Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Senandung Kerinduan di Balik Jendela November
0
Suka
2
Dibaca

Jendela kamarku menghadap ke sebuah taman kecil yang kini dipenuhi dengan daun-daun berguguran. November selalu begini, melankolis dan penuh kenangan. Setiap kali angin bertiup, dedaunan itu menari-nari di udara, seolah sedang melambai-lambaikan tangan padaku.

Aku bernama Senja, seorang komposer musik klasik yang sedang mengalami writer's block. Setelah sukses dengan simfoni pertamaku, aku merasa kesulitan untuk menciptakan karya baru yang sepadan. Aku merasa tertekan dan tidak bersemangat.

Setiap hari, aku selalu duduk di depan piano, mencoba untuk memainkan melodi-melodi baru. Tapi, yang keluar hanyalah suara-suara yang sumbang dan tidak harmonis. Inspirasiku seolah hilang ditelan kabut November.

Aku merindukan masa-masa ketika aku masih kecil. Dulu, aku selalu bermain piano bersama kakekku di ruang musik rumahnya. Kakekku adalah seorang pemain piano yang hebat. Dia selalu mengajariku dengan sabar dan penuh kasih sayang.

Aku ingat, setiap bulan November, kakekku selalu membuat konser kecil di rumah. Dia mengundang teman-temannya, keluarga, dan tetangga untuk mendengarkan musik yang dimainkannya. Aku selalu duduk di barisan depan, terpukau dengan keindahan musik yang diciptakan kakekku.

Kakekku selalu berkata bahwa musik adalah bahasa universal yang bisa menyatukan semua orang. Musik bisa menyampaikan emosi, cerita, dan harapan. Musik bisa menghibur, menginspirasi, dan menyembuhkan.

Tapi, sekarang, kakekku sudah tidak ada. Dia meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Aku sangat merindukannya. Aku merindukan senyumnya, suaranya, dan musiknya.

Aku merasa bersalah karena telah melupakan kakekku. Aku terlalu sibuk dengan karierku sebagai komposer untuk mengingatnya. Aku bahkan tidak sempat untuk mengunjungi makamnya.

Aku memutuskan untuk mengunjungi makam kakekku. Aku ingin meminta maaf kepadanya dan berjanji untuk tidak melupakannya lagi.

Aku pergi ke pemakaman pada pagi hari. Udara terasa dingin dan kabut tebal menyelimuti seluruh area pemakaman. Aku berjalan menyusuri lorong-lorong makam, mencari nama kakekku.

Akhirnya, aku menemukan makam kakekku. Makam itu tampak sederhana dan tidak terawat. Aku membersihkan makam itu dari daun-daun kering dan meletakkan seikat bunga di atasnya.

Aku duduk di depan makam kakekku dan mulai berbicara. Aku menceritakan tentang kehidupanku, tentang karierku, dan tentang kesulitan yang sedang kuhadapi. Aku juga meminta maaf kepadanya karena telah melupakannya.

Saat aku sedang berbicara, tiba-tiba, aku mendengar suara musik. Suara musik itu sangat familiar. Aku mengenalinya sebagai salah satu lagu favorit kakekku.

Aku mencari sumber suara musik itu. Aku melihat seorang pria tua yang sedang bermain biola di dekat makam kakekku. Pria tua itu tampak sangat khusyuk memainkan musiknya.

Aku mendekati pria tua itu dan bertanya, "Siapa Anda?"

Pria tua itu berhenti bermain biola dan menjawab, "Saya teman kakekmu. Saya sering bermain musik bersama dengannya."

Aku terkejut mendengar jawaban pria tua itu. Aku tidak tahu bahwa kakekku memiliki teman yang bermain biola.

"Nama saya Senja," kataku. "Saya cucu kakekmu."

Pria tua itu tersenyum dan berkata, "Saya tahu. Kakekmu sering bercerita tentangmu."

Pria tua itu kemudian menceritakan tentang masa lalunya bersama kakekku. Dia menceritakan tentang konser-konser kecil yang mereka adakan di rumah, tentang lagu-lagu yang mereka ciptakan, dan tentang persahabatan yang mereka jalin.

