Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Lari!
12
Suka
6,664
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku berlari dan terus berlari. Berlari dan terus berlari. Berlari tanpa jeda, tanpa kenal lelah, tanpa tahu bagaimana cara berhenti. Sekalipun telapak kaki berdarah, sekalipun peluh mengeras menjadi garam, aku berlari dan terus berlari. Mengabaikan rasa sakit. Mengacuhkan rasa letih. Aku berlari

melewati sengat matahari, terik rembulan, malam-malam beku, pagi dan siang, sore dan malam, menara lonceng di fajar belia, masa-masa yang hilang, kenangan yang nirmakna. Aku berlari

melewati desa-desa yang kebakaran, jalan-jalan berasap, kota-kota yang ditinggal hujan, benua yang kehilangan hutan, rumah-rumah yang kehabisan warna, sawah-sawah yang kekeringan. Aku berlari

melewati wajah-wajah tanpa jiwa, bocah-bocah kelaparan, pembuangan sampah, para ibu yang mengais makanan di tumpukan plastik dan belatung, para ayah yang membakar diri, pelacur-pelacur yang menganggap diri berdosa lalu berdoa sepenuh hati. Aku berlari

melewati para pemimpin yang perutnya segemuk babi, melewati pak presiden yang tersenyum manis memangku cucu, melewati para koruptor yang melambaikan tangan tak tahu malu, melewati orang-orang yang kekenyangan tapi masih ingin mengunyah. Aku berlari

melewati kaum agamis yang mulutnya penuh tahi, melewati motivator-motivator gila yang doyan mengumbar ilusi, melewati rumah ibadah yang dilempari bom, melewati tangis-tangis kehilangan yang disukai berita. Aku berlari

sejauh mungkin dari hari-hari yang memuakkan ini, dari hidup yang kehilangan makna, dari tanya yang tak kunjung terjawab, dari maut yang tak jua kutemukan. Kau bertanya, apa yang ingin kauraih dengan kedua tangan yang buntung itu? Tapi kau tak perlu tahu. Aku hanya ingin berlari hingga rasa ingin itu lenyap tak berbekas. Aku sudah kehilangan rasa sakit, kebas dari rasa senang, tak tahu lagi apa itu lega, tak sedih tak jua bahagia. Aku sekadar wadah kosong yang terus berlari, tak mampu berhenti. Sebab berhenti membuatku runtuh berkeping-keping. Sebab berhenti membuat perasaanku kembali. Hidup menuntutku mengabaikan segalanya. Aku berlari

hingga kakiku tak lagi menapak tanah. Aku berlari 

meninggalkan jejak darah yang memanjang ke ujung dunia. Aku berlari 

tanpa putus, dengan degup jantung yang semakin pupus. Aku berlari 

menembus cakrawala, melampaui matahari, meretas segala rahasia

hingga sayap tumbuh di punggungku hanya untuk terbakar mengabu

dan dari abu itu lahirlah kehidupan—serupa burung api menjelma 

dari kematiannya sendiri. Aku berlari

tanpa kenal lelah 

untuk merengkuh Cahaya. Aku berlari 

hingga menjadi Aku.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Pembabakan dari satu syair panjang yang dikondisikan semirip pecahan syair berima butuh kepekaan tersendiri. Penulis ini sabodo amat dengan aturan, gairah eksperimentasinya terasa kuat. Pencaian bentuk bentuk baru menjadi konsep dasarnya. Saya sematkan rasa hormat untuk naskah ini.
Puitisssss (huruf S ada 5)
Saya paham kenapa ini huruf miring.
Rekomendasi dari Religi
Flash
Lari!
Rafael Yanuar
Novel
Gold
Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia
Noura Publishing
Flash
Bronze
Aku Bukan Maria ( Perempuan Tanah Syurga)
Bisma Lucky Narendra
Cerpen
Bronze
Terjerat Cinta Ustadzah
muhammad budi suryono
Novel
Bronze
Embun di Atas Daun Maple
Hadis Mevlana
Novel
Gold
Islam itu Rahmatan Lil Alamin Bukan untuk Kamu Sendiri
Noura Publishing
Novel
Aruna
kieva aulian
Novel
Gold
150 Kisah Utsman ibn Affan
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Bidadari Kiriman Tuhan
Nurhidayah Ade Triana
Novel
BAITI JANNATI
JWT Kingdom
Novel
Selepas Hujan
Makrifatul Illah
Novel
Bronze
Malaikat Bermata Hazel
iqbal syarifuddin muhammad
Novel
Gold
Islam Itu Ramah Bukan Marah
Noura Publishing
Novel
Gold
A Tribute
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Campuri urusanku Tuhan
Yuanita Faridatun Ni'mah
Rekomendasi
Flash
Lari!
Rafael Yanuar
Cerpen
Catatan Harian Pak Treng
Rafael Yanuar
Flash
Jalan Sepajang Malam
Rafael Yanuar
Flash
Lebih dari Cukup
Rafael Yanuar
Flash
Merayakan Tahun Baru
Rafael Yanuar
Cerpen
Selembar Dunia
Rafael Yanuar
Cerpen
Kunang-Kunang di Jendela
Rafael Yanuar
Cerpen
Tujuh Belasan di Desa Dukun
Rafael Yanuar
Cerpen
Menulis Haiku
Rafael Yanuar
Flash
Ding Dong, Bioskop, dan Kafe
Rafael Yanuar
Cerpen
Toko Buku Kecil di Kaki Bukit
Rafael Yanuar
Novel
Perjalanan Semusim
Rafael Yanuar
Cerpen
Racau
Rafael Yanuar
Flash
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
Rafael Yanuar
Novel
Lumbung Kisah
Rafael Yanuar