Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
“Selama sesi ini mba akan terhubung dengan pikiran bawah sadar. Mba hanya perlu rileks saja.”
“Oke dok.”
“Boleh saya tahu mba, apa ada yang dikhawatirkan selama ini?”
Wanita itu terdiam sejenak. “Saya kesel sama si Dinda dok, ngajakkin ketemuan mulu di cafe cuman buat pamer dia udah sukses, mending dibayarin, ini sih kagak. Udah gitu dulu pas SMA sok cantik lagi ngejar-ngejar si Aldi, untung tuh anak kagak mau sama dia.”
#
“Oke mba, duduk yang nyaman dan pejamkan matanya ya.”
Wanita yang sedang mengikuti sesi itu mengangguk dan mengikuti arahan.
“Apa selama ini ada hal yang mba cemaskan?”
“Saya..” Wanita itu terdiam, sementara sang terapis menunggu jawaban. “Saya sebenarnya gak nyaman dengan teman saya dok, Ranti. Saya suka dibilang ansos kalau saya gak mau ikut pergi sama dia. Saya memang belum berkeluarga seperti mereka dok, tapi saya juga pusing sama kerjaan saya.”
#
“Mba rileks saja, tarik napas dan hembuskan perlahan.”
“Siap dok.”
“Selama ini, apa ada yang mba rasakan dan ingin diungkapkan?”
“Gini ya dok.” Wanita itu terdiam. “Sebenernya gue tuh malu bawa temen-temen gue kesini, penampilannya kayak orang kampung! Kalau gak karena mereka bisa disuruh-suruh, gue juga ogah masih temenan sama mereka! Ditambah gue masih dendam sama Mia, kenapa bisa Aldi malah sukanya sama dia?!”
#
“Gimana sesi hipnoterapinya mba-mba semua?” Seorang wanita muda memasuki ruangan sambil membawa beberapa map.
“Aduh lega banget mba!” Ujar salah satu wanita. “Unek-unek saya keluar semua!”
“Makanya,” Wanita yang lain berusaha merangkul kedua temannya. “Gue tuh pengen bawa kalian kesini supaya kalian gak stres!”
“Permisi.” Seorang laki-laki memasuki ruangan.
“Ah iya, tadi terapisnya ingin menyampaikan sesuatu pada mba-mba semua.”
Laki-laki tadi, yang merupakan terapis membuka maskernya dan tersenyum.
Ketiga wanita itu membelakakkan matanya. “Aldi-”
“Mba Mia, mba Dinda dan mba Ranti, sepertinya kita harus mendengarkan sesi masing-masing bersama.”