Aku mendengarkan cerita pria tua itu dengan penuh perhatian. Aku merasa seolah-olah aku sedang berbicara dengan kakekku sendiri.

Setelah selesai bercerita, pria tua itu berkata, "Kakekmu ingin kamu terus bermain musik. Dia ingin kamu berbagi musikmu dengan semua orang."

Aku terdiam, merenungkan kata-kata pria tua itu. Aku menyadari bahwa kakekku selalu mendukungku dan ingin aku meraih impianku.

Aku berterima kasih kepada pria tua itu dan berjanji untuk tidak mengecewakan kakekku. Aku akan terus bermain musik dan berbagi musikku dengan semua orang.

Aku kembali ke rumah dengan semangat baru. Aku duduk di depan piano dan mulai memainkan melodi-melodi baru. Kali ini, suara-suara yang keluar dari piano terasa lebih harmonis dan indah. Inspirasiku kembali datang.

Aku mulai menciptakan simfoni baru. Aku menuangkan semua emosi, kenangan, dan harapan ke dalam musikku. Aku mendedikasikan simfoni itu untuk kakekku.

Beberapa bulan kemudian, aku menyelesaikan simfoni keduaku. Aku mempresentasikan simfoni itu di sebuah konser besar. Konser itu sukses besar. Banyak orang yang tersentuh dengan musikku.

Aku merasa sangat bahagia dan bersyukur. Aku berhasil meraih impianku dan menghormati kakekku. Aku tahu, kakekku pasti bangga padaku.

November itu telah mengubah hidupku. Aku belajar untuk menghargai masa lalu, untuk mencintai keluarga, dan untuk mengikuti impianku. Senandung kerinduan di balik jendela November itu telah mengantarkanku pada kebahagiaan sejati.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Senandung Kerinduan di Balik Jendela November
Lukitokarya
Cerpen
Bandar Sungsang 2099
N.P. Ramadhan
Novel
Godwin Agency
FS Author
Flash
Pendingin ruangan
roma dhon
Flash
Bronze
Doa Seorang Nabi
Afri Meldam
Novel
Love And Justice
Frisca amelia
Cerpen
Sang Gadis Bintang
Leticiana
Flash
Menjinakkan Naga
Impy Island
Novel
Dunia Suka Bercanda
Ariadi
Cerpen
Bronze
VIP Rank Party wo Ridatsu shita Ore wa
Mochammad Ikhsan Maulana
Novel
Awan Hitam itu Nickola
Clairo
Flash
Bronze
Yang Hilang Tak Kembali
Emma Kulzum
Novel
genere random
salman
Flash
Bronze
Kata Penyemangat!
Daud Farma
Cerpen
Bronze
Garuda Menantang Raksasa: Perjalanan Menuju Kemenangan
Mochammad Ikhsan Maulana
Rekomendasi
Flash
Senandung Kerinduan di Balik Jendela November
Lukitokarya
Cerpen
Lentera di Ujung Lorong
Lukitokarya
Cerpen
Lukisan Senja di Balik Jendela
Lukitokarya
Flash
Surat dari masa lalu
Lukitokarya
Cerpen
Senandung Patah Hati di Kedai Kopi Senja
Lukitokarya
Cerpen
Sebuah Catatan Galau
Lukitokarya
Flash
Kisah di Balik Kedai Kopi Usang
Lukitokarya
Flash
Debu cinta di barang antik ,strategi hati yang terencana
Lukitokarya
Flash
Simfoni Bunga Es di Istana Kristal
Lukitokarya
Cerpen
Harmoni di Balik Pagar
Lukitokarya
Cerpen
Aroma Kayu Manis di November Kelabu
Lukitokarya
Flash
November di Kedai Usang
Lukitokarya
Flash
Gema Piano di Rumah Tua
Lukitokarya
Flash
Gema Piano di Rumah Tua
Lukitokarya
Flash
Bidadari Penjaga Hutan Terlarang
Lukitokarya