Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Jika kamu kesakitan, mengapa kamu diam? Kamu bisa bilang kepadaku. Seberapa parah lukamu? Aku bisa mengobatinya."
"Memang, kamu siapa?" Pertanyaanmu terdengar merendahkan.
"Jika kamu tidak percaya kepada siapapun, bisakah kamu mempercayaiku? Seberapa besar kekecewaanmu? Aku bisa kamu percaya."
"Kamu bukan Tuhan. Mengapa aku harus percaya sama kamu. Memang, kamu siapa?"
"Jika kamu bersedih, mengapa tidak menangis? Walau seperti kebohongan, aku akan mendengarkanmu dan beri pundakku. Aku akan pinjamkan tanganku untuk mengusap punggungmu. Berapa lapis masalahmu? Aku bersedia membagi pintu kebahagiaanku untukmu.
"Semua orang mampu berpura-pura. Sengaja atau tidak, pro atau tidak, mereka melakukannya demi terlihat 'putih' di depan sesama mereka. Aku akan memperlihatkan kepadamu warna hitamku, abu-abu, bahkan warna lain milikku. Jadi bisakah kamu kasih aku sakitmu, percaya kepadaku, dan menangis di depanku?"
"Berhenti bicara omong kosong. Pertanyaanku, memang kamu siapa?"
"Aku juga manusia, tapi aku bisa memahamimu. Barangkali, hanya aku satu-satunya yang bisa menemani sedihmu, bukan hanya ceriamu. Aku memang seperti ini, aku akan memperlakukanmu dengan caraku, jadi kamu bebas memperlakukanku dengan caramu. Meski mungkin, caramu bisa menjadi sumber deritaku. Tidak masalah. Asalkan aku bisa memotong lapis masalahmu, menghapus air matamu, juga mengikis ketidakpercayaanmu kepada sesuatu atau seseorang."
Lantas kamu menatapnya hina. "Orang yang pandai bicara adalah orang yang paling nggak bisa dipercaya."
"Baiklah. Tetaplah seperti itu. Jangan percaya kepada siapa pun. Aku tahu kalau percaya orang lain menyakitimu. Kita tidak pernah tahu niat seseorang, cara terbaik terhindar dari keburukan adalah jangan asal percaya. Maka jangan melakukannya. Jangan percaya mereka, tapi tolong percaya aku."
"Aku juga nggak percaya sama kamu. Kamu bukan siapa-siapa, hanya manusia sampah." Lalu kamu mematikan beauty filter dari kamera depanmu. Terlihat wajah polos sederhana, tanpa pewarna bibir atau pemerah pipi, dan kamu membanting ponsel dalam genggammu segera.