Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sore hari adalah waktu yang cocok untuk minum teh untuk semua orang, tanpa terkecuali dua orang pembunuh bayaran ini. Mereka adalah A dan N, tentu code name itu bukan inisial asli. Mereka adalah pembunuh bayaran terbaik di situs U KILL. Ada 26 pembunuh yang bekerja di sana. Jadi jangan salah kalau kau menemukan banyak abjad di sini.
Mereka kini duduk di meja dekat jendela di apartemen milik A. Seperti biasa, mereka mengobrol tentang korban mereka. Kadang sesekali tertawa tentang korban yang langsung mati sekali pukul bak nyamuk.
“Kau ingat A? Soal klienku yang kuceritakan padamu seminggu lalu?”
“Gadis itu?”
“Benar.”
“Ada apa memangnya?”
“Dia mulai mengejarku.”
“Oh? Jadi dia mulai menyukaimu?”
“Bukan hanya itu, aku baru tahu kalo dia adalah salah satu hacker terbaik di situs sebelah, dia mulai mengikutiku, meneleponku, mengirim email, bahkan dia mencuri beberapa fotoku!”
“Salahmu sendiri, sudah kubilang kalau menemui klien kita harus pakai topeng dan menyamarkan suara.”
“Sial. Bagaimana dengan klienmu yang terakhir?”
“Wah, dia seorang polisi, jadi aku membunuhnya hahaha..”
“Kau membunuhnya? Tanpa uang?”
“Kadang aku lebih bersikap seperti pembunuh alami dibanding kau.”
“Ahahahaha...”
Matahari semakin menampakkan sinar jingganya. Hening. Tidak ada percakapan.
“Kau mau minum sesuatu N?”
“Apa saja, cepat ambilkan aku haus.”
“Tunggu sebentar ya.”
A pun pergi kedapurnya dan mengobrak-abrik isi lemari.
“Hanya ada teh!”
“Kau buat saja!”
“Ten..eh?? Sebentar bung! Gulanya habis!”
“Berisik! Lakukan apa saja agar teh itu bisa manis!”
Ia pun membuat teh itu, untuk mereka berdua. Setelah jadi, ia membawanya ke sana.
“Teh apa ini?!”
“Gulanya habis, jadi aku memberinya susu kental manis, katamu lakukan apa saja biar manis.”
“Baiklah, bruuuuppp... uhuk! Uhuk! Rasa apa ini?”
“Habiskan tolol! Aku sudah susah-susah membuatnya!”
N lalu menghabiskan teh dengan rasa mematikan itu sekaligus.
“Bagaimana N?”
“Kau campur apa ini? Hoek! Lidahku mati rasa!”
“Hahahahaha....”
“Apanya yang lucu?!”
“Teh itu kucampur jeruk nipis.”
“Apa? Uh..!!”
N pun terjatuh sambil memegangi dadanya yang sesak.
“B...bodoh kau A! Ambilkan aku oksigen! Uhhggg!!”
“Aku tahu kalau kau alergi jeruk nipis N, aku juga tahu itu akan membunuhmu.”
A pun berlutut.
“N, kau tahu? Gadis klienmu adalah gadis incaranku di SMA, jadi kau tak boleh memilikinya.”
“Ugghhhh..”
“Aku juga tak setuju kalau kau dinobatkan jadi pembunuh terbaik oleh bos.”
“A, kau..”
“Aku punya sifat pembunuh alami, camkan itu!”
Sementara N sekarat, A berjalan kedapur dan mengambil jeruk nipis.
“Makan jeruk nipis itu!”
N pun tak bergerak lagi. A pun hanya tertawa sepanjang sore itu. Tawa yang jahat.
Tamat?