Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Batal Berbuka
10
Suka
10,808
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku sedang duduk di ruang tamu bersama Bapak. Tak ada pembicaraan di antara kami. Bapak masih sama seperti hari-hari biasanya, sibuk dengan Koran di depannya. Sesekali ia terlihat memperbaiki posisi kacamatanya dan sesekali membalik Koran yang ia pegang.

Dan aku? 

Aku hanya bersender di kursi empuk yang sudah ada sejak 27 tahun yang lalu, atau sebelum itu.

Netraku terus bekerja melihat Ibu yang dengan cekatan membawa hidangan buka puasa hari itu. Berbeda dengan hari biasanya, Ibu tak sendirian lagi di dekat kompor panas, karena ada Lastri, calon istriku, yang membantu Ibu sedari asar di dapur.

Aku sangat tahu Lastri bukanlah wanita yang biasa memutar knop kompor gas, memegang pisau, atau sekedar memasukkan garam ke dalam kuah sayur asam. Sesekali, aku mencuri pandang untuk mengetahui suasana hati Lastri. Walau tak jelas, yang pasti ia tak apa-apa dengan kegiatannya hari itu.

Lastri berjalan pelan dari dapur membawa mangkuk besar berisi tumis kentang kesukaanku. Baunya tercium sampai ke ruang tamu. Aku harap ia yang memasak tumis kentang itu. Kenapa? Agar setelah aku menikah nanti, aku tak rindu masakan Ibu.

Allohu Akbar … Allohu Akbar ….

Alhamdulillah,” ucapku sembari berjalan ke ruang makan. Aku melihat ada banyak hidangan di sana. Perutku yang sudah melolong sedari tadi tak sabar mencicipi semua hidangan.

Aku duduk dan tersenyum kepada Lastri serta Ibuku. Sedangkan Bapak masih asik dengan korannya.

“Pak, sudah magrib,” seru Ibu.

Bapak berjalan ke meja makan dan duduk di kursi kesayangannya. “Belum mantu ya ini? Hehe,” canda Bapak sembari menduduk, memperhatikan ikan ayam bumbu merah di atas meja. “Aku tak sabar menyantapnya.”

CUT …. Oke kita break dulu ya!”

Maafkan aku … perutku … kamu harus bersabar! Belum saatnya kita menikmati hidangan itu. Buka puasanya setelah kita masuk di adegan selanjutnya. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@alwindara : Makasih banyak kak, udah mau mampir dan meninggalkan jejak. :)
@lenggo : Terharu baca komen kakak. Makasih kak udah baca dan meninggalkan jejak. :)
@wilmanlumbantoruan : Makasih kak sudah baca, dan menibggalkan jejak. :)
adem bangeet bacanya...
dibuat beragam kak, sekeluarnya ide. :) makasih kak udah berkunjung. :)
Islami sekali ceriranya
Rekomendasi dari Religi
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Novel
Bronze
Hujan Tanpa Awan
Jea
Flash
Barata dan Bahubali
Vitri Dwi Mantik
Novel
Faith
Aque Sara
Novel
Gold
Menyusuri Jalan Cahaya
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Kiai Hologram
Bentang Pustaka
Novel
HASANA (Jalan Hijrah sang Gadis Mafia)
Ayu Fitri Septina
Novel
Gold
Sinau Bareng Markesot (Daur VII)
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Raya
Bentang Pustaka
Novel
Tulah Badar
Ana Latifa
Novel
Ketika Tangan Tuhan Memelukku
Sri Rokhayati
Novel
Bronze
Madu Di Kamar Tamu
Andriani Keumala
Novel
Gold
Ahed Tamimi
Mizan Publishing
Novel
Gold
Dekapan Kematian
Mizan Publishing
Novel
Gold
Stop Pretending Start Practicing
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.
Novel
Bronze
Gerbang Ke Empat
Sena N. A.
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Flash
Lelaki dengan Sepatu Jebolnya
Sena N. A.
Flash
Kapan Aku Bangun?
Sena N. A.
Flash
Salah Sambung
Sena N. A.
Flash
Bangku Ujian
Sena N. A.
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Flash
Jam Tangan
Sena N. A.
Flash
Jangan Makan Pisang Itu! Pamali!
Sena N. A.