Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
14
Suka
7,226
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Reruntuhan itu menimpa habis tubuhku. Wajahku tertindih langit-langit kamar. Mustahil kau mampu mengenaliku. Perutku dan segala isinya—hati, lambung, dan jantung—menyebar lengket di mana-mana. Darahku memenuhi ubin dengan merah yang taklagi segar. Cahaya di celah dinding mematangkanku yang tinggal puing. Tidak, para tentara tidak menikam pusarku dengan bayonet, lalu mengaduk-aduk isi perutku, seperti yang biasa terjadi. Tentara yang tergelincir ketika menginjak ususku, bukan tentara yang membunuh kakakku, Safee. Safee sudah mati. Dia mati lebih dulu. Dia mati saat usianya belum genap sebelas tahun. Tentara menghantam pelipis Safee dengan popor senapan dan Ayah segera melarikannya ke pusat medis, tapi para petugas berjubah putih hanya memberinya obat nyeri. Karena tidak sanggup menebus biaya rawat yang harus dibayar di muka, saat Safee siuman, Ayah menggendongnya. Di rumah, Safee tidak mau makan. Ibu terpaksa memberinya susu jahe panas, lalu mengeloninya hingga terlelap. Langit masih muram ketika kami menemukan Safee tidak bergerak di ranjangnya. Safee, kakakku, terlihat begitu kecil dan tua, terlelap di busa tipis yang melekat pada ranjang. Cahaya lampu jalan, yang jatuh di jendela tanpa kaca, menimpa tubuhnya yang sudah terbujur kaku tanpa nyawa. Lalu berkumandanglah azan, begitu lirih dilatari tangis Ibu yang menahan diri agar tidak hancur. Ayah segera mendatangi pos tentara yang letaknya takjauh dari rumah. Dia berteriak hingga suaranya serak, tapi yang didapatnya justru hantaman di perut. Saking lantangnya teriakan Ayah, Ibu dan aku dapat mendengarnya. Kami berpelukan dan ketakutan. Syukurlah, meski harus babak belur di sekujur badan, Ayah selamat, tak kurang suatu apa. Dia menangis di samping Ibu. Di hari yang sama, kami mengubur Safee, yang langsung menjadi simbol perlawanan. Di hari itu juga, karena dituduh menyulut keributan, Ayah dan Ibu dibunuh. Ibu menyembunyikanku di bawah kasur tepat sebelum para tentara memasuki kamar. Dan, mungkin karena malaikat benar-benar ada, aku selamat. Para tentara tidak merasa perlu memeriksa lebih lanjut setelah menghabisi nyawa kedua orang tuaku. Alih-alih membunuhku, mereka menghancurkan bangunan ini sekalian. Karena aku tahu, para belatung, ulat, dan cacing tidak makan arang, jika boleh memilih, aku lebih suka sebuah granat meledak di perutku. Aku taksudi binatang-binatang itu mengulitiku dan memamah dagingku. Dari kolong kasur, aku dapat melihat para tentara, lengkap dengan deru senapan mesin, masih menembaki para demonstran. Debu-debu menebal di udara; panas menyengat bagai lebah menusuk kulit dengan sungutnya yang tajam. Mataku memejam. Tak lagi sakit. Tak lagi. Ayah, Ibu, Kak Safee, Adik tak lagi sakit. Adik sembuh. Allah maha besar.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Jadi teringat anime Grave of the Fireflies
Rekomendasi dari Drama
Flash
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
Rafael Yanuar
Novel
Bronze
Airy
Jenny C Blom
Novel
A-Teen
Zzardna
Novel
Gold
The Eccentric School
Mizan Publishing
Novel
Mora & Nining
Yohanna Claude
Novel
Anonymous Code
Wina Alda
Novel
Bronze
Dosen Misterius Buronan Mahasiswa
Bond Monosta
Flash
Bronze
Gara-Gara PR sekolah
Putri Rafi
Novel
Mister-ius
Zachrie
Cerpen
Bronze
Kidung Rindu
Khairul Azzam El Maliky
Cerpen
Bronze
Tak Memiliki
B12
Novel
Bronze
Cerita Kita Hari Ini Tak Harus Indah
ken fauzy
Cerpen
Perjamuan Malam Sullivard
Populartflower
Flash
Awas Monyet, Nak!
Dania Oryzana
Novel
Bronze
Istriku Dewi yang Cantik, si Ratu Poison
Sulton mubarok
Rekomendasi
Flash
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
Rafael Yanuar
Flash
Clair de Lune
Rafael Yanuar
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Flash
Janji Santiago
Rafael Yanuar
Flash
Jalan Sepajang Malam
Rafael Yanuar
Cerpen
Penenun Pelangi
Rafael Yanuar
Cerpen
Gubuk Kecil di Kota Kuning
Rafael Yanuar
Flash
Lukisan Rendra
Rafael Yanuar
Novel
Kesempatan Kedua
Rafael Yanuar
Flash
Setelah Gelap Datang
Rafael Yanuar
Cerpen
Catatan Harian Pak Treng
Rafael Yanuar
Cerpen
Sofia
Rafael Yanuar
Flash
Lebih dari Cukup
Rafael Yanuar
Novel
Sampai Jumpa Besok
Rafael Yanuar
Flash
Penulis Paling Berbakat di Dunia
Rafael Yanuar