Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Sigma
7
Suka
6,969
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

London, ditempat penampungan anak yatim piatu.

Petugas sosial hendak menjemput Erick. Anak itu baru 3 hari dipenampungan, karena ayahnya membunuh ibunya sendiri.

Saat itu para tetangga datang menolong, jeritan ibu Erick terdengar lantang, maka tak perlu waktu yang lama untuk menangkap ayahnya. Namun sayangnya ibu Erick meninggal, tusukan di leher membuat nyawanya meninggalkan tubuhnya.

Erick tak menangis. Dia memeluk ibunya seiring melihat ayahnya dibekuk warga. Erick baru melepas ibunya ketika petugas medis datang.

Mereka membawa ibunya dengan ambulan. Sedangkan Erick dibawa pergi dengan ambulan yang berbeda.

Erick sama sekali tidak berbicara. Dia duduk di ranjang bangsalnya. Dia hanya makan, duduk, mandi, tidur. Selama tiga hari, ini membuat petugas rumah sakit cemas.

Akhirnya petugas sosial mengajak Erick menuju penampungan, di sana tempat perawatan yang tak kalah lengkap dengan rumah sakit.

Adam, si petugas meninggalkan Erick di penampungan selama 3 hari.

Sebelumnya ia berkata pada Erick, "Aku akan datang kembali," lalu menepuk pelan kepala Erick.

Dan ini tepat hari ke-3. Sesuai janjinya Adam berkunjung.

"Dimana Erick suster?"

Suster paruh baya itu menuntun Adam ke tempat Erick.

"Dia ada di taman," ujarnya lembut.

"Bagaimana perkembangan Erick, suster?" tanya Adam.

Mereka masuk ke ruang. Ada meja 4 yang disetiap keliling ada sebuah kursi kecil warna-warni, papan tulis dan perabot belajar untuk anak kecil lainnya.

Mereka berdua berdiri di teras ruangan itu. Mendapati Erick sedang menatap ke atas sendirian.

"Saya takut, Erick tidak bisa mengekspresikan emosinya. Dia cenderung diam, enggan berbicara, kami sudah berusaha mengajaknya berbicara. Tapi Erick masih bungkam."

"Hmnn, pertama saya lihat dia ditempat kejadian, dia memeluk ibunya, anak kecil normal pasti menangis tapi Ercik hanya diam."

"Ah, kasihan sekali anak itu," urat kening suster berkerut membayangkan betapa sedih Erick dan derita yang ditanggung.

"Apa yang sedang ia perhatikan?"

"Entah, saya sudah coba bertanya, tapi dia tidak menjawabnya. Apakah itu salju, langit, pohon?"

"Saya berharap dia memandang langit."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Sigma
Donquixote
Novel
Bronze
Love Freak
Faisal Ridha Dmt
Novel
Gold
Digital Fortress
Mizan Publishing
Novel
Petaka Kala Itu
Jia Aviena
Novel
NONE the red wol
meal_libra|BLACkend077
Flash
JIKA JIWAMU DALAM RAGAKU
M Fadly Hasibuan
Novel
Bronze
Sabtu Malam Lisa
Listian Nova
Flash
Kunci Ruangan Itu
Arwis Pitha
Flash
Percakapan di Kereta Hantu Manggarai
Galih Citra
Novel
Bronze
Limit: Rahasia Si Pencuri
Syafira Muna
Cerpen
Bronze
Pesugihan
Iena_Mansur
Cerpen
Selepas Petang
Venny P.
Flash
Kapur
Ikhsannu Hakim
Cerpen
Bronze
Pinjam Seratus
Heri Winarko
Novel
Perempuan Satu Peni
Revia
Rekomendasi
Flash
Sigma
Donquixote
Flash
Kaca Malam Hari
Donquixote
Novel
PENCIL 2B
Donquixote
Flash
Ratu Charlotte
Donquixote
Flash
Kasus Pembunuhan #CD2210102
Donquixote
Flash
HORUS-God of Truce
Donquixote
Flash
Betina Bodoh
Donquixote
Flash
Massage
Donquixote
Flash
MORNING LOG
Donquixote
Flash
A Little Thing You Do
Donquixote
Flash
Wage Rudolf (WR) Supratman - Nation Violinist Treasure
Donquixote
Flash
KOTO - Calling of Heaven
Donquixote
Flash
Kekuatan Super
Donquixote
Flash
Nyai Roro Kidul-Chan - Legend of South Sea
Donquixote
Flash
SAD-BOY
Donquixote