Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Cowok Meteora
2
Suka
11
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Tahu tidak bagaimana rasanya saat kau sedang makan di satu food court atau mungkin sedang nonton bioskop bareng teman-teman cewekmu, lalu di sebelah kanan -yang jarak tempat duduknya selisih dua kursi- atau di meja depanmu persis, duduk satu makhluk cowok yang mengenakan pakaian bermotif sama seperti yang kamu pakai? Aku pernah! Beberapa kali, mungkin? Dan itu membuatku bad mood seharian. Anehnya lagi, cowok yang mengenakan 'baju couple' bukannya berbeda-beda orang, melainkan satu orang.

Satu cowok yang secara kebetulan selalu berada di satu tempat denganku dengan mengenakan pakaian senada. Ini membuatku berpikir, mungkinkah dia itu seorang stalker? Orang bilang apabila suatu kebetulan terjadi lebih dari dua kali, itu tidak bisa lagi dinamakan kebetulan. Sebagian menyebutnya jodoh. Bagiku lebih cocok dinamakan stalker.

Stalker yang cukup tampan sebenarnya. Tinggi, hidung mancung, mata tajam, rahang tegas dan tubuh atletis. Rambutnya sedikit ikal dan ia mempunyai kulit eksotis layaknya orang Indonesia pada umumnya. Belakangan, fisik sempurnanya itu sanggup membuat jantungku berdegup menyenangkan. Kami tidak pernah saling sapa jika berpapasan, ia lebih sering sibuk dengan ponselnya. Sepertinya berbicara dengan pacarnya atau mungkin ia hanya berpura-pura supaya identitas stalker-nya tidak terbongkar?

Seperti saat ini, aku cengo melihatnya dari dalam mini market. Cowok itu keluar dari mobil sedan hitamnya dengan mengenakan kaos hitam bergambar cover album Linkin Park di bagian dadanya, album meteora. Cover dengan gambar seorang pria berpakaian hitam dengan mask yang menutup wajah dan cat semprot di tangan kanannya. Aku melihat kaosku sendiri lalu tertawa kecil sembari menggeleng. Sama lagi!

Cowok itu sempat melongokan kepalanya kembali ke dalam. Rupanya ia membawa seorang cewek di kursi depan. Pacarnyakah? Entah kenapa, tiba-tiba hatiku panas. Kedua alisku menyatu dengan wajah tidak ramah. Aku marah. Seperti sebuah perasaan yang memergoki kekasihnya telah selingkuh.

Kuamati terus gerak-gerik 'cowok meteora' itu. Ia berjalan masuk dengan mengayunkan tangan kirinya untuk menggapai handle pintu mini market, sedangkan tangan kanannya masih sibuk mengetik pada layar ponsel.

"Selamat datang, selamat berbelanja." Spontan kasir mini market yang berposisi cukup dekat dengan pintu masuk menyapa cowok itu ramah sembari menangkup kedua tangannya di depan dada.

Cowok itu menoleh sebentar, mengangguk seraya tersenyum. Aduh! Manis sekali senyumannya! Kemudian ia mengambil sebuah keranjang merah yang terletak di pojok, membawanya sambil berjalan ke bagian rak yang menyusun deretan peralatan mandi dan cuci. Tanpa sadar kakiku melangkah menghampirinya.

Ia masih sibuk menimbang-nimbang dua item ketika aku sudah berdiri tepat di sebelahnya. Kepalaku terarah kepadanya, walaupun badan menghadap ke rak dengan tangan yang mengambil sabun cuci baju bubuk sachet lima ikat sekaligus. Kukira ia tidak akan memperdulikan keberadaanku seperti yang sudah-sudah, ternyata -setelah ia memasukan kedua item sikat gigi yang tadi ia timbang ke ranjang- ia menoleh kepadaku. Aku sedikit terhenyak, karena kedua matanya yang tajam bak elang menatap lekat mataku.

"Nice shirt!" komentarnya tanpa mengalihkan pandangannya dari mataku. Ia menepuk bahuku sekali kemudian berjalan melewatiku.

Tunggu! Apa tadi dia bilang?

