Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Dompet Natal
12
Suka
7,391
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hujan mengembun di jendela pada pagi Natal yang sejuk. Daniel terjaga dengan perasaan heran ketika menemukan sebuah dompet di bawah bantalnya. Dompet itu dibungkus kotak tembus pandang bermotif cemara dan tidak berkerut sekalipun ditindih kepalanya semalaman. Secarik kertas terselip di dalamnya. Dia membukanya. Selamat Natal, Daniel. Semoga Tuhan memenuhi harimu dengan damai sejahtera. Hanya itu yang tertulis. Dia mengambil dompet itu, lalu membolak-baliknya, ternyata sama dengan dompet yang hilang pada Misa Malam Kudus kemarin—dompet tua yang sudah dimilikinya hampir lima belas tahun. Dengan bingung, dia bangkit berdiri untuk memeriksa pintu—dikunci. Jendela—rapat dan digerendel. Daniel mengambil ponsel, lalu memencet sederet nomor. 

"Halo, Ma."

"Halo, Daniel."

"Selamat Natal ya, Ma. Sekali lagi, maaf, Daniel baru bisa pulang akhir tahun nanti."

"Selamat Natal juga. Tidak masalah. Yang penting kamu baik-baik saja. Jangan lupa makan, ya. Kamu tumben sudah bangun jam segini?"

Daniel melihat jam, ternyata baru pukul 05.00.

"Iya, ya. Maaf menelpon pagi-pagi benar. Mama juga. Jangan lupa makan. Papa di mana, Ma?"

"Papa masih tidur. Mau Mama bangunkan?"

"Tak perlu, Ma. Omong-omong, Mama dan Papa kemarin tidak ke kos-kosan Daniel, 'kan?"

Mamanya tertawa, lalu berkata, "Tidak. Ada apa?"

Daniel menjelaskan semuanya, dan mamanya hanya menjawab singkat, "Mungkin keajaiban Natal. Mungkin Santa Claus benar-benar ada."

"Mana mungkin!"

Meski begitu, Daniel bingung bagaimana dompet itu bisa ada di sana.

Dia berbincang cukup lama dengan mamanya sebelum memutuskan mengakhirinya. Dia lalu teringat Lulu, perempuan yang sudah dikencaninya sejak kuliah, tapi tidak. Lulu tidak mungkin datang ke indekosnya hanya untuk menyelipkan sebuah dompet, lalu pergi lagi. Apalagi, kekasihnya tengah berlibur di Singapura bersama keluarganya. Sebenarnya, Daniel juga diajak, tapi dia menolak dengan dalih pekerjaan, padahal tidak ada yang harus diburu-buru. Dia hanya suka merayakan Natal sendirian. Sayangnya, setelah menghadiri Misa, dompetnya hilang. Meskipun sudah mencarinya di pelataran, dia tidak menemukannya. Isinya tidak seberapa, tapi dia malas mengurus surat kehilangan untuk mengganti kartu-kartu penting yang dia simpan di dalamnya.

Akhirnya, dia mengabaikan rasa penasaran, lalu bertelut untuk menunaikan doa pagi. Dia mengucap syukur kepada Tuhan atas mukjizat indah yang sudah diterimanya. Setelah itu, dia pergi mencari sarapan di sebelah indekosnya. Seperti biasa, aku mengikutinya dari belakang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Selamat Natal, Daniel!
Rekomendasi dari Religi
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Novel
Bronze
ASYAFA
Musdalifah
Novel
Gold
Sebab Bahagia Itu Mudah
Mizan Publishing
Flash
Saat Tangannya Menyentuh Ujung Jilbabku
Lady Mia Hasneni
Novel
Gold
Kiai Gokil
Bentang Pustaka
Novel
Bittersweet in Pesantren
Dian Haura
Flash
Bronze
Diana, James and the Death
Vera Anita Daud
Novel
Gold
Cinta Subuh
Coconut Books
Novel
Gold
Hijrah Itu Cinta
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Madah Rindu Maria
Hadis Mevlana
Novel
Gold
Bersedihlah
Mizan Publishing
Novel
Dua surat cahaya
ani__sie
Novel
Bronze
Pernikahan Aisyah
Delia Septiani
Novel
Anak anak Adam
me_filyas
Novel
Bronze
Lelaki yang Dirindu Surga
Khairul Azzam El Maliky
Rekomendasi
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Novel
Kesempatan Kedua
Rafael Yanuar
Flash
Ternyata Aku Masih
Rafael Yanuar
Flash
Secangkir Teh
Rafael Yanuar
Flash
Kekasih Hujan
Rafael Yanuar
Flash
Bronze
Gadis Kecil Berkaleng Kecil
Rafael Yanuar
Novel
Perjalanan Semusim
Rafael Yanuar
Cerpen
Penenun Pelangi
Rafael Yanuar
Cerpen
Selembar Dunia
Rafael Yanuar
Flash
Lukisan Rendra
Rafael Yanuar
Cerpen
Rehat Sejenak
Rafael Yanuar
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Flash
Janji Santiago
Rafael Yanuar
Flash
Manusia Pertama
Rafael Yanuar
Cerpen
Arwah Kunang-Kunang
Rafael Yanuar