Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Putri sang Pendosa
13
Suka
20,752
Dibaca

Ia berangkat saat tengah malam, melangkah mantap menuju rumah idaman yang telah diincarnya sejak lama, untuk sang putri tercinta.

"Mama mencintaimu. Mama menyayangimu. Jangan lupakan Mama." Dikatakannya kalimat cinta itu berulang-ulang sambil menatap sayang pada putrinya yang masih kemerahan. Walau ia tahu, sosoknya akan terlupakan saat sang putri beranjak dewasa, tapi ia percaya pada ikatan darah dan ikatan cinta yang menyatukan mereka.

Ia telah sampai di depan pagar rumah itu. Untuk terakhir kalinya ia melayangkan pandang pada seluruh penjuru rumah. Bayangan tentang sosok sang putri saat kanak-kanak sedang berlarian di halaman rumah bersama teman-teman sebayanya menghampiri benaknya. Ia semakin yakin akan keputusannya. Lalu ia memberanikan diri untuk berdoa pada sang Kuasa, agar menjaga buah hatinya.

Dengan lembut, ia meletakkan kotak tempat sang buah hati tertidur lelap di depan pagar rumah itu. Kotak itu tidak mewah, malah sangat usang, namun itu yang terbaik yang dapat diberikannya, karena selama tujuh bulan penuh ia tidak dapat bekerja.

Sebelum ia sempat berbalik untuk pergi, sebuah suara yang teduh memanggilnya, "kau akan meninggalkannya begitu saja?"

Ia menengok dan melihat seorang pria tua dengan wajah yang bersahaja, empunya suara itu.

"Aku tidak layak untuk bersamanya. Dia lebih baik berada disini," balasnya.

"Kata siapa?"

"Orang-orang yang mengenalku."

Pria tua itu menjadi tidak tenang. Dengan geram ia berseru, "itu omong kosong! Tidak ada ibu yang tidak layak untuk mengasuh anaknya."

"Tapi aku seorang pendosa," lirihnya. Saat ini perkataannya sendiri menggores lubuk hatinya, lebih dalam dari saat orang-orang mengatakannya.

Wajah pria tua itu menyiratkan tanda tanya. Prasangka memenuhi benaknya, terlebih saat ia menyadari paras wanita pendosa itu yang cantik namun penuh dengan daya tarik yang aneh. Pria tua itu berusaha menekan pikiran buruknya, lalu sekali lagi meyakinkan sang wanita pendosa, "semua orang adalah pendosa."

Sang wanita tersenyum pahit. "Aku tak tahu siapa ayah anak ini. Karena pada hari itu aku bersama dengan lima pria. Lalu esoknya lima pria yang lain. Begitu terjadi setiap harinya, aku menjajakkan tubuhku."

Wanita pendosa itu beranjak pergi setelah ia melihat air muka si pria tua yang berubah. Pria tua itu telah mengenalinya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (5)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Putri sang Pendosa
Lindaw
Flash
Bronze
Putus
B12
Cerpen
Bronze
Dilarang Berharap pada Gigi Palsu
Muram Batu
Novel
Potret
Sinar Shinta Emilisa
Novel
Bronze
Yona dan Kehidupan Dasar Laut
🕯Koo Marko✨
Skrip Film
We Were Ship In The Night
Lilly Amundsen
Skrip Film
Bukan Cinta Biasa
Lindaw
Skrip Film
Matahari Dan Rembulan
Rosidawati
Flash
Bronze
Taman Sore
eko s
Novel
Yang Ingin Kukatakan, Tapi Tak Pernah Terucap
B12
Skrip Film
Impian Untuk Kakakku
Bella Puteri Nurhidayati
Cerpen
TERBAWA HASRAT SESAAT
Tiwi Kasavela
Novel
Gold
Go Where Your Heart Takes You
Noura Publishing
Novel
Bronze
Merindunya Rindu~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
Dari Kisah Ke Kisah
Dian Kartika Hardiyanti
Rekomendasi
Flash
Putri sang Pendosa
Lindaw
Skrip Film
Bukan Cinta Biasa
Lindaw
Flash
Si jago sembunyi
Lindaw
Novel
Bronze
Karimun Love Wave
Lindaw
Novel
Cherwoni
Lindaw
Skrip Film
Marriage Ark Made of Paper
Lindaw