Aku segera mengikuti langkahnya yang berbelok ke deretan rak mie instan. "Berhentilah mengikutiku!" ucapku penuh tekad. Aku tidak bisa diam lagi. Dia harus diperingati.

Si Meteora berhenti lalu berbalik, dahinya berkerut, "maaf?"

"Kenapa kau selalu ada di tempat aku berada dengan memakai baju yang senada?"

Cowok itu memandangi bajunya sendiri lalu ke bajuku. Ia tertawa kemudian. "Sepertinya kau salah paham," dalihnya.

"Aku rasa tidak!"

Kami berdiri saling berhadapan, saling menelisik proporsi tubuh masing-masing. Semakin kuperhatikan kesempurnaan fisiknya, semakin jantung ini berdebar. Ini tidak bisa dibiarkan! Aku kesini untuk memberinya peringatan, bukan untuk berkenalan. Maka, kuhembuskan napas kasar sembari menguatkan kembali tekad yang sempat buyar oleh keelokan ragawinya. Namun, saat bibirku hendak berucap, dari arah belakang tubuhnya datanglah seorang cewek yang aku kenal.

"Ridho, kenapa lama sekali sih?" Ucapan si cewek terhenti. Kedua matanya langsung berbinar. Ia menggeser kasar tubuh si Meteora lalu menarikku untuk masuk dalam pelukannya.

"Erna! Aduh, kebetulan sekali!"

Namanya Mbak Novi. Dia adalah teman dari kakakku dan anak pertama dari relasi bisnis Papa yang telah mengusulkan sebuah perjodohan antara aku dan adiknya yang konon katanya bernama Ridho. Usul tersebut disetujui oleh kedua belah pihak keluarga.

Tunggu dulu! Mbak Novi tadi memanggil si Meteora siapa?

Aku berusaha melepaskan pelukan gemas Mbak Novi. Ada sesuatu yang perlu ditanyakan. Namun, sepertinya si Meteora lebih tanggap.

"Jadi, dialah si calon istriku, Mbak?"

Kedua mataku membola, tapi Mbak Novi malah menepuk-nepukan kedua telapak tangannya riang. "Aduh, manis sekali kalian," responnya. "Ini namanya jodoh!" Dan Mbak Novi berjalan keluar mini market begitu saja.

Aku, lagi-lagi cengo. Pun si Meteora atau mungkin harus aku panggil calon suami?

"Mbak Novi yang membelikanku kaos ini dan baju-baju lain yang sempat kupakai bersamaan denganmu, secara tidak sengaja."

"Atau disengaja?"

"Maksudmu?"

"Kakakku yang menyuruhku kesini dan memberiku tiket bioskop gratis."

Tidak lagi perlu banyak diperjelas, sepertinya baik Si Meteora -maksudku Ridho- maupun aku paham ini ulah siapa. Kami pun tertawa geli bersamaan. Jodohkah?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
Lean On Me
Dessy Rahmatya
Novel
Dibeli Nona Muda Arogan
Sarah Jihan
Novel
Swasembada Angan
Reyan Bewinda
Flash
Cowok Meteora
9inestories
Novel
Reimagine
Amari Yo
Flash
Bronze
Di depan patung itu, Aku berhenti.
zulfadli nasution
Novel
Sisa Cinta Lama
ZELINE
Novel
Wira
Nazarulloh R
Novel
Martabak Manis Dua Rasa
Rio Nhana
Flash
Curahan Hati Sebutir Nasi
Alwinn
Cerpen
Bronze
Kekasihku Di Ambil Adikku
Sri asrianti
Novel
Puisi cinta pengagum rahasia
sinta puspita sari
Novel
Pulang Kampung
Ahmad Muzaki
Novel
If You Know My Heart
Gadis Diary
Novel
Bronze
Aku Dan Kamu Menjadi Kita
dianfafa
Rekomendasi
Flash
Cowok Meteora
9inestories
Cerpen
Sihir
9inestories
Flash
Bronze
Nana
9inestories
Flash
Mbak Kunti yang Cengeng
9inestories
Flash
Surya di Ujung Senja
9inestories
Cerpen
Bronze
Janji Bapak
9inestories
Flash
Gaza, Palestina
9inestories