Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
" Lex, ada tamu buatmu," Mama berdiri di depan pintu kamar Alex yang terbuka .
Laki-laki 26 tahun itu menggeliat, membuka mata sedikit, tapi terlalu berat, ia memejamkan mata lagi.
"Lex, ayo, temui," Mama menyentuh tangannya lembut. "Lelap sekali tidurmu ."
Alex menggeliat lagi, membuka matanya, kali ini lebih lebar. Mama tersenyum lembut. Alex memiringkan kepala sedikit, mencari-cari dan menyentuh lengan mama. Mama mengelus rambutnya, tersenyum lagi..
"Manjanya kamu, Nak. Ayo temui dulu tamunya, nanti mama temani di sini. Gak akan mama tinggalkan lagi ."
Alex mengangguk, melirik ke pintu, ia melihat Kak Rara di sana. Ia mencoba bangkit.
"Yang sabar ya Ra," seorang perempuan parobaya menepuk lembut bahu Rara.
Rara mengangguk. "Terima kasih, Bude Mik," sahutnya. "Maafkan Alex ya, Bude. Mohon doanya."
"Ya, Ra," Bude Mik mengangguk. " Dia sudah tidak sakit lagi. Bertahun dia menahan sakit, kasihan tiap bulan harus cuci darah. Sekarang sudah gak sakit, udah seneng ngumpul sama mama dan papamu."
Rara menggangguk, menatap nanar ke halaman yang berisi tenda-tenda dan para pelayat.
Tadi malam, Allah telah memanggil adik kesayangannya, Alex Irwansyah.