Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Alarm Hidupku
11
Suka
9,577
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Kertas Koran berserakan di lantai, dengan aroma khas dari pembersih kaca. Tangan mungiku masih tetap sibuk membersihkan noda-noda di kaca jendela. Ya, seperti biasa, setiap hari minggu aku rutin membersihkan rumahku. Tak ada kata bangun siang, kalau aku terlambat, sang surya akan memancarkan sinarnya yang lebih panas, membuatku malas untuk menggerakkan tubuhku. Tak ada yang spesial, hari-hariku, aku jalani seperti anak kecil kebanyakan. Selesai membersihkan kaca jendela, aku memungut semua kertas Koran yang aku gunakan untuk mengelap kaca tadi. Setelah itu, aku pun pergi ke kamarku. Ku tutup pintu kamarku, agar mendapatkan suasana tenang untuk membaca beberapa komik yang ku pinjam dengan temanku. Baju merah putih ternyata telah menggelantung di belakang pintu kamarku.

“Ah, besok sudah hari senin. Huh, besok malas ikut upacara,” ucapku mengeluh dalam hati.

“Nak, Sini sebentar.!!” Seru ibuku memanggil dari arah dapur.

Aku tidak menjawabnya. Ya, layaknya hantu di siang bolong, aku selalu mengagetkan ibuku ketika beliau memanggilku. Itu menjadi hiburanku, ketika beliau memarahiku dengan ekspresi terkejutnya. Setelah puas tertawa, dan amarah ibuku reda. Beliau merogoh saku celananya, dan mengeluarkan sejumlah uang.

“Ini, beli susu kesukaanmu, Nak.!!” Ucapnya kepadaku, sembari memberiku sejumlah uang.

“Siap, Mom.” Jawabku dengan tersenyum lebar.

Tanpa berpikir panjang, aku pun pergi membeli susu kesukaanku, sesuai perintah ibu. Sesampainya di rumah, aku langsung meneguk susu yang tadi aku beli, tentu, dengan uang ibuku. Aku tidak mengetahui, apa maksud beliau. Untuk pertama kalinya, beliau memberikanku uang, tanpa aku memintanya. Tak lama kemudian, ibuku menghampiriku.

“Sudah habis susunya?” Tanya beliau.

“Belum, ibu mau?” tanyaku kepada beliau.

 Lalu, aku menyodorkan susu kotak yang telah ku sedot itu kehadapannya. Ia pun menerimanya, dan langsung menyambar susu yang tinggal setengah itu.

“Selamat Ulang Tahun.” Ucapnya sembari tersenyum dan mengelus kepalaku dengan pelan.

Mataku melebar, susu yang masih dimulutku, segeraku telan dengan kasar. Aku masih tak percaya, hari itu tiba. Dan, ini adalah hadiah pertama yang aku dapatkan dihari yang spesial ini. Dan, tanpaku sadari, itu adalah hadiah terakhirnya.

-CAYA-

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (5)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Selamat
Hana Mutiah
Flash
Alarm Hidupku
Adhy Musaad
Novel
Kopi Rotan Ya Enak
M Fahassin
Skrip Film
Justice for Rose (Script)
Ika Karisma
Skrip Film
AS WE ARE
Ara Segara
Flash
Selamat Pagi Tugas, Tisha
Martha Z. ElKutuby
Flash
LOSE
mafaz mira
Flash
Bronze
Why Don't You Stay?
B12
Cerpen
Bolehkah aku berteman
deru senja
Cerpen
Bronze
Darrasah Tiga Warna
Daud Farma
Novel
Bronze
Cinta Yang Terenggut
Sofia Grace
Komik
UnLove Me
Helena Priscilla
Skrip Film
Berjuta Luka
Risma Mutia .I
Skrip Film
Bintang SMA 107
Yorandy Milan Soraga
Flash
Erika
Lucky
Rekomendasi
Flash
Alarm Hidupku
Adhy Musaad
Cerpen
Delapan Tahun yang Berakhir
Adhy Musaad
Cerpen
Sebuah Pelarian
Adhy Musaad
Flash
Asa yang hampir mati
Adhy Musaad
Cerpen
Bronze
A Strange Story
Adhy Musaad
Flash
Bronze
Blackbird
Adhy Musaad
Novel
Kembali
Adhy Musaad
Komik
Cumimi - Dunia Sotong
Adhy Musaad
Skrip Film
test aja11222
Adhy Musaad