Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
15
Suka
13,406
Dibaca

Reruntuhan itu menimpa habis tubuhku. Wajahku tertindih langit-langit kamar. Mustahil kau mampu mengenaliku. Perutku dan segala isinya—hati, lambung, dan jantung—menyebar lengket di mana-mana. Darahku memenuhi ubin dengan merah yang taklagi segar. Cahaya di celah dinding mematangkanku yang tinggal puing. Tidak, para tentara tidak menikam pusarku dengan bayonet, lalu mengaduk-aduk isi perutku, seperti yang biasa terjadi. Tentara yang tergelincir ketika menginjak ususku, bukan tentara yang membunuh kakakku, Safee. Safee sudah mati. Dia mati lebih dulu. Dia mati saat usianya belum genap sebelas tahun. Tentara menghantam pelipis Safee dengan popor senapan dan Ayah segera melarikannya ke pusat medis, tapi para petugas berjubah putih hanya memberinya obat nyeri. Karena tidak sanggup menebus biaya rawat yang harus dibayar di muka, saat Safee siuman, Ayah menggendongnya. Di rumah, Safee tidak mau makan. Ibu terpaksa memberinya susu jahe panas, lalu mengeloninya hingga terlelap. Langit masih muram ketika kami menemukan Safee tidak bergerak di ranjangnya. Safee, kakakku, terlihat begitu kecil dan tua, terlelap di busa tipis yang melekat pada ranjang. Cahaya lampu jalan, yang jatuh di jendela tanpa kaca, menimpa tubuhnya yang sudah terbujur kaku tanpa nyawa. Lalu berkumandanglah azan, begitu lirih dilatari tangis Ibu yang menahan diri agar tidak hancur. Ayah segera mendatangi pos tentara yang letaknya takjauh dari rumah. Dia berteriak hingga suaranya serak, tapi yang didapatnya justru hantaman di perut. Saking lantangnya teriakan Ayah, Ibu dan aku dapat mendengarnya. Kami berpelukan dan ketakutan. Syukurlah, meski harus babak belur di sekujur badan, Ayah selamat, tak kurang suatu apa. Dia menangis di samping Ibu. Di hari yang sama, kami mengubur Safee, yang langsung menjadi simbol perlawanan. Di hari itu juga, karena dituduh menyulut keributan, Ayah dan Ibu dibunuh. Ibu menyembunyikanku di bawah kasur tepat sebelum para tentara memasuki kamar. Dan, mungkin karena malaikat benar-benar ada, aku selamat. Para tentara tidak merasa perlu memeriksa lebih lanjut setelah menghabisi nyawa kedua orang tuaku. Alih-alih membunuhku, mereka menghancurkan bangunan ini sekalian. Karena aku tahu, para belatung, ulat, dan cacing tidak makan arang, jika boleh memilih, aku lebih suka sebuah granat meledak di perutku. Aku taksudi binatang-binatang itu mengulitiku dan memamah dagingku. Dari kolong kasur, aku dapat melihat para tentara, lengkap dengan deru senapan mesin, masih menembaki para demonstran. Debu-debu menebal di udara; panas menyengat bagai lebah menusuk kulit dengan sungutnya yang tajam. Mataku memejam. Tak lagi sakit. Tak lagi. Ayah, Ibu, Kak Safee, Adik tak lagi sakit. Adik sembuh. Allah maha besar.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
Rafael Yanuar
Novel
SANG PELANGI
Suci Yulia
Novel
Cinta Cita tak Sama Rata
Devi Ambar Wati
Novel
Aksara Samudera
yhantlies92
Novel
Senja di Batas Kota
Imas Yulianti
Skrip Film
Surya Kembar
Tinta Emas
Flash
Bronze
Untuk sebuah senyuman
penulis kacangan
Cerpen
Mantra Api
Anggoro Gunawan
Cerpen
Bronze
Mumu, Karnap, dan Cerita yang Tak Perlu Dipercaya
Zaki S. Piere
Novel
Bronze
Cinta di Balik Pesantren (Buku Kedua)
Imajinasiku
Novel
Ketika Ibu (Tak Lagi) Dirindukan
Wulansaf
Skrip Film
Kubayar Pelangi dengan Hujanmu (Skrip)
Anis Maryani
Flash
Alarm Hidupku
Adhy Musaad
Cerpen
Bronze
Ibu-ku Sang Penyemangat
Muhammad Avicenna Alifhandi
Novel
Gold
Perfect Mistakes
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
Rafael Yanuar
Novel
Perjalanan Semusim
Rafael Yanuar
Flash
Di Perpustakaan
Rafael Yanuar
Cerpen
Kunang-Kunang di Jendela
Rafael Yanuar
Novel
Kesempatan Kedua
Rafael Yanuar
Cerpen
Hujan yang Arif Tahu Kapan Harus Turun
Rafael Yanuar
Cerpen
Perempuan Berambut Perak
Rafael Yanuar
Novel
Gerimis Daun-Daun
Rafael Yanuar
Flash
Lukisan Rendra
Rafael Yanuar
Flash
Clair de Lune
Rafael Yanuar
Novel
Sampai Jumpa Besok
Rafael Yanuar
Cerpen
Rehat Sejenak
Rafael Yanuar
Flash
Kepada Mantan Kekasihku
Rafael Yanuar
Flash
Sepayung Berdua
Rafael Yanuar
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar