Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Terlahir miskin bukan salahmu tapi mati dalam keadaan miskin itu salahmu.
Congor Bill Gates emang kayak orang ga berpendidikan. Mungkin relevan di negara dia.
Tapi di Indonesia itu sama sekali ga berlaku.
Lahir miskin, hidup miskin, mati miskin. Itu adalah prestasi.
Bayangin… upah minimum hasil kerja keras 8 jam sehari ga cukup untuk bayar rumah layak huni, makan bergizi dan membeli pakaian untuk keluarga dengan dua anak.
Hidup di kontrakan dengan minim ventilasi. Tiga petak dengan cuma satu pintu depan. Kalau masak, seprai dan handukmu ikut bau dapur.
Semuanya karena harga rumah layak huni bisa menghabiskan lebih dari sepertiga gaji.
Protein sehari-hari tak tercukupi. Memang kalian kira stunting cukup diobati sepotong tempe tahu dan goreng bala-bala di pagi hari?
Manusia butuh protein hewani. Bukan cuma nasi.
Lalu bagaimana dengan buah? Siapa yang cukup kaya untuk bisa menikmati segelas jus buah setiap hari? Seluruh anggota keluarga tanpa kecuali. Porsi utuh tanpa dikurangi.
Bukankah wajar sarapan nasi gorengan pagi hari, telur dadar tumis kangkung saat matahari meninggi dan seporsi mi instan di malam hari. Kalian bilang wajar?
Itu bukan wajar. ITU MISKIN.
Kapan kalian membeli kaos dengan material 100% katun?
Bukankah kita membeli baju polyester demi tetap bisa menyisihkan uang untuk token listrik, gas melon dan voucher wifi tiga jam sehari?
Kita membeli barang cina yang murah dan terpaksa membunuh industri negeri sendiri. Salahkah?
Tidak. Sekali-kali itu bukan salah kalian. Itu salah segelintir orang yang mau untung sendiri. Yang bisa menyalurkan keadilan sosial dan ekonomi ke seluruh negeri tapi memilih mengalirkannya ke kantong pribadi.
Hidup bergaji upah minimum hanya untuk bujangan.
Tidak heran banyak anak muda berkata married is scary atau memilih child free. Itu bukan perkara gaya hidup atau pemikiran sekuler. Itu adalah untuk mempertahankan eksistensi. Sebuah evolusi dari pertahanan diri.
Maka mati miskin bukan lagi kesalahan. Itu adalah sebuah kewajaran yang valid.
Jika kamu mati miskin sendiri sementara yang lain mati kaya maka itu kesalahanmu.
Tapi jika kamu mati miskin bersama jutaan orang lainnya, maka itu bukan salahmu. Itu adalah salah sistem yang mengatur eksistensimu dan jutaan orang itu.
Mati miskin bukan dosa tapi mati tanpa menyadari kenapa kamu miskin adalah utang yang tidak akan pernah kamu bisa bayar untuk dirimu sendiri.