Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Dongeng Senja
11
Suka
6,695
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Fabian berdiri di tepi pantai, menghirup udara laut dan merasakan tiap obyek di pantai memainkan lantunan nada. Melodi air laut berdesir pelan, tak tampak adanya ombak tinggi yang menggulung di lautan. Bersama dengan gerakan yang diciptakan angin memainkan rerumputan liar, suara gesekan-gesekan kecil muncul, menambah suasana yang entah kenapa terasa sangat damai bagi Fabian.

Sudah sekitar setengah jam dia berdiri di bibir pantai, membiarkan ombak kecil menyapu kakinya yang tak mengenakan alas kaki. Merasa lelah, Fabian menghampiri sebuah bangku kayu yang sengaja diletakkannya tak jauh dari bibir pantai. Bangku yang tak pernah dipindahkan. Kini dia duduk menatap sebuah lukisan senja yang terhampar begitu besar di hadapannya. Sebuah lukisan alami klasik yang keindahannya tak pernah membosankan. Menampilkan latar belakang langit jingga, dengan hiasan beludru awan-awan tipis, memberikan sentuhan manis. Gulungan-gulungan air dan buih-buih yang menari di atas kilau permukaan air laut, merefleksikan sebuah kilasan memori sejarah kehidupan di mata Fabian. Semua unsur itu mengiringi setengah lingkaran matahari kemerahan tepat di batas cakrawala.

Mahakarya Agung. Sebuah suara terdengar memuji, mengejutkan Fabian. Seolah tahu persis, bahwa lelaki itu tengah mengagumi keindahan senja. Sang pemilik suara berjalan pelan mendekati Fabian dan duduk di sampingnya. Fabian tersenyum dan mengulang kata-kata wanita yang kini menyandarkan tubuhnya dalam pelukan Fabian. Mahakarya Agung.

Dalam hening, mereka berbagi sentuhan dan belaian senja. Perlahan setengah lingkaran di batas cakrawala itu makin tenggelam, menyadarkan Fabian akan sesuatu. Bahwa setiap rangkaian waktu akan memiliki akhir. Seperti dirinya, yang dulu begitu terang seperti matahari utuh, kini mengikuti alur skenario kehidupan yang membawanya hampir menuju bagian akhir. Sinarnya telah meredup bagai senja dan hampir tenggelam, seperti matahari yang akan lenyap dari garis horison.

Fabian menunduk, menatap wanita di pelukannya yang matanya terpejam. Ada setitik air mata menetes di antara kerutan wajah cantik yang telah menua itu. Fabian mengecup keningnya membuat wanita itu tersenyum. Kemudian dengan lirih dia meminta Dongeng Senja pada Fabian. Mereka menyebutnya Dongeng Senja. Yang tak lain hanyalah berupa serentetan kata-kata manis yang dulu diucapkan pada janji pernikahan Fabian untuk mengajak wanita itu dalam sebuah ikatan suci. Sudah beberapa minggu ini, dia selalu meminta pada Fabian untuk mengucapkannya tiap sore di tepi pantai belakang rumah kecil mereka. Janji yang tak pernah ternoda hingga senja telah menjemput mereka.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Sweet banged & mengharukan
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Dongeng Senja
Liz Lavender
Novel
Possesive Classmate
Eki Kurni Sari
Cerpen
Bintang Mariska Bulan Dua Belas
Shinta Larasati
Novel
Bronze
KHANZA
Nisayu
Flash
Bronze
Ditemani Pagi (Membicarakan Adam 2)
Silvarani
Novel
Jalang
Dinda Angelica
Novel
ADELON
Ifa Shaffa
Cerpen
Bronze
Kekasih Diam-Diam
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
ACCISMUS & PETRIKOR
Nareswari Tyaga Calya Dinhiari
Novel
Sepertiga Waktu Dalam Rasa Rindu
Alfan Hasanah
Novel
SATU SATUNYA JALAN MENUJU DIRIMU
Haryani
Novel
Bronze
Sampah Di Bulan Juni
Yuni Sarah
Komik
Bronze
bad Romance
Fairus Sifa Aprila
Cerpen
Our Last Summer
sisniwati
Novel
Lokasi Yang Tidak Diketahui
Moon
Rekomendasi
Flash
Dongeng Senja
Liz Lavender
Novel
Bronze
Fabricated Love
Liz Lavender
Novel
Bronze
Star-crossed
Liz Lavender
Skrip Film
Fly and Kiss the Sky
Liz Lavender
Novel
Bronze
BLACK COFFEE
Liz Lavender
Flash
Your Lips, My Ears.
Liz Lavender
Flash
Song For You
Liz Lavender
Skrip Film
A15 - A16
Liz Lavender