Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Bruk," suara tas Mira yang dilempar ke atas tempat tidur. Wajahnya kusut, usahanya belum juga membuahkan hasil. Semua air dalam tubuhnya sudah terkuras menjadi peluh. Dalam lima bulan terakhir Mira melanglang buana dari satu tempat ke tempar lainnya. Hari ini sudah tujuh perusahaan yang dia datangi, tetapi tidak satu pun menerimanya. Hati Mira gundah, kepalanya sudah ingin pecah memikirkan semua itu. Andai saja bisa menemukan jin botol yang dapat mengabulkan permintaan. Namun, sayangnya jin botol hanya ada dalam dongeng.
Mira merebahkan badannya di atas kasur kapuk dan menangis sekencang-kencangnya. Tiba-tiba ketukan pintu terdengar, dengan mata yang masih berair dia beranjak untuk membuka pintu. Ternyata Alma, teman satu kamarnya yang pulang.
"Bagaimana hari ini?" tanya Alma.
"Masih zonk, capek Al. Rasanya mau mati aja," jawab Mira sembari mengambil tasnya yang dilempar tadi. "Coba ya, jin botol itu nyata aku bakal minta agar keinginanku dikabulkan," lanjut Mira.
Alma terkekeh mendengar ucapan teman satu kosnya itu.
"Kenapa harus jin botol? Kan ada Allah yang tidak hanya bisa mengabulkan tiga permintaan, tapi semuanya," ucap Alma.
Mira merasa tertikam, barusan dia menjadi orang paling bodoh telah mengatakan tentang jin botol itu. Mira kemudian beranjak mengambil wudu dan segera melaksanakan salat Magrib.
Alma tersenyum melihat Mira yang khusyuk berdoa setelah menunaikan tiga rakaat salat Magrib. Amplop coklat pun di keluarkan Alma dari dalam tasnya.
"Aamiin. Nih, Allah udah jawab do'a kamu," sahut Alma menyodorkan amplop itu kepada Mira yang baru saja menyelesaikan doanya.
Mira meraih amplop itu, dengan tangan bergetar dia membukanya. "Alhamdulillah, Allah baik banget Al," ucapnya dengan air mata yang merembes di pipinya dan memeluk Alma dengan erat.
"Allah memang selalu baik Mir. Allah selalu memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan disaat yang udah tepat."