Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Satu hal yang tidak kusuka dari Sandi, yakni overthingking-nya yang parah. Hingga melamun dan tatapannya kosong.
"Pulang aja lah sana!"
Kataku sambil meletakkan teh manis di meja depan rumah, teh itu kubuat untuk Sandi. Konyolnya aku, menyuruhnya pulang tapi tetap menjamunya.
Lihat. Diusir pun dia diam, telinganya memang benar-benar dipinggir, tapi tidak mendengar.
Aku mengambil kembali teh manis itu, barulah pacarku itu menyaut. "Mau dibawa ke mana?"
"Halah ga bakal diminum, kan?" Kataku datar.
"Kurang es batu ini, aku mau yang dingin," ucapnya santai, lantas kembali terdiam.
Ishh ... dia kesurupan atau apa? Batinku terheran-heran.
Lebih heran lagi aku yang mencintainya, entahlah, aku merasa sedikit terpapar ketidakwarasannya.
"Mikirin apa sih? Kalo puyeng tuh curhat gitu loh, jangan di pendem sendiri, nanti stress," ucapku tak lelah memberinya saran, sembari mengaduk gelas kaca jadul yang sudah kuberi es batu.
"Kamu cinta ga sama aku, Put?" Tanyanya tiba-tiba.
Sumpah, isi kepalanya apa sih? Tanyaku dalam hati.
"Bulan depan kita nikah. Masiiiih aja nanyain perasaan, heran."
"Aku heran aja, ko kamu bisa suka sama aku?" Tanyanya lagi. Namun aku hanya diam, mulutku sibuk menyesap es marimas jeruk.
Dia bertanya lagi, "menurut kamu cinta itu apa?"
"Perasaan?"
"Bukan."
"Tindakan?"
"Bukan, aku juga gatau jawabannya."
"Yaudah sih ngapain dipikirin, tuh minum es nya nanti keburu tawar loh," ucapku santai.
"Kamu cinta aku karena apa, Put?" Tanya lagi.
Aku mendelik heran. "Gatau."
"Seandainya kalo wajah itu sama, apa kamu bakal cinta sama aku?"
"Ya ... aku gatau."
"Kalo misal aku ganti watak dan sifat, kamu bakal tetep cinta ga?"
"Ya buat apa cinta kalo hatinya dan wataknya ga sesuai sama yang aku mau."
"Nah berarti, fisik harusnya ga ngaruh dong?"
"Iya juga ya ..."
"Padahal kan tubuh kita sama, tulang sama daging aja, tapi kenapa fisik selalu jadi faktor?"
"Kan manusia punya hawa nafsu."
"Pinter," ucapnya, lantas mengambil teh manisnya.
"Terus apa hubungannya sama cinta?" Tanyaku lagi.
"Nah itulah aku lagi mikirin."
"Mungkin ga kalau, cinta adalah hubungan yang dibarengi perasaan dan tindakan yang didorong oleh hawa nafsu?"
"Sebentar. Atau mungkin cinta itu adalah peduli?" Ucapnya.