Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Manusia tidak pernah puas dengan apa yang mereka dapatkan. Mereka akan terus meminta lebih hingga menjadikan mereka seseorang yang tamak dan buta.
Tidak hanya itu saja. Manusia juga adalah makhluk yang pandai berkilat, ketika mereka merusak mereka akan menyalahkan yang lain atas kesalahan mereka sendiri.
Mereka tidak pernah sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu akan selalu berdampak pada keseimbangan dunia juga alam.
Bukan hanya rakus akan kekayaan, secara perlahan ketamakan para manusia itu juga mulai menggerogoti alam.
Membuat alam menangis, dunia menjadi sekarat di tangan mereka orang-orang tidak bertanggung jawab.
Sungguh disayangkan sekali. Ketika alam yang seharusnya dijaga dengan baik justru malah mereka rusak dengan sengaja. Akibat mereka, orang-orang tidak bertanggung jawab yang haus akan ketamakan. Alam kini tengah memuntahkan segala duka, kesakitan juga beban yang selama ini dipikulnya.
Akibat mereka orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tuhan kini membalas penderitaan yang tengah dirasakan sang alam dengan memberikan mereka sebuah bencana akibat ulah mereka sendiri.
"Hanya baru segini saja mereka sudah kewalahan? Cih!"
Sebuah virus mematikan yang awalnya hanya muncul di kota W kini mulai merebak keseluruh penjuru dunia, tak ada yang tak terlewatkan. Virus mematikan itu benar-benar cepat menginfeksi banyak orang. Hingga para manusia itu kewalahan untuk menanganinya.
Sudah hampir setahun lamanya dan selama itu pula sudah banyak jiwa terenggut akibat infeksi virus mematikan tersebut.
Sampai saat ini para ahli medis juga ilmuan biologis belum bisa menemukan obat penawar dari CN19 tersebut. Virus ganas nan mematikan yang juga belum diketahui asal mula penyebaran dan berasal dari apa.
Para penjabat kini kelimpungan mempertahankan jabatan mereka akibat merosotnya ekonomi seluruh negara. Para ahli pun semakin dibuat sakit kepala, kelimpungan mencari cara dan penawar untuk menghentikan wabar virus mematikan tersebut yang sialnya penyebarannya benar-benar cepat dan tak terduga.
"Pembodohan namanya, sudah tahu obatnya tapi tetap bungkam juga."
"Mereka sengaja membiarkan ini terus berlanjut," ujar bang Api.
Aku, bang Api dan lima temanku yang lainnya. Kami semua tergabung dalam Super Moon, sekelompok berandalan yang suka berulah. Tapi berulahnya kami berbeda, jika berandalan pada umumnya kerap berulah untuk meresahkan masyarakat.
Super Moon punya kualitas. Maksudnya, kami tidak pernah merugikan masyarakat. Kami justru menguntungkan masyarakat dan merugikan bagi penjabat, si kaya yang curang dan tamak.
Kalian tahu kisah si pitung? Atau Robin Hood? Kurang lebih Super Moon ini sama dengan mereka. Kami suka mencuri dari orang kaya untuk kemudian hasilnya dibagikan kepada masyarakat miskin. Perbuatan kami memang tidak terpuji, mencuri bukanlah hal yang patut dibenarkan. Tapi kami mencuri untuk mengambil kembali hak orang miskin yang sudah dicuri oleh para bandit tikus yang rakus dengan terus bersembunyi dibalik nama pemerintah, toh apa yang kami ambil tidak sebanding dengan para tikus keparat itu ambil.
Selain sebagai kucing ulung perebut kekayaan si tikus. Super Moon juga memiliki pekerjaan rahasia.
Sekilas kami terlihat biasa saja, sama seperti masyarakat lainnya tapi kami tidak sama seperti mereka.
Kami spesial. Itu sebabnya kami bertujuh menjadi satu.
Kami hadir bukan hanya untuk mengamati tapi kami juga bisa menjadi pelindung dan penghukum yang keji.
Kami adalah abdi negara namun bukan budak pemerintah.
"Kita mulai."