Renaldo Paparang
Komik
Bukan Cinta Remaja Biasa
NO-NAME
Skrip Film
Lelah yang Lillah
Aizawa
Cerpen
Bronze
TERBANG BERSAMA GITAR
Drs. Eriyadi Budiman (sesuai KTP)
Rekomendasi
Flash
Menolak Lupa 3
Shin No Hikari
Skrip Film
Quiescent
Shin No Hikari
Flash
Wake Up?
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 2
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa
Shin No Hikari
Novel
Pelayan Abadi
Shin No Hikari
Novel
Menolak Lupa
Shin No Hikari
Novel
Izinkan aku menjadi adik MADUmu, Ukhti.
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 4
Shin No Hikari
Flash
Menolak Lupa 5
Shin No Hikari