Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
A Cup of Roselle Tea
1
Suka
3
Dibaca

Kuusap pipiku sendiri. Basah. Kemudian mengetuk layar ponsel dua kali. Pukul 16.47. Sudah satu jam tujuh belas menit aku tertidur sehabis menangis dalam lipatan tangan. Pasti sekolah sudah sepi. Benar saja, tak kudapati seorang pun di dalam kelas.

Tapi, tunggu. Ada sesuatu yang kukenali di meja paling depan. Tumbler hijau berstiker kaktus itu datang lagi. Seperti biasa, ada secarik kertas di bawahnya.

Kelip: cahaya kecil yang terputus-putus.

Tetapi tahukah? Tanpa cahaya, maka tidak akan ada kelip. Jadi, Kelip, kau boleh saja meredup, tetapi nanti bercahaya lah lagi ... oke?

Diam-diam aku tersenyum. Kukantongi secarik kertas tersebut, kemudian kusesap teh rosela di dalam tumbler. Aku tahu karena ini sudah yang ke dua belas kali aku menerimanya. Dan pada secarik kertas saat pertama kali kuterima tumbler ini, pemiliknya sudah berpesan: tolong minum di tempat dan letakkan di mana kau mendapatkannya.

Walaupun isiannya sudah dingin. Tetapi kutebak, ketika Si Kaktus itu meletakkannya tadi, pasti masih hangat-hangat kuku. Sesuai dengan kesukaanku. Mengingat itu, suasana hatiku jadi membaik.

Esoknya, tumbler hijau itu datang lagi. Kali ini ketika istirahat siang. Kebetulan aku sempat merapikan dandanan sebentar di kamar mandi dan balik-balik, sudah ada pemberian Si Kaktus. Nova, teman sebangku yang keluar bersamaku tadi kesusahan menahan diri untuk tidak heboh.

"Ya ampuunn! Kelip, Kelip! Dia lagi?" desisnya padaku.

Aku mengambil secarik kertas yang ditimpa tumbler tersebut.

Hari ini, teh rosela dingin. Karena kulihat kau menghangatkan banyak orang pagi ini. Hampir seisi sekolah kau sapa dengan riang. Tetapi aku tahu kau belum benar-benar melupakan kesedihan kemarin. Makanya aku tambahkan sedikit gula kali ini. Semoga harimu manis sampai nanti malam.

Senyumku terbit tak terkendali. Membuat Nova semakin gencar menggodaku.

"Jadi, Mama sungguh-sungguh tidak menyesal? Sedikitpun? Papa, kan, bukan tipe yang lembut, peka, tampan, romantis dan kaya raya." Eisa menatapku keheranan.

"Sedikitpun," jawabku yakin.

"Hanya karena satu tumbler teh rosela yang dibuatkan Papa setiap hari? Aneh banget."

Aku menggumam sebentar. "Mungkin karena menurut hati Mama, itu adalah bukti kalau sayangnya Papa ke Mama nggak pernah berubah."

Eisa mendengus. "Ternyata benar. Tidak ada cinta yang tidak buta."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
A Cup of Roselle Tea
Syafira Muna
Novel
Gold
Honestly Hurt
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
For A Better Tomorrow
LILIANA INDRIANI AGUSTIN
Novel
To Love The Untouchable
Ainun Sholihah
Novel
Mas Dosen
Sartika Wulandari
Novel
Just Before The Day Off
Usep Jamaludin
Novel
My Gravity
Mayra Quellin
Novel
QUEER
Regita wahyu cahyantie
Skrip Film
Uang panai bukanlah Penghalang
Pricilia Zhany
Novel
I Shouldn't Love You
Renni Elga
Flash
Bronze
Pria Rupa Vampir
B12
Novel
Every Day is Girls Day
Oepha Im
Novel
Bronze
Not My Q-time
Silah Fauzun Akbar
Flash
Tak sama
Anisa Dhea Pratiwi
Novel
Gold
Sahabat Dilarang Jatuh Cinta
Falcon Publishing
Rekomendasi
Flash
A Cup of Roselle Tea
Syafira Muna
Flash
One, Two, Lost You
Syafira Muna
Flash
Dari Serulian, Untuk Rehan
Syafira Muna
Novel
Limit: Rahasia Si Pencuri
Syafira Muna
Flash
Egoisme Imajiner
Syafira Muna
Flash
Hanya Saja yang Mana?
Syafira Muna
Flash
Bronze
Lambat Bukan Berarti Tak Berguna
Syafira Muna
Flash
Mom's Fiftieth Birthday
Syafira Muna
Flash
Back to The Day Before Today
Syafira Muna
Flash
Cinta Tak Terdefinisi
Syafira Muna
Flash
Wherever You Are, I'll Find You
Syafira Muna
Flash
Hayyin Itu Spesial
Syafira Muna
Flash
Engklek
Syafira Muna
Flash
One, Two, Still Love You
Syafira Muna
Flash
Cita, Cinta, dan Realita
Syafira Muna