Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Dompet Natal
12
Suka
7,422
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hujan mengembun di jendela pada pagi Natal yang sejuk. Daniel terjaga dengan perasaan heran ketika menemukan sebuah dompet di bawah bantalnya. Dompet itu dibungkus kotak tembus pandang bermotif cemara dan tidak berkerut sekalipun ditindih kepalanya semalaman. Secarik kertas terselip di dalamnya. Dia membukanya. Selamat Natal, Daniel. Semoga Tuhan memenuhi harimu dengan damai sejahtera. Hanya itu yang tertulis. Dia mengambil dompet itu, lalu membolak-baliknya, ternyata sama dengan dompet yang hilang pada Misa Malam Kudus kemarin—dompet tua yang sudah dimilikinya hampir lima belas tahun. Dengan bingung, dia bangkit berdiri untuk memeriksa pintu—dikunci. Jendela—rapat dan digerendel. Daniel mengambil ponsel, lalu memencet sederet nomor. 

"Halo, Ma."

"Halo, Daniel."

"Selamat Natal ya, Ma. Sekali lagi, maaf, Daniel baru bisa pulang akhir tahun nanti."

"Selamat Natal juga. Tidak masalah. Yang penting kamu baik-baik saja. Jangan lupa makan, ya. Kamu tumben sudah bangun jam segini?"

Daniel melihat jam, ternyata baru pukul 05.00.

"Iya, ya. Maaf menelpon pagi-pagi benar. Mama juga. Jangan lupa makan. Papa di mana, Ma?"

"Papa masih tidur. Mau Mama bangunkan?"

"Tak perlu, Ma. Omong-omong, Mama dan Papa kemarin tidak ke kos-kosan Daniel, 'kan?"

Mamanya tertawa, lalu berkata, "Tidak. Ada apa?"

Daniel menjelaskan semuanya, dan mamanya hanya menjawab singkat, "Mungkin keajaiban Natal. Mungkin Santa Claus benar-benar ada."

"Mana mungkin!"

Meski begitu, Daniel bingung bagaimana dompet itu bisa ada di sana.

Dia berbincang cukup lama dengan mamanya sebelum memutuskan mengakhirinya. Dia lalu teringat Lulu, perempuan yang sudah dikencaninya sejak kuliah, tapi tidak. Lulu tidak mungkin datang ke indekosnya hanya untuk menyelipkan sebuah dompet, lalu pergi lagi. Apalagi, kekasihnya tengah berlibur di Singapura bersama keluarganya. Sebenarnya, Daniel juga diajak, tapi dia menolak dengan dalih pekerjaan, padahal tidak ada yang harus diburu-buru. Dia hanya suka merayakan Natal sendirian. Sayangnya, setelah menghadiri Misa, dompetnya hilang. Meskipun sudah mencarinya di pelataran, dia tidak menemukannya. Isinya tidak seberapa, tapi dia malas mengurus surat kehilangan untuk mengganti kartu-kartu penting yang dia simpan di dalamnya.

Akhirnya, dia mengabaikan rasa penasaran, lalu bertelut untuk menunaikan doa pagi. Dia mengucap syukur kepada Tuhan atas mukjizat indah yang sudah diterimanya. Setelah itu, dia pergi mencari sarapan di sebelah indekosnya. Seperti biasa, aku mengikutinya dari belakang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Selamat Natal, Daniel!
Rekomendasi dari Religi
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Novel
Gold
Iblis Tidak Butuh Pengikut
Bentang Pustaka
Flash
BATAS SUCI
Muhammad Yunus
Novel
Gold
Love & Happiness
Mizan Publishing
Novel
Gold
Para Penentang Muhammad Saw
Mizan Publishing
Novel
Gold
Sebab Bahagia Itu Mudah
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Embun di Atas Daun Maple
Hadis Mevlana
Novel
Bronze
MarriedZONE!
HANA
Flash
Bronze
Ibu Merindukanmu
Daud Farma
Novel
Bronze
If You Believe That You Can
Andini Maulana
Novel
Gold
Catatan Indah untuk Tuhan
Mizan Publishing
Novel
Rumah Kedua
Dede Yusuf Iskandar
Novel
Gold
Patah Hati di Tanah Suci
Bentang Pustaka
Novel
Hijab Pelacur
Donto Hade
Novel
Gold
Pernikahan Impian
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Cerpen
Toko Buku Kecil di Kaki Bukit
Rafael Yanuar
Cerpen
Kunang-Kunang di Jendela
Rafael Yanuar
Flash
Kepada Mantan Kekasihku
Rafael Yanuar
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Novel
Kesempatan Kedua
Rafael Yanuar
Cerpen
Rehat Sejenak
Rafael Yanuar
Flash
Dunia dalam Tas
Rafael Yanuar
Cerpen
Sofia
Rafael Yanuar
Flash
Setelah Gelap Datang
Rafael Yanuar
Flash
Lebih dari Cukup
Rafael Yanuar
Flash
Lari!
Rafael Yanuar
Flash
Mencari Kacamata
Rafael Yanuar
Flash
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
Rafael Yanuar