Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"AAAAAAOooooohhhAAAAaaaahh" - seru suara itu
2 Februari 1994
Saya mendengarnya lagi, teriakan dari luar suara menggema yang hanya menghantuiku. Tiap hari everyday suara ini teriak diluar rumah. 4 kali sehari, pagi, siang, sore, dan malam. Saya tidak tahu suara ini berasal dari mana, siapa atau bahkan apa yang mengeluarkan suara ini. Sebentar lagi dia akan berseru kembali dengan teriakkannya
Pada siang ini tidak terlalu berisik, bagus. Untuk sekarang saya akan tetap menjalani hari seperti biasa, di dalam kamar ku dengan horden tebal untuk membatasi suaranya. Mungkin suatu saat saya akan beli soundproof simple untuk membatasi berisiknya suara ini masuk ke dalam rumah ku.
5 Februari 1994
Semakin berisik. Semakin kencang suaranya, terdengar semakin dekat. Kemarin malam saya melihat banyak orang berpakaian seragam gaun berjalanan serompak di sore hari berjalan dari arah rumah saya, tetangga tetangga ku termasuk. Beberapa mereka kembali di sebalum malam tapi beberapa kembali jauh setelah malam, jauh setelah berisik suara itu berseru kembali. Kenapa? Mungkin saya bisa ikut dengan mereka investigasi. Tapi bagaimana bila berbahaya. Hari ini akan saya lihat lagi.
6 Februari 1994
Semakin banyak. Semakin banyak yang berpergian. Semakin kencang suaranya, sampai jendela saya bergetar. Malam ini ada orang bergaun mengetuk pintu saya mencari saya. Mengajak saya dengan mereka. Apa yang harus saya lakukan. Tiap kali ada suara ini saya sulit berfikir, apa yang dia mau dari saya, tidak tahu. Tidak ada jawabannya. Tapi dia tetap menghantuiku.
12 Februari 1994
BERISIK. BERISIK. BERISIK. BERISIK. BERISIK. BERISIK.
14 Februari 1994
Saya menyerah. Mereka mau saya ikut ke pertemuan mereka. fine. Mereka bilang suara lengkingan itu. SUARA BERISIK ITU akan menjadi nyanyian merdu bagi kupingku. Omong kosong. Minggu depan saya diminta hadir. Sampai saat itu saya tetap diminta untuk menahan diri, agar tidak pergi dahulu. "Taruhlah harapanmu kepada masadepan cerah di depan gaun emas Mawed Daj, apa yang kamu rasa bising akan menjadi nyanyian merdu dan kamu akan mencintainya dan diri" mereka bilang. Terserah. Saya sudah menyerah.
20 Februari 1994
Untuk pertama kalinya saya mengikuti mereka, dan saya bersyukur. Saya bisa melihat keagungan Mawed. Tiap saya melihat wajahnya, tidak bisa lihat wajahnya. Silau, terang, tidak bisa. Aku hanya bisa melihat kakinya. Kakinya yang suci dan pakaian agung. Dengan gaunnya seperti emas dan mahkotanya yang begitu suci. Agung sekali. Tidak ada yang mengalahinya. Utusan baru dari kesucian yang tidak pernah menyentuh bumi ini. Betapa beruntungnya diriku. Seluruhku adalah miliknya, dan miliknya adalah diriku. Dunia ini harus siap untuk dia.
31 Februari 1994
Kita harus mempersiapkan kedatangannya. Tuhan kita, guru dan tuan Mawed.
Kita perlu mempersiapkan manusia atas kedatangannya. Hati manusia perlu disiapkan, dan bumi akan menjadi milik-Nya selamanya.
Betapa indahnya.
55 tahun lagi waktu kita untuk bersiap siap.
Manusia akan siap, hanya kematian bagi mereka yang tidak percaya. Api, penyakit, kelaparan, dan siksa bagi semua yang tidak menyebut nama-Nya
--------------------------------------------------------------------
Suara yang dinyanyikan sedulur akan dinyanyikan..
Bersama gaun emas sang raja di tiupan angin..
Harus mati tidak terdengar di bumi.
- Ir., Dr., Agung J.P., S.Fil., M.Hum
disclaimer: seluruh kata, nama, dan cerita di flash fiction ini 100% fiksi. Cover menggunakan AI ART