Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Mencari Kacamata
12
Suka
6,755
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ketika burung-burung induk semang berkicau tak henti-henti di beranda, pada Minggu pagi yang damai di sebuah indekos, Jaka, Badrun, dan Bono berkumpul di kamar Ahmad ketika empunya kamar datang dengan wajah dipenuhi berton-ton pertanyaan, “Ada yang lihat kacamataku?” 

Ketiga temannya memandang Ahmad dengan tatapan bingung. 

“Itu ada di—“ sebelum Badrun sempat menyelesaikan kalimatnya dengan “di atas kepalamu”, karena kacamata Ahmad memang ada di atas kepalanya, Jaka langsung memotongnya dengan berkata, “Mungkin jatuh di jalan. Kamu habis ke mana?”

Bono mengangguk setuju meski matanya masih tertuju kepada video pemersatu bangsa(t) di layar komputer. “Pasti kamu lupa,” katanya sambil menggaruk-garuk celana. Entah apa yang digaruk.

Aha. Badrun langsung mengerti. Rupanya ada persengkokolan tanpa rencana yang terjadi di antara mereka. Jaka dan Bono pasti sedang mengerjai Ahmad, dan dia pun harus bergabung agar tidak merusak momen eureka. “Don’t worry, kita bantu cari,” kata Badrun sambil menepuk pundak Ahmad. Bono mengerang karena aktivitasnya terganggu padahal dia sebentar lagi mencapai puncak—entah puncak apa yang dia maksud. Jaka pun sama, dengan malas, dia tutup komiknya. Namun, demi darah persahabatan yang mengalir sejak sekolah dasar—kini keempatnya hampir lulus SMA, mereka bangkit untuk membantu Ahmad.

“Tadi ke mana? Kita mulai dari sana,” kata Jaka.

“Toilet,” jawab Ahmad.

Karena tidak ada apa pun di toilet, mereka mencari ke tempat yang lebih jauh. 

“Kayaknya jatuh di warung seberang kos,” kata Ahmad. “Aku sarapan di sana.”

“Masuk akal,” jawab Jaka.

“Masuk akal,” Bono mengikuti Jaka.

“Masuk akal,” Badrun mengikuti Jaka dan Bono.

“Sekali lagi ada ‘masuk akal’, kalian dapat piring,” Ahmad kesal.

"Masuk akal," kata Badrun, Jaka, dan Bono.

"Mana piringnya?" kata Badrun, Jaka, dan Bono. 

Keempat remaja itu memasuki Warteg di seberang jalan, lalu sibuk mencari kacamata Ahmad. Bono mengangkat wadah sendok—nihil. Jaka mengintip kotak tisu—zonk. Ahmad mengangkat piring pelanggan lain—dipisuhi. Badrun mengambil gorengan, menggigitnya, lalu menaruhnya lagi.

“Kalian ini lagi apa toh, Blung?” gadis pemilik warung yang wajahnya setenang telaga, risih melihat empat sekawan yang tingkahnya tidak pernah wajar itu.

“Anu, Mbak, kita lagi cari kacamata si Ahmad,” jawab Jaka. “Hilang sejak pagi.”

Lah, itu di kepalanya apa?” kata penjaga Warteg

Lho, iya, Mad, jebule selama ini ing ndasmu?” Jaka menimpali.

“Oalah, Mad. Isin aku duwe batur kayak kowe,” Bono memanasi.

Ahmad mengelus kepalanya, lalu menemukan benda yang dicarinya selama ini. “Asu kalian.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
FF nya lucu :)
Rekomendasi dari Komedi
Flash
Mencari Kacamata
Rafael Yanuar
Komik
Jangan Asal Ikut-ikutan
Tethy Ezokanzo
Flash
Cerita-cerita Lucu
R.Blodot
Komik
Balada Tukang Bakso
annastasia
Flash
Bronze
Ngereh
Bakasai
Flash
Bronze
Jika Patah Hati Bisa Ngomong...
Shabrina Farha Nisa
Cerpen
Bronze
Paket xxx
Rizal Syaiful Hidayat
Cerpen
Terajana (Teras Janda Muda)
Ragiel JP
Cerpen
Takhayul
Normal Temperature
Flash
Sebelum Dipanggil
hyu
Cerpen
Hedonisme Bos Cendol
Doddy Rakhmat
Komik
Bronze
The Fake Family
Agam Nasrulloh
Komik
Ron Macaron's
puguh rizki brajananta
Cerpen
Tetangga Selebrita
Hilmiatu Zahra
Flash
Kebal
KOJI
Rekomendasi
Flash
Mencari Kacamata
Rafael Yanuar
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Flash
Kepada Mantan Kekasihku
Rafael Yanuar
Flash
Jalan Sepajang Malam
Rafael Yanuar
Cerpen
Toko Buku Kecil di Kaki Bukit
Rafael Yanuar
Flash
Secangkir Teh
Rafael Yanuar
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Novel
Perjalanan Semusim
Rafael Yanuar
Cerpen
Catatan Harian Pak Treng
Rafael Yanuar
Cerpen
Tujuh Belasan di Desa Dukun
Rafael Yanuar
Cerpen
Kisah Rubah
Rafael Yanuar
Flash
Kekasih Hujan
Rafael Yanuar
Flash
Rafa Pergi ke Surga
Rafael Yanuar
Flash
Janji Santiago
Rafael Yanuar
Flash
Dunia dalam Tas
Rafael Yanuar