Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Alarm Hidupku
11
Suka
10,405
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Kertas Koran berserakan di lantai, dengan aroma khas dari pembersih kaca. Tangan mungiku masih tetap sibuk membersihkan noda-noda di kaca jendela. Ya, seperti biasa, setiap hari minggu aku rutin membersihkan rumahku. Tak ada kata bangun siang, kalau aku terlambat, sang surya akan memancarkan sinarnya yang lebih panas, membuatku malas untuk menggerakkan tubuhku. Tak ada yang spesial, hari-hariku, aku jalani seperti anak kecil kebanyakan. Selesai membersihkan kaca jendela, aku memungut semua kertas Koran yang aku gunakan untuk mengelap kaca tadi. Setelah itu, aku pun pergi ke kamarku. Ku tutup pintu kamarku, agar mendapatkan suasana tenang untuk membaca beberapa komik yang ku pinjam dengan temanku. Baju merah putih ternyata telah menggelantung di belakang pintu kamarku.

“Ah, besok sudah hari senin. Huh, besok malas ikut upacara,” ucapku mengeluh dalam hati.

“Nak, Sini sebentar.!!” Seru ibuku memanggil dari arah dapur.

Aku tidak menjawabnya. Ya, layaknya hantu di siang bolong, aku selalu mengagetkan ibuku ketika beliau memanggilku. Itu menjadi hiburanku, ketika beliau memarahiku dengan ekspresi terkejutnya. Setelah puas tertawa, dan amarah ibuku reda. Beliau merogoh saku celananya, dan mengeluarkan sejumlah uang.

“Ini, beli susu kesukaanmu, Nak.!!” Ucapnya kepadaku, sembari memberiku sejumlah uang.

“Siap, Mom.” Jawabku dengan tersenyum lebar.

Tanpa berpikir panjang, aku pun pergi membeli susu kesukaanku, sesuai perintah ibu. Sesampainya di rumah, aku langsung meneguk susu yang tadi aku beli, tentu, dengan uang ibuku. Aku tidak mengetahui, apa maksud beliau. Untuk pertama kalinya, beliau memberikanku uang, tanpa aku memintanya. Tak lama kemudian, ibuku menghampiriku.

“Sudah habis susunya?” Tanya beliau.

“Belum, ibu mau?” tanyaku kepada beliau.

 Lalu, aku menyodorkan susu kotak yang telah ku sedot itu kehadapannya. Ia pun menerimanya, dan langsung menyambar susu yang tinggal setengah itu.

“Selamat Ulang Tahun.” Ucapnya sembari tersenyum dan mengelus kepalaku dengan pelan.

Mataku melebar, susu yang masih dimulutku, segeraku telan dengan kasar. Aku masih tak percaya, hari itu tiba. Dan, ini adalah hadiah pertama yang aku dapatkan dihari yang spesial ini. Dan, tanpaku sadari, itu adalah hadiah terakhirnya.

-CAYA-

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (5)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Alarm Hidupku
Adhy Musaad
Novel
Cinta sejati
yopi
Komik
Bronze
KUNTILANAK FALLING IN LOVE
Dy williams7
Komik
PANDORA
Shuichi Gemilang
Skrip Film
Suami Untuk Prita
Eko Hartono
Novel
Scenario
Nur Aisyah Z
Novel
Mata Penghancur Kaca
N_Jai.
Novel
Bronze
Kaligrafi untuk Sabrina
Bisma Lucky Narendra
Novel
Bronze
Warna-Warna Mirna
Dimarifa Dy
Skrip Film
Cincin Tunggal (Script Version)
Okia Prawasti
Skrip Film
Luka
Jia Aviena
Flash
Jamila Tetanggaku 1
Writer In Box
Flash
Surya di Ujung Senja
9inestories
Cerpen
Kunang-Kunang di Jendela
Rafael Yanuar
Cerpen
Seperti Seekor Kupu-kupu yang Hinggap Sebentar di Setangkai Bunga Kemboja Lalu Pergi dan Tak Pernah Kembali
Muhammad Adli Zulkifli
Rekomendasi
Flash
Alarm Hidupku
Adhy Musaad
Flash
Bronze
Blackbird
Adhy Musaad
Cerpen
Bronze
A Strange Story
Adhy Musaad
Komik
Cumimi - Dunia Sotong
Adhy Musaad
Skrip Film
test aja11222
Adhy Musaad
Cerpen
Sebuah Pelarian
Adhy Musaad
Cerpen
Delapan Tahun yang Berakhir
Adhy Musaad
Flash
Asa yang hampir mati
Adhy Musaad
Novel
Kembali
Adhy Musaad