Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Dongeng Senja
11
Suka
11,748
Dibaca

Fabian berdiri di tepi pantai, menghirup udara laut dan merasakan tiap obyek di pantai memainkan lantunan nada. Melodi air laut berdesir pelan, tak tampak adanya ombak tinggi yang menggulung di lautan. Bersama dengan gerakan yang diciptakan angin memainkan rerumputan liar, suara gesekan-gesekan kecil muncul, menambah suasana yang entah kenapa terasa sangat damai bagi Fabian.

Sudah sekitar setengah jam dia berdiri di bibir pantai, membiarkan ombak kecil menyapu kakinya yang tak mengenakan alas kaki. Merasa lelah, Fabian menghampiri sebuah bangku kayu yang sengaja diletakkannya tak jauh dari bibir pantai. Bangku yang tak pernah dipindahkan. Kini dia duduk menatap sebuah lukisan senja yang terhampar begitu besar di hadapannya. Sebuah lukisan alami klasik yang keindahannya tak pernah membosankan. Menampilkan latar belakang langit jingga, dengan hiasan beludru awan-awan tipis, memberikan sentuhan manis. Gulungan-gulungan air dan buih-buih yang menari di atas kilau permukaan air laut, merefleksikan sebuah kilasan memori sejarah kehidupan di mata Fabian. Semua unsur itu mengiringi setengah lingkaran matahari kemerahan tepat di batas cakrawala.

Mahakarya Agung. Sebuah suara terdengar memuji, mengejutkan Fabian. Seolah tahu persis, bahwa lelaki itu tengah mengagumi keindahan senja. Sang pemilik suara berjalan pelan mendekati Fabian dan duduk di sampingnya. Fabian tersenyum dan mengulang kata-kata wanita yang kini menyandarkan tubuhnya dalam pelukan Fabian. Mahakarya Agung.

Dalam hening, mereka berbagi sentuhan dan belaian senja. Perlahan setengah lingkaran di batas cakrawala itu makin tenggelam, menyadarkan Fabian akan sesuatu. Bahwa setiap rangkaian waktu akan memiliki akhir. Seperti dirinya, yang dulu begitu terang seperti matahari utuh, kini mengikuti alur skenario kehidupan yang membawanya hampir menuju bagian akhir. Sinarnya telah meredup bagai senja dan hampir tenggelam, seperti matahari yang akan lenyap dari garis horison.

Fabian menunduk, menatap wanita di pelukannya yang matanya terpejam. Ada setitik air mata menetes di antara kerutan wajah cantik yang telah menua itu. Fabian mengecup keningnya membuat wanita itu tersenyum. Kemudian dengan lirih dia meminta Dongeng Senja pada Fabian. Mereka menyebutnya Dongeng Senja. Yang tak lain hanyalah berupa serentetan kata-kata manis yang dulu diucapkan pada janji pernikahan Fabian untuk mengajak wanita itu dalam sebuah ikatan suci. Sudah beberapa minggu ini, dia selalu meminta pada Fabian untuk mengucapkannya tiap sore di tepi pantai belakang rumah kecil mereka. Janji yang tak pernah ternoda hingga senja telah menjemput mereka.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Kau Rebut Suamiku ku jadikan kau ipar
Siti Aisah
Flash
Dongeng Senja
Liz Lavender
Novel
Gold
Heartwarming Chocolate
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
CINTA 18 HARI
Dezzi Echi
Novel
Observer
Bahara azwa
Cerpen
Bronze
Unexpected Love
Pipi Park
Novel
Bronze
RIVAL
Kirachusnul
Komik
My School Life
zara adzkia
Cerpen
Collapse
Rama Sudeta A
Novel
Kamu Putusin Aku, Aku Nikahi Bosmu!
muhammad budi suryono
Flash
Sangkar Emas
SavieL
Novel
Yang Dikejar, Lari
Diana Mahmudah
Skrip Film
Boy & Milan
B'gék Éspé
Cerpen
Bronze
Ketika Langit Bertemu Jingga
Imajinasiku
Novel
My Demigod boyfriend
Novy Aryanti putri
Rekomendasi
Flash
Dongeng Senja
Liz Lavender
Skrip Film
A15 - A16
Liz Lavender
Skrip Film
Fly and Kiss the Sky
Liz Lavender
Novel
Bronze
Star-crossed
Liz Lavender
Novel
Bronze
BLACK COFFEE
Liz Lavender
Flash
Your Lips, My Ears.
Liz Lavender
Flash
Song For You
Liz Lavender
Novel
Bronze
Fabricated Love
Liz Lavender