Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Sejarah
Drupadi
5
Suka
6,657
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Yudhistira terus didera kekalahan. Ia semakin tenggelam dalam tipu muslihat yang dilakukan oleh Duryudhana. Nakula, Sadewa, Arjuna, dan Bima telah dipertaruhkan. Tak ada satu pun kemenangan yang dimenangkan oleh Yudhistira. Semuanya telah habis untuk dipertaruhkan. Duryudhana, Sengkuni, Karna, Kurawa, dan Dursasana tertawa mengejek. Mereka ingin melihat Pandawa sengsara.

Duryudhana dengan segala tipu muslihatnya berusaha mengambi semua yang dimiliki oleh Yudhistira. “Semua telah kamu pertaruhkan dalam permainan dadu ini. Kau sudah tak mempunyai apa pun kecuali istrimu! Jika kau mempertaruhkan istrimu dan memenangkan satu permainan, aku akan mengembalikan semuanya! Ini tawaran yang luar biasa!”     

Rombongan Yudhistira menundukkan kepala. Mereka tak tahu apa yang harus dilakukan. Yudhistira telah gelap mata dalam permainan judi dadu. Ia semakin terpancing untuk terus bermain dan berusaha untuk memenangkan permainan. Namun, Duryudhana tetap yang memenangkan permainan. Ia telah mengambil kerajaan, kekayaan, prajuritnya, empat Pandawa, dan Drupadi.

Duryudhana memerintah Sengkuni untuk melepaskan baju yang dipakai oleh Drupadi. Namun, Drupadi menolaknya, jari telunjuknya mencungkil kedua bola matanya, dan melemparkan bola mata itu ke hadapan Sengkuni. Bola mata itu keluar dua kaki dan dua tangan, membelah diri menjadi ribuan, dan bola mata itu menyerang semua orang. Mereka lantas menyerang mata itu dengan senjata apa saja.

Sengkuni mengambil senjata Gada milik Bhisma dan menyerang bola mata itu dengan membabi buta. Namun, ketika bola mata itu hancur justru menjadi semakin banyak seperti membelah diri. Semakin lama, ia mulai lelah dan mengamati sekeliling. Semua orang telah mati, baik dari pihak Yudhistira dan Duryudhana. Bola mata itu masuk melalui mulut, hidung, telinga, beberapa lubang yang ada di tubuh manusia, bahkan beberapa bola mata telah merobek perut. 

Sengkuni berusaha lari secepat mungkin. Namun, semua bola mata itu mengejarnya, mulai masuk ke dalam mulutnya. Kedua tangannya menutup mulutnya, tetapi bola mata itu mulai merubungnya, masuk ke dalam tubuhnya, dan menciptakan benjolan berwarna merah dan mengeluarkan nanah yang menjijikkan. Alhasil, Sengkuni mati dengan keadaan yang mengenaskan.

Drupadi lantas tertawa terbahak-bahak melihat semua orang mati. Ia mulai melafalkan mantra untuk memanggil mata itu kembali. Satu demi satu mata itu mulai bersatu, sampai akhirnya tersisa dua bola mata. Namun, kedua bola mata itu tak mau kembali dan memilih jalan hidupnya sendiri.

           Ruang Sang Hyang Widhi, 5 April 2021.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Sejarah
Flash
Drupadi
Nur Khafidhin
Novel
Bronze
Juni Berdarah Pasca-Reformasi
Hariyadi Eko Priatmono
Novel
Gold
Dunia Dari Keping Ingatan
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Kemelut memorasa
Frisca Amelia
Novel
Pasokkorang Kingdom
Iyun Na
Novel
Gold
KKPK Aku Calon Presiden
Mizan Publishing
Novel
Bronze
DIKEJAR DOSA
Donny Sixx
Novel
Gold
Kolecer & Hari Raya Hantu
Mizan Publishing
Novel
Indonesia Terbakar
Eunike Mariyani
Novel
Bronze
DI BAWAH LANGIT REFORMASI
Rizki Ramadhana
Novel
Bronze
Dermaga
Yohana Indriani
Novel
Gold
Gulag
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Garis Waktu yang Terulang
Dimas Adiputra
Cerpen
Bronze
Payau Emas Terlarang
Putri Rafi
Novel
Bronze
ANDARU: TRAGEDI 1998
Arum faizatul umami
Rekomendasi
Flash
Drupadi
Nur Khafidhin
Flash
Sang Hyang Wenang
Nur Khafidhin
Flash
Kota Hastinapura
Nur Khafidhin
Flash
Brahma Menghancurkan Semesta
Nur Khafidhin
Novel
Kereta Kematian
Nur Khafidhin
Novel
Kala
Nur Khafidhin