Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Suapan Terakhir
9
Suka
10,565
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ruangan itu terlihat dipenuhi puluhan anak-anak. Ada yang berkerudung dan ada yang berpeci dengan warna senada. Anak-anak duduk bersila membentuk sebuah lingkaran mengelilingi ruangan seluas 15 meter persegi itu.

Sebut saja namanya Dito, salah satu dari mereka yang berusia 5 tahun—paling muda di antara semua yang datang. Hari ini adalah hari pertamanya berpuasa, satu hari penuh. Sedari pagi ia sudah merasa kehausan dan ingin sekali mencuri sisa makanan sahur di dapur panti—tempat ia tinggal. Tapi keinginannya tidak bisa terwujud karena ia takut, takut Alloh marah katanya.

Mata Dito tertuju pada hidangan yang dibagikan oleh pemilik rumah. Wajahnya berseri-seri melihat apa yang ada di depannya. Dahaga yang telah ia pendam serta perihnya perut menahan lapar tak terasa lagi. Dito terpaku cukup lama.

“Sudah boleh makan,” ucap sosok di sebelahnya bersamaan dengan adzan magrib yang terdengar. “Tapi baca do’a bersama dulu.”

Dito tersenyum. Ia mengikuti bacaan doa yang dipimpin oleh pemilik rumah. Semua yang ada di ruangan terlihat bersemangat.

Dito mulai melahap hidangan yang ada di depannya. Ia menyingkirkan satu makanan di pinggiran piring—olahan kentang berbentuk bulat. Ia menyendok nasi dan potongan rendang sapi. Dito tersenyum ke pada sosok di sebelahnya. “Kak, gak bisa buka,” ucapnya sembari menyerahkan satu gelas air minum.

“Caranya seperti ini,” ucap sosok disebelahnya sembari menusukkan sedotan ke bagian atas gelas air minum. Sosok yang menjaga Dito sedari ia datang di panti, namanya Romi.

“Terimakasih Kak Romi,” ucapnya.

“Sama-sama Dito,” jawabnya sembari melirik piring Dito. “Wah, kamu hebat. Makanannmu sudah habis.”

Dito tersenyum lalu berkata, “tinggal satu suap Kak.”

“Hemm …?”

Dito melihat piringnya. Dito mengerutkan dahinya. Bibirnya manyun. “Kak berkedel kentangku dimana?” Dito menoleh ke kanan dan ke kiri.

“Ini?” ucap sosok lain di sebelah Dito sembari memperlihatkan separoh perkedel kentang yang telah ia lahap.

“Loh, kok di makan?”

“Aku pikir kamu tidak mau makan,” jawabnya dengan datar sembari tersenyum.

Terlihat pemilik panti menggeleng-gelengkan kepalanya. “Awab, kalau mau ambil punya seseorang harus bilang dulu.”

Dito menatap piringnya yang hanya ditemani sendok. Ia menggigit potongan semangka demi mengalihkan kerinduannya pada suapan terakhir yang baru saja terlewatkan.

Lain kali jangan pernah menyisihkan makanan kesukaanmu! Jika mungkin, lahaplah selagi perutmu kosong! Karena … nikmatnya akan lebih terasa berkali-kali lipat. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Emang kebiasaan gitu sih ya, makanan kesukaan dimakan terakhir, kayak kulit ayam crispy misalnya, trs ada aja org iseng yg nanya, itu ngga mau? Yah msh mending nanya, ini maen embat aja 😆
Ahaha, combain cerita ini ceritanya :)
Nanti di makan Si Sultan, si pemulung yang doyan coklat haha.
terimakasih kak Gita Eva Oktavia :)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Novel
Gold
REEM
Mizan Publishing
Novel
Bronze
A Miracle (Luka Hati Faris)
Zainur Rifky
Flash
Bronze
Doa yang Menggugat
Bakasai
Flash
Nestapa
Mahmud
Novel
'Ain Sin Qaf
Nurillah Achmad
Novel
Gold
Sukses di Usia Muda, Harga Mati
Mizan Publishing
Novel
Suami Terbaik
Rahmatul Husni
Novel
Gold
Lentera Ukhuwah
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Melamar Mas Ammar
Sri Sulastri
Novel
Bronze
Istana Kedua
Khairul Azzam El Maliky
Komik
Gold
Super Soleh
Kwikku Creator
Novel
Ali Si Bocah Kuat
Dudun Parwanto
Novel
Gold
Secangkir Teh dan Sepotong Ketupat
Mizan Publishing
Novel
Gold
Hidup Itu harus Pintar Ngegas Ngerem
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Novel
Bronze
Gerbang Ke Empat
Sena N. A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Flash
Salah Sambung
Sena N. A.
Flash
Bangku Ujian
Sena N. A.
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.
Flash
Kapan Aku Bangun?
Sena N. A.
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Flash
Jam Tangan
Sena N. A.
Flash
Jangan Makan Pisang Itu! Pamali!
Sena N. A.
Flash
Lelaki dengan Sepatu Jebolnya
Sena N. A.
Flash
Mimpi Kita
Sena N. A.