Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Nona, sudah kulakukan. Sekarang dia menunggumu"
Suara Daud di ujung telepon meminta Chata untuk segera menemui Akan.
"Semoga ini langkah yang tepat, Nona. Melepaskannya dari belenggu"
Dari balik kemudi, Chata menatap percikan-percikan cahaya di hadapannya. Ia tersenyum lebar. Diliriknya jam di dashboard mobil, seperti menghitung detik demi detik. Ditarik dan dihembuskannya nafas perlahan.
Tidak lama kemudian telepon genggamnya berdering.
"Ta, kamu dimana?"
Suara Akan terisak ketakutan, terdengar sangat lemah.
"Sebentar lagi aku sampai"
Chata sangat terburu-buru seperti dalam kepanikan.
Chata mengarahkan kemudinya mendekat ke arah cahaya itu. Tepat di depannya, Akan berlutut, kepalanya menunduk serendah-rendahnya.
Chata bergegas turun dari mobil. Berlari secepatnya untuk memeluk Akan.
"Akan, sudah. Ayo kita pergi dari sini"
Chata berusaha sekuatnya menarik Akan menjauhi cahaya itu. Tapi Akan terus saja diam. Menatap kosong ke arah cahaya itu.
Chata memeluknya erat, sangat erat.
Kobaran cahaya itu semakin membara. Melahap habis rumah besar di hadapan mereka, dengan kedua orangtua Akan di dalamnya.
Chata berbisik pelan di dekat telinga Akan.
"Tenang, hidupmu baru saja dimulai... Randu"