Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku menghirup udara kuat-kuat, aroma tanah air yang sudah empat tahun ini kurindukan.
Aku tersenyum tipis memandang orang-orang yang berlalu lalang di bandara. Hari ini aku sudah sampai di tempat kelahiranku setelah empat tahun merantau ke negeri orang untuk menuntut ilmu.
Ayah, Ibu, aku pulang, batinku.
Aku menyeret koper-koperku dan memilih duduk di kursi sembari menunggu ayah dan ibu menjemputku.
Aku mengeluarkan selembar foto yang sudah lama kusimpan.
Itu foto Helmi. Dia adalah lelaki yang kusukai sejak kelas sebelas, dan foto itu kuambil di Instagramnya. Aku tidak berani mengungkapkan perasaanku, tapi kurasa Helmi tahu yang kurasakan karena teman-temanku yang suka merecokiku dan membocorkan rahasia kalau aku menyukai Helmi.
Sejak kelulusan SMA, aku tidak pernah lagi melihatnya, aku tidak tahu bagamana kabar pemuda itu, terakhir kabar yang kudengar, dia tidak berhasil di terima di perguruan tinggi negeri, tetapi semoga saja dia diterima di kepolisian, karena dia dulu ingin jadi polisi.
Aku memandangi foto Helmi sembari tersenyum. Foto ini sudah empat tahun yang lalu, dan selama itu pula aku tidak bertemu dengannya. Dan selama itu pula aku masih dan tetap menyukainya, walau di negeri sana banyak pemuda yang lebih tampan.
Aku merindukanmu, batinku.
"Aku terlihat muda di situ," ucap seseorang yang duduk di sampingku.
Aku cepat-cepat menoleh ke samping. Mataku melotot kaget saat melihat siapa yang ada di sampingku.
"Helmi?" Aku terkejut sampai-sampai foto yang kupegang terjatuh.
Helmi tersenyum tipis dan memunggut foto itu. "Kau ambil foto ini di Instagram ya?"
Helmi membalik foto itu dan membaca tulisan yang beberapa minggu lalu kutulis.
Sudah lima tahun lamanya sejak aku mulai menyukaimu, dan sekarang perasaan itu masih sama.
Helmi mengembalikan foto itu, dia tersenyum padaku dan berkata, "Dan sudah empat tahun lamanya juga aku menyukaimu. Kau tahu kenapa? Karena teman-temanmu sering menceritakan tentangmu dan aku mulai penasaran."