Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Suapan Terakhir
10
Suka
14,379
Dibaca

Ruangan itu terlihat dipenuhi puluhan anak-anak. Ada yang berkerudung dan ada yang berpeci dengan warna senada. Anak-anak duduk bersila membentuk sebuah lingkaran mengelilingi ruangan seluas 15 meter persegi itu.

Sebut saja namanya Dito, salah satu dari mereka yang berusia 5 tahun—paling muda di antara semua yang datang. Hari ini adalah hari pertamanya berpuasa, satu hari penuh. Sedari pagi ia sudah merasa kehausan dan ingin sekali mencuri sisa makanan sahur di dapur panti—tempat ia tinggal. Tapi keinginannya tidak bisa terwujud karena ia takut, takut Alloh marah katanya.

Mata Dito tertuju pada hidangan yang dibagikan oleh pemilik rumah. Wajahnya berseri-seri melihat apa yang ada di depannya. Dahaga yang telah ia pendam serta perihnya perut menahan lapar tak terasa lagi. Dito terpaku cukup lama.

“Sudah boleh makan,” ucap sosok di sebelahnya bersamaan dengan adzan magrib yang terdengar. “Tapi baca do’a bersama dulu.”

Dito tersenyum. Ia mengikuti bacaan doa yang dipimpin oleh pemilik rumah. Semua yang ada di ruangan terlihat bersemangat.

Dito mulai melahap hidangan yang ada di depannya. Ia menyingkirkan satu makanan di pinggiran piring—olahan kentang berbentuk bulat. Ia menyendok nasi dan potongan rendang sapi. Dito tersenyum ke pada sosok di sebelahnya. “Kak, gak bisa buka,” ucapnya sembari menyerahkan satu gelas air minum.

“Caranya seperti ini,” ucap sosok disebelahnya sembari menusukkan sedotan ke bagian atas gelas air minum. Sosok yang menjaga Dito sedari ia datang di panti, namanya Romi.

“Terimakasih Kak Romi,” ucapnya.

“Sama-sama Dito,” jawabnya sembari melirik piring Dito. “Wah, kamu hebat. Makanannmu sudah habis.”

Dito tersenyum lalu berkata, “tinggal satu suap Kak.”

“Hemm …?”

Dito melihat piringnya. Dito mengerutkan dahinya. Bibirnya manyun. “Kak berkedel kentangku dimana?” Dito menoleh ke kanan dan ke kiri.

“Ini?” ucap sosok lain di sebelah Dito sembari memperlihatkan separoh perkedel kentang yang telah ia lahap.

“Loh, kok di makan?”

“Aku pikir kamu tidak mau makan,” jawabnya dengan datar sembari tersenyum.

Terlihat pemilik panti menggeleng-gelengkan kepalanya. “Awab, kalau mau ambil punya seseorang harus bilang dulu.”

Dito menatap piringnya yang hanya ditemani sendok. Ia menggigit potongan semangka demi mengalihkan kerinduannya pada suapan terakhir yang baru saja terlewatkan.

Lain kali jangan pernah menyisihkan makanan kesukaanmu! Jika mungkin, lahaplah selagi perutmu kosong! Karena … nikmatnya akan lebih terasa berkali-kali lipat. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (5)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Novel
My Destiny is You
Almayna
Novel
Aruna
kieva aulian
Cerpen
Bronze
Suara di Kuburan
Tin Miswary
Novel
Bronze
Derita Aisyah!
Cindy Elfira Putri
Novel
Hagia Sophia
Ratsel
Novel
Gold
Dari Delft Hingga Madinah
Noura Publishing
Novel
Bronze
Hari-Hari Berat
Titin Widyawati
Novel
Bronze
Kulabuhkan Cintaku di Hatimu
Imajinasiku
Skrip Film
Bianglala: Forbidden Love Between Two Cities Apple
Imajinasiku
Flash
Bronze
SUMMON LEVEN
Hans Wysiwyg
Novel
Gold
Dreams Come True
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Jodoh Dari Surga
Eko Hartono
Novel
Socha, Penolong Tuhan.
Rizky Brawijaya
Novel
Bronze
Hanya karena Aku Wanita: Tak Berhakkah Aku Punya Cita-Cita?
lina sellin
Rekomendasi
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Flash
Jam Tangan
Sena N. A.
Novel
Bronze
Gerbang Ke Empat
Sena N. A.
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Flash
Mimpi Kita
Sena N. A.
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.
Flash
Jangan Makan Pisang Itu! Pamali!
Sena N. A.
Flash
Bangku Ujian
Sena N. A.
Flash
Salah Sambung
Sena N. A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Flash
Kapan Aku Bangun?
Sena N. A.
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Flash
Lelaki dengan Sepatu Jebolnya
Sena N. A.
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.