Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dhi berjalan menyusuri koridor kelas dengan perasaan campur aduk. Ia bingung, kenapa mereka membenci Dhi? Apa Dhi pernah membuat kesalahan? Demi apapun! Bahkan Dhi pun baru mengenal mereka sebulan yang lalu, dan bahkan Dhi hanya sekedar kenal. Tapi .... kenapa mereka menatap Dhi seolah telah membuat kesalahan yang besar?
Dhi tersenyum kecut, manusia memang aneh. Mereka membenci seseorang tanpa memberi tahu dimana letak kesalahan orang tersebut.
Mereka egois!
Mereka jahat!
Dhi duduk di bawah pohon belakang sekolah, membenamkan wajah dilipatan kedua tangannya. Air matanya jatuh bekerjaran tanpa bisa ia cegah. Sakit, rasanya sakit sekali.
"Are you okay, Dhi?" Seseorang datang, menepuk pelan pundak Dhi.
Dhi mengadah, menatap orang itu dengan hampa. Apa karena orang ini mereka jadi membencinya?
"Dhi?"
Dhi mengerjap, mengusap air mata dengan cepat. "Iya?"
Afa--nama orang tersebut, mengusap lembut sisa air mata yang jatuh di pipi Dhi. "Kamu kenapa?"
Lagi-lagi Dhi memandang Afa dengan tatapan hampa. Pikiran Dhi jauh melayang entah kemana.
"Oke, kamu tunggu disini ya? Aku mau beli minum buat kamu." Afa berjalan meninggalkan Dhi.
Dhi diam, tak menjawab.
Lima belas menit kemudian, Afa kembali datang. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Air kemasan yang baru saja ia beli terjatuh begitu saja ketika melihat pemandangan yang ada didepannya.
Dhi mati, dalam keadaan gantung diri.
Satu hal yang tak diketahui Afa.
Dhi mati, bersama gejolak dendam yang membara.