Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Suapan Terakhir
9
Suka
10,525
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ruangan itu terlihat dipenuhi puluhan anak-anak. Ada yang berkerudung dan ada yang berpeci dengan warna senada. Anak-anak duduk bersila membentuk sebuah lingkaran mengelilingi ruangan seluas 15 meter persegi itu.

Sebut saja namanya Dito, salah satu dari mereka yang berusia 5 tahun—paling muda di antara semua yang datang. Hari ini adalah hari pertamanya berpuasa, satu hari penuh. Sedari pagi ia sudah merasa kehausan dan ingin sekali mencuri sisa makanan sahur di dapur panti—tempat ia tinggal. Tapi keinginannya tidak bisa terwujud karena ia takut, takut Alloh marah katanya.

Mata Dito tertuju pada hidangan yang dibagikan oleh pemilik rumah. Wajahnya berseri-seri melihat apa yang ada di depannya. Dahaga yang telah ia pendam serta perihnya perut menahan lapar tak terasa lagi. Dito terpaku cukup lama.

“Sudah boleh makan,” ucap sosok di sebelahnya bersamaan dengan adzan magrib yang terdengar. “Tapi baca do’a bersama dulu.”

Dito tersenyum. Ia mengikuti bacaan doa yang dipimpin oleh pemilik rumah. Semua yang ada di ruangan terlihat bersemangat.

Dito mulai melahap hidangan yang ada di depannya. Ia menyingkirkan satu makanan di pinggiran piring—olahan kentang berbentuk bulat. Ia menyendok nasi dan potongan rendang sapi. Dito tersenyum ke pada sosok di sebelahnya. “Kak, gak bisa buka,” ucapnya sembari menyerahkan satu gelas air minum.

“Caranya seperti ini,” ucap sosok disebelahnya sembari menusukkan sedotan ke bagian atas gelas air minum. Sosok yang menjaga Dito sedari ia datang di panti, namanya Romi.

“Terimakasih Kak Romi,” ucapnya.

“Sama-sama Dito,” jawabnya sembari melirik piring Dito. “Wah, kamu hebat. Makanannmu sudah habis.”

Dito tersenyum lalu berkata, “tinggal satu suap Kak.”

“Hemm …?”

Dito melihat piringnya. Dito mengerutkan dahinya. Bibirnya manyun. “Kak berkedel kentangku dimana?” Dito menoleh ke kanan dan ke kiri.

“Ini?” ucap sosok lain di sebelah Dito sembari memperlihatkan separoh perkedel kentang yang telah ia lahap.

“Loh, kok di makan?”

“Aku pikir kamu tidak mau makan,” jawabnya dengan datar sembari tersenyum.

Terlihat pemilik panti menggeleng-gelengkan kepalanya. “Awab, kalau mau ambil punya seseorang harus bilang dulu.”

Dito menatap piringnya yang hanya ditemani sendok. Ia menggigit potongan semangka demi mengalihkan kerinduannya pada suapan terakhir yang baru saja terlewatkan.

Lain kali jangan pernah menyisihkan makanan kesukaanmu! Jika mungkin, lahaplah selagi perutmu kosong! Karena … nikmatnya akan lebih terasa berkali-kali lipat. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Emang kebiasaan gitu sih ya, makanan kesukaan dimakan terakhir, kayak kulit ayam crispy misalnya, trs ada aja org iseng yg nanya, itu ngga mau? Yah msh mending nanya, ini maen embat aja 😆
Ahaha, combain cerita ini ceritanya :)
Nanti di makan Si Sultan, si pemulung yang doyan coklat haha.
terimakasih kak Gita Eva Oktavia :)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Novel
Gold
HIJABLICIOUS
Mizan Publishing
Novel
Bronze
The Perfect Muslimah (Chanbaek GS versi Islam)
Faradila Anggi
Novel
Gold
Menata Hati Selepas Luka
Mizan Publishing
Novel
Faith
Aque Sara
Flash
Adi Parasakti
Vitri Dwi Mantik
Cerpen
Bronze
Ayahku Nasihat Hidupku
Daud Farma
Novel
Gold
KIAI UJANG DI NEGERI KANGURU
Noura Publishing
Novel
Tulah Badar
Ana Latifa
Novel
Gold
Ali ibn Abi Thalib
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Temaram: Ada Cinta di Balik Cinta!
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Gold
Aku Tak Sempurna
Mizan Publishing
Novel
Dream Or Love
dhiinasaf
Novel
Keluarga Suci Sang Nabi Saw
Rida Fitria
Novel
Gold
Muda Mulia
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Flash
Lelaki dengan Sepatu Jebolnya
Sena N. A.
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.
Flash
Jam Tangan
Sena N. A.
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Flash
Salah Sambung
Sena N. A.
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.
Flash
Mimpi Kita
Sena N. A.
Flash
Kapan Aku Bangun?
Sena N. A.
Flash
Jangan Makan Pisang Itu! Pamali!
Sena N. A.
Flash
Bangku Ujian
Sena N. A.