Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Sigma
7
Suka
6,957
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

London, ditempat penampungan anak yatim piatu.

Petugas sosial hendak menjemput Erick. Anak itu baru 3 hari dipenampungan, karena ayahnya membunuh ibunya sendiri.

Saat itu para tetangga datang menolong, jeritan ibu Erick terdengar lantang, maka tak perlu waktu yang lama untuk menangkap ayahnya. Namun sayangnya ibu Erick meninggal, tusukan di leher membuat nyawanya meninggalkan tubuhnya.

Erick tak menangis. Dia memeluk ibunya seiring melihat ayahnya dibekuk warga. Erick baru melepas ibunya ketika petugas medis datang.

Mereka membawa ibunya dengan ambulan. Sedangkan Erick dibawa pergi dengan ambulan yang berbeda.

Erick sama sekali tidak berbicara. Dia duduk di ranjang bangsalnya. Dia hanya makan, duduk, mandi, tidur. Selama tiga hari, ini membuat petugas rumah sakit cemas.

Akhirnya petugas sosial mengajak Erick menuju penampungan, di sana tempat perawatan yang tak kalah lengkap dengan rumah sakit.

Adam, si petugas meninggalkan Erick di penampungan selama 3 hari.

Sebelumnya ia berkata pada Erick, "Aku akan datang kembali," lalu menepuk pelan kepala Erick.

Dan ini tepat hari ke-3. Sesuai janjinya Adam berkunjung.

"Dimana Erick suster?"

Suster paruh baya itu menuntun Adam ke tempat Erick.

"Dia ada di taman," ujarnya lembut.

"Bagaimana perkembangan Erick, suster?" tanya Adam.

Mereka masuk ke ruang. Ada meja 4 yang disetiap keliling ada sebuah kursi kecil warna-warni, papan tulis dan perabot belajar untuk anak kecil lainnya.

Mereka berdua berdiri di teras ruangan itu. Mendapati Erick sedang menatap ke atas sendirian.

"Saya takut, Erick tidak bisa mengekspresikan emosinya. Dia cenderung diam, enggan berbicara, kami sudah berusaha mengajaknya berbicara. Tapi Erick masih bungkam."

"Hmnn, pertama saya lihat dia ditempat kejadian, dia memeluk ibunya, anak kecil normal pasti menangis tapi Ercik hanya diam."

"Ah, kasihan sekali anak itu," urat kening suster berkerut membayangkan betapa sedih Erick dan derita yang ditanggung.

"Apa yang sedang ia perhatikan?"

"Entah, saya sudah coba bertanya, tapi dia tidak menjawabnya. Apakah itu salju, langit, pohon?"

"Saya berharap dia memandang langit."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Sigma
Donquixote
Cerpen
Bronze
ALBEERCHT VAN WALLESTEIN
Ranang Aji SP
Novel
Gold
Rahasia Nenek Piju
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Cenayang dan Arwah Baru
Omius
Novel
Delusi
Asih Tri Setianingrum
Novel
Wali Kala Nanti
Ana Latifa
Novel
Pirsa Mistik
Ariya Gesang
Novel
Gold
KKPK Asyiknya outbound
Mizan Publishing
Novel
Leyl the Writer
Ika Karisma
Novel
The Maid of Ghost
Springkel9
Novel
My roommate
Garis pensil
Cerpen
WITNESS
Rudie Chakil
Cerpen
Misteri Monster Danau
Arthur William R
Cerpen
Bronze
MALAIKAT KEMATIAN
Media Palma
Cerpen
Kematian dalam Ingatan
Mufida Namsa
Rekomendasi
Flash
Sigma
Donquixote
Flash
Terahasia
Donquixote
Flash
Ratu Charlotte
Donquixote
Flash
MORNING LOG
Donquixote
Flash
KOTO - Calling of Heaven
Donquixote
Flash
Kaca Malam Hari
Donquixote
Flash
Nyai Roro Kidul-Chan - Legend of South Sea
Donquixote
Flash
KRESNA-The Black Knight
Donquixote
Flash
Pengawal Putri
Donquixote
Novel
PENCIL 2B
Donquixote
Flash
Kekuatan Super
Donquixote
Flash
Betina Bodoh
Donquixote
Flash
THE DEATH
Donquixote
Flash
Fantasy Cewek
Donquixote
Flash
Wage Rudolf (WR) Supratman - Nation Violinist Treasure
Donquixote