Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Tangga
5
Suka
5,862
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Ha-haah...?!"

Sejenak aku hanya bisa terpaku melihat satu tangga yang menjadi penghubung antara peron dengan koridor stasiun. Sembari menggeret koper besar dan berat aku mencob mencari jalur lain, lift; eskalator; apapun yang bisa memudahkan perjalananku untuk berpindah ke peron berikutnya, tapi tidak ada.

"Heeh... Yang benar saja..."

Setelah dimanjakan dengan segala fasilitas perjalanan kendaraan umum di negeri matahari terbit ini dan kini aku dihempaskan dengan satu kenyataan: masih ada stasiun kecil yang tidak punya fasilitas canggih seperti yang lain.

Di saat aku termenung kebingungan, orang-orang sudah datang dan pergi; naik dan turun; mengurusi kehidupan mereka sendiri. Aku pasti terlihat seperti orang bodoh. Dengan satu helaan nafas panjang, aku langsung mengambil keputusan. Kuangkat koper melewati anak tanggal satu per satu. Melihat staminaku yang tak seberapa, jangan-jangan bisa menghabiskan setengah hari sendiri hanya untuk ini. Tapi, masih lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali. Bisa-bisa tidak akan sampai asrama yang nanti masih harus dicapai dengan mendaki jalanan menanjak.

"Mamonaku, Fuji—"

Baru mencapai setengah jalan, terdengar suara pengunguman yang menandakan kereta berikutnya sudah datang, sekaligus tanda bahwa aku sudah menghabiskan waktu sekian menit hanya untuk naik tangga. Aku memutuskan istirahat sejenak. Ketika menoleh, baru kusadari ada seseorang yang memperhatikan. Seorang anak laki-laki dengan headphone di telinganya. Hanya sebentar, kemudian dia melanjutkan langkahnya ke atas.

Huh, sana-sana! Dasar nggak punya empati! Ngapain coba tadi cuma ngeliatin doang?!

Tak ayal kesal juga melihatnya. Namun, baru saja berniat untuk lanjut, koperku sudah terangkat duluan. Bukan aku yang melakukannya. Anak tadi, si bocah pengguna headphone tadi ternyata turun lagi dan melakukannya. Dia tidak berkata apa-apa dan langsung saja main angkat koperku ke atas. Haah... laki-laki tenaganya memang beda, ya. Padahal kelihatannya kurus begitu meskipun ditutupi jaket.

—eh, tunggu, harusnya aku tidak berpikir begitu, ya. Apa jangan-jangan dia pencuri koper?!

Dengan panik aku mengikutinya naik ke atas. Ingin berteriak tapi terlalu takut untuk melakukan. Sedangkan anak itu terus saja melangkah tanpa berkata apa-apa. Begitu mencapai ujung tangga, koper itu diletakkannya dan dia mengangguk sopan ke arahku. Sepertinya murni hanya ingin membantu.

"Ah, itu..." Aku harus mengatakan sesuatu. Eh, tapi, bagaimana menyebutnya? "A, ariga—"

Belum sempat bicara, sosoknya sudah pergi cepat sekali. Belok ke peron yang berbeda dengan tujuanku setelah ini. Sungguh anak yang aneh. Diam-diam melihat, tiba-tiba membantu, kemudian pergi begitu saja.

Apa bisa bertemu lagi, ya? Kalau berpapasan lagi, aku ingin bisa mengucapkannya dengan benar.

"Arigatou."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Tangga
Eri Fin
Flash
Hilang
Nona Vian
Novel
Bronze
Halu
Ratih Abeey
Novel
Forced Of Love
Babytiran
Komik
Suddenly, Became a Female Lead In My Novel
Nur Alfi Wardani
Novel
Bronze
A Born Beauty
Yohana Ekky Tan
Novel
Bronze
Puisi Untuk Nabila
ringgoseno
Novel
Bronze
Time leap
Seli Suliastuti
Novel
Bronze
Bayi Skripsi
Annida Yasti Sari
Novel
Bronze
Penantian Berharga
Syafina novita sari
Novel
Torrie & the Prince
Bexsia
Komik
Bronze
Konstelasi Cinta
amalia iklima putri
Flash
Awan
Cheri Nanas
Flash
Gerbong Nomor Sepuluh
Galih Citra
Novel
Bronze
SPEECHLESS
Lisnawati
Rekomendasi
Flash
Tangga
Eri Fin
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin