Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Nayla."
Suara itu, suara yang satu tahun ini tak pernah aku dengar. Aku menoleh, kulihat dia dengan senyuman yang terpatri di wajahnya. Senyuman itu lebih kepada senyum sendu.
Dia mendekat, menghampiriku dan duduk di sebelahku. Dapat aku dengar, helaan nafas panjang dari bibirnya.
"Maaf, tapi aku gak bisa melanjutkan hubungan ini."
Jantungku rasanya berhenti berdetak. Kepalaku seperti ditimpa beban berat. Tuhan, kenapa seperti ini?
"Kenapa?"
Pertanyaan itu keluar dari mulutku dengan bergetar. Dia hanya diam, tak memberikan balasan apapun.
"Kenapa Ren? Kenapa kamu mau kita putus? Jawab Ren!?"
Lagi lagi dia diam. Matanya memejam sesaat.
"Maaf."
Sungguh aku muak dengan permintaan maaf darinya.
"Aku butuh penjelasan bukan permintaan maaf!"
Ternyata, dia juga tetap diam. Dia bahkan tak melihat ke arah diriku. Cukup, aku muak dengan semua ini.
Aku pergi dari tempat ini dengan perasaan bergemuruh. Aku tak kuat lagi dengan kenyataan ini. Suaranya yang memanggilku pun aku abaikan.
Aku terjatuh karena terus berlari dengan perasaan rapuh. Kupukul dada ini, sesak rasanya.
"Kamu jahat Reno. Satu tahun kamu pergi dan ini yang kamu berikan saat kita bertemu kembali. Sakit, sakit Reno. Kenapa harus aku yang kamu sakiti, kenapa Ren?"
"Selamat tinggal Reno, selamat tinggal. Sampai jumpa lagi, walau aku tahu itu tidak akan pernah terjadi."
Aku bangkit dan pergi dari kisah pahit ini. Aku akan merajut kembali kisah baru dan yang pasti itu bukan dengan kamu, Reno.