Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Tangga
6
Suka
11,869
Dibaca

"Ha-haah...?!"

Sejenak aku hanya bisa terpaku melihat satu tangga yang menjadi penghubung antara peron dengan koridor stasiun. Sembari menggeret koper besar dan berat aku mencob mencari jalur lain, lift; eskalator; apapun yang bisa memudahkan perjalananku untuk berpindah ke peron berikutnya, tapi tidak ada.

"Heeh... Yang benar saja..."

Setelah dimanjakan dengan segala fasilitas perjalanan kendaraan umum di negeri matahari terbit ini dan kini aku dihempaskan dengan satu kenyataan: masih ada stasiun kecil yang tidak punya fasilitas canggih seperti yang lain.

Di saat aku termenung kebingungan, orang-orang sudah datang dan pergi; naik dan turun; mengurusi kehidupan mereka sendiri. Aku pasti terlihat seperti orang bodoh. Dengan satu helaan nafas panjang, aku langsung mengambil keputusan. Kuangkat koper melewati anak tanggal satu per satu. Melihat staminaku yang tak seberapa, jangan-jangan bisa menghabiskan setengah hari sendiri hanya untuk ini. Tapi, masih lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali. Bisa-bisa tidak akan sampai asrama yang nanti masih harus dicapai dengan mendaki jalanan menanjak.

"Mamonaku, Fuji—"

Baru mencapai setengah jalan, terdengar suara pengunguman yang menandakan kereta berikutnya sudah datang, sekaligus tanda bahwa aku sudah menghabiskan waktu sekian menit hanya untuk naik tangga. Aku memutuskan istirahat sejenak. Ketika menoleh, baru kusadari ada seseorang yang memperhatikan. Seorang anak laki-laki dengan headphone di telinganya. Hanya sebentar, kemudian dia melanjutkan langkahnya ke atas.

Huh, sana-sana! Dasar nggak punya empati! Ngapain coba tadi cuma ngeliatin doang?!

Tak ayal kesal juga melihatnya. Namun, baru saja berniat untuk lanjut, koperku sudah terangkat duluan. Bukan aku yang melakukannya. Anak tadi, si bocah pengguna headphone tadi ternyata turun lagi dan melakukannya. Dia tidak berkata apa-apa dan langsung saja main angkat koperku ke atas. Haah... laki-laki tenaganya memang beda, ya. Padahal kelihatannya kurus begitu meskipun ditutupi jaket.

—eh, tunggu, harusnya aku tidak berpikir begitu, ya. Apa jangan-jangan dia pencuri koper?!

Dengan panik aku mengikutinya naik ke atas. Ingin berteriak tapi terlalu takut untuk melakukan. Sedangkan anak itu terus saja melangkah tanpa berkata apa-apa. Begitu mencapai ujung tangga, koper itu diletakkannya dan dia mengangguk sopan ke arahku. Sepertinya murni hanya ingin membantu.

"Ah, itu..." Aku harus mengatakan sesuatu. Eh, tapi, bagaimana menyebutnya? "A, ariga—"

Belum sempat bicara, sosoknya sudah pergi cepat sekali. Belok ke peron yang berbeda dengan tujuanku setelah ini. Sungguh anak yang aneh. Diam-diam melihat, tiba-tiba membantu, kemudian pergi begitu saja.

Apa bisa bertemu lagi, ya? Kalau berpapasan lagi, aku ingin bisa mengucapkannya dengan benar.

"Arigatou."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Ben & Cori
Steffi Adelin
Flash
Tangga
Eri Fin
Flash
Bronze
Berburu Kinjeng Biru
Sulistiyo Suparno
Novel
Bicara Cinta (Kumpulan Cerpen)
Zaid Alkhair
Flash
Memori Pekat si Bungsu
Musrifah Anjali
Flash
Si Bungsu Emas
Musrifah Anjali
Flash
Bronze
Sepucuk Surat untuk Hujan
MONSEUR
Novel
Junior Love Senior
Aniela
Novel
Bronze
AOZORA ( LANGIT BIRU)
Ranika
Novel
Tidak Apa-apa Tidak Sempurna
Ravistara
Novel
Truth and Dare
Ni Luh Putu Anggreni
Novel
The Rotate
Tiara Khapsari Puspa Negara
Novel
Bronze
ACCISMUS & PETRIKOR
Nareswari Tyaga Calya Dinhiari
Novel
THE POWER OF LOVE
Rendi Timotius Gea
Novel
Gold
Guru Para Pemimpi
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Tangga
Eri Fin
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin