Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Batal Berbuka
10
Suka
10,777
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku sedang duduk di ruang tamu bersama Bapak. Tak ada pembicaraan di antara kami. Bapak masih sama seperti hari-hari biasanya, sibuk dengan Koran di depannya. Sesekali ia terlihat memperbaiki posisi kacamatanya dan sesekali membalik Koran yang ia pegang.

Dan aku? 

Aku hanya bersender di kursi empuk yang sudah ada sejak 27 tahun yang lalu, atau sebelum itu.

Netraku terus bekerja melihat Ibu yang dengan cekatan membawa hidangan buka puasa hari itu. Berbeda dengan hari biasanya, Ibu tak sendirian lagi di dekat kompor panas, karena ada Lastri, calon istriku, yang membantu Ibu sedari asar di dapur.

Aku sangat tahu Lastri bukanlah wanita yang biasa memutar knop kompor gas, memegang pisau, atau sekedar memasukkan garam ke dalam kuah sayur asam. Sesekali, aku mencuri pandang untuk mengetahui suasana hati Lastri. Walau tak jelas, yang pasti ia tak apa-apa dengan kegiatannya hari itu.

Lastri berjalan pelan dari dapur membawa mangkuk besar berisi tumis kentang kesukaanku. Baunya tercium sampai ke ruang tamu. Aku harap ia yang memasak tumis kentang itu. Kenapa? Agar setelah aku menikah nanti, aku tak rindu masakan Ibu.

Allohu Akbar … Allohu Akbar ….

Alhamdulillah,” ucapku sembari berjalan ke ruang makan. Aku melihat ada banyak hidangan di sana. Perutku yang sudah melolong sedari tadi tak sabar mencicipi semua hidangan.

Aku duduk dan tersenyum kepada Lastri serta Ibuku. Sedangkan Bapak masih asik dengan korannya.

“Pak, sudah magrib,” seru Ibu.

Bapak berjalan ke meja makan dan duduk di kursi kesayangannya. “Belum mantu ya ini? Hehe,” canda Bapak sembari menduduk, memperhatikan ikan ayam bumbu merah di atas meja. “Aku tak sabar menyantapnya.”

CUT …. Oke kita break dulu ya!”

Maafkan aku … perutku … kamu harus bersabar! Belum saatnya kita menikmati hidangan itu. Buka puasanya setelah kita masuk di adegan selanjutnya. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@alwindara : Makasih banyak kak, udah mau mampir dan meninggalkan jejak. :)
@lenggo : Terharu baca komen kakak. Makasih kak udah baca dan meninggalkan jejak. :)
@wilmanlumbantoruan : Makasih kak sudah baca, dan menibggalkan jejak. :)
adem bangeet bacanya...
dibuat beragam kak, sekeluarnya ide. :) makasih kak udah berkunjung. :)
Islami sekali ceriranya
Rekomendasi dari Religi
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Novel
Awal dan Akhir Kisah
Arunika Chayra
Flash
[Irene] Reinkarnasi Terdahulu
Almira
Novel
Gold
Jihad Julia
Mizan Publishing
Novel
Gold
Muda Mulia
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Sebuah Pengabdian
Anggrek Handayani
Cerpen
Bronze
PESAWAT TERTEMBAK DI HARI LEBARAN
sri wintala achmad
Novel
Bronze
Embun di Atas Daun Maple
Hadis Mevlana
Novel
Lelaki Pilihan
Syafaa Dewi
Flash
Saat Tangannya Menyentuh Ujung Jilbabku
Lady Mia Hasneni
Novel
Gold
150 Kisah Utsman ibn Affan
Mizan Publishing
Novel
Muara Cinta di Titik Semula
Faiz el Faza
Novel
Kepak Sayap Andromeda
Aulia Mumtaza
Flash
Bronze
Lelaki di Seberang Istiqlal (Membicarakan Adam 14)
Silvarani
Novel
Cahaya Dari Bellapunranga
Andi Sukma Asar
Rekomendasi
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Flash
Lelaki dengan Sepatu Jebolnya
Sena N. A.
Novel
Bronze
Gerbang Ke Empat
Sena N. A.
Flash
Jangan Makan Pisang Itu! Pamali!
Sena N. A.
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.
Flash
Salah Sambung
Sena N. A.
Flash
Bangku Ujian
Sena N. A.
Flash
Kapan Aku Bangun?
Sena N. A.
Flash
Mimpi Kita
Sena N. A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Flash
Jam Tangan
Sena N. A.
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.