Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Selamat Ultah, Bocil!
4
Suka
5,927
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Mengapa aku yang selalu ditumbalkan sih, Ma?" gerutu Rian.

Mamanya membiarkan anaknya cerocos sana-sini. "Cah lanang kok gitu? Tumbal apanya. Lupa ada namanya tolong menolong?"

"Mama lupa ada kata 'kesusahan'?"

"Siapa yang kesusahan?"

"Aku lah, Ma."

"Kamu mah malas, mager, kupu-kupu, Le. Sudah sono bantuin Tante Kania."

Rian mendengus. "Mama Sulastri nggak sayang abang!"

"Oh? Mau ngambek ala Fathar? Mau mama buang gitarnya?"

"Siap Mama! Meluncur ke tkp!" seru Rian kabur.

Sesampainya di rumah Kania, Rian ogah-ogahan menyusun pernak-pernik untuk ulang tahun Fathar. Si ayah Fathar sibuk bakar ikan patin di teras, sedangkan Kania di dapur membuat kue.

"Om, fathal hali ini ulang tahun, lho," kata Fathar menatap binar ke Rian.

"Iya tau."

"Om nggak ucapin selamat ulang tahun ke Fathal?"

"Nggak."

"Kenapa?"

Rian agak kesusahan meniup balon merah. "Nanti lah bareng bocil-bocil lain."

"Om!" ucap Fathar tersenyum memamerkan giginya.

"Apa lagi?"

"Om ngapain?"

Rian menyipit. "Niup balon. Angka berapa balon ini?"

"Lima?"

"Betul sekali."

"Buat ulang taun Fathal ya?"

Senyum jahil Rian mengembang. Dia menepuk kepala Fathar. "Bukan buat Fathar."

"Buat Fathal!"

"Bukan."

"Kata bunda, buat Fathal!" Fathar ngotot.

Rian tersenyum menahan tawa. "Itu kata bunda. Kalau kata om balon ini buat yang lain."

Air mata Fathar mulai menggenang. "Fathal gak sayang om! Bunda!!!"

"Cup cup cup Fathar jangan nangis ya?" goda Rian.

Kania datang dari dapur tergopoh-gopoh sambil membawa pisau. Dia mendesah melihat Rian dan Fathar. "Ada apa, nak?"

Fathar menunjuk Rian. "Bunda! Kata Om balon-balon itu buat temen-temen!"

Kania melirik ke Rian. Rian mengangguk. "Iya kan. Nanti dibagi-bagi ke bocil-bocil lain."

Seketika Rian melihat pisau mengkilap di tangan Kania sontak berkata, "Sebentar ya bundanya Fathar, saya bikin surat wasiat dulu. Dan list permohonan maaf dua qirath ke mama Sulastri."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Rian "sebangor" itu isengnya apa karena pusar rambutnya ada 4, ya. 🤔
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Secangkir Rasa Cukup
Martha Melank
Novel
Nomaden
Tri Wulandari
Flash
Selamat Ultah, Bocil!
Ralali Sinaw
Novel
Bronze
Untuk Ratusan Hari Aku Menanti
Joannes Rhino
Novel
Bronze
Sebuah Subuh di Lawang
Redhite K.
Novel
LAUT DAN UDARA
ajitio puspo utomo
Novel
ESENSI SEBUAH KAPAL
kingsleigh
Novel
KURANJI LANTANG
Airin Ahmad
Novel
Prolog Epilog
Devi Wulandari
Novel
Ketika Cinta Menuntun Pulang
Willian Selva
Flash
GAUN TERINDAH SEPANJANG MASA
Raja Alam Semesta
Flash
Bronze
Kakak Perempuan dan Adik LAKI-LAKI (Membicaralan Adam 20)
Silvarani
Novel
Hidden feeling
Asri Widyastuti
Novel
Truly Friend?
Pratiwi_Hwang
Novel
Aku Cinta Kamu
Viola khasturi
Rekomendasi
Flash
Selamat Ultah, Bocil!
Ralali Sinaw
Flash
Spidol Biru
Ralali Sinaw
Flash
Angan Selintas
Ralali Sinaw
Flash
Kisah Masa Lalu
Ralali Sinaw
Flash
1 Pesan Baru
Ralali Sinaw
Flash
Andai Aku Bisa
Ralali Sinaw
Novel
BYSTANDER
Ralali Sinaw
Novel
Bronze
Spill the Tea?
Ralali Sinaw
Cerpen
Nada dan Canda
Ralali Sinaw
Flash
Bubar dari Resepsi Nikahan
Ralali Sinaw
Skrip Film
Blok E
Ralali Sinaw
Flash
Hari Ini, Aku Sadar
Ralali Sinaw
Skrip Film
One of The Finest Memories
Ralali Sinaw
Novel
Badal Haji
Ralali Sinaw
Skrip Film
Sejak Juni Menjadi Dingin
Ralali Sinaw