Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Awam
0
Suka
352
Dibaca

"Hai Sukma, apa kabarmu?"

"Hai Ratih, aku baik-baik saja...."

...

"Sukma, Engkau menangis ?"

"Ah tidak, Ratih. Aku hanya....

Ingin membasahi pipiku yang terlalu kering."

...

"Sukma.. bagaimana mimpimu?"

"Ya, bagus, terkabul."

"Awam...menjadi awam."

"Mimpiku sudah digenggaman."

...

"Awam? Bukannya awam adalah tidak tahu apa apa?"

"Yaa, awam."

"Menjadi seseorang yang bebas berlari kesana ke mari tanpa pagar pagar etis tanpa dogma dogma peran dan posisi."

...

"Ha? Aku tidak paham maksudmu."

"Ratih.... Bagaimana ya agar orang orang bisa melihat seindah apa karya Tuhan yang aku lihat."

...

"Ratih.... bagaimana ya rasanya menjadi matahari yang mengusir kegelapan, yang merawat kehidupan semua makhluk di bumi Tuhan."

...

"Ratih...."

"Kiranya matahari itu, apakah ia bersyukur karena perannya besar ... atau sakit hati karena harus selalu menjadi yang memberi cahaya bukan yang menerimanya?"

Belum lagi mendengar ocehan orang orang yang berlagak korban bahwa sinarnya panas menyakitkan ... padahal dia hanya menjalankan tugasnya dengan takaran sewajarnya, sesuai perintah Tuhannya.

"Manusia yang membuang pelindung mereka sendiri tapi mereka menghardik sinar matahari dengan sebegitu keji."

..

"Sukma.. jadi kamu ingin menjadi seperti matahari?"

"Tidak, aku ingin menjadi gadis kecil yang awam."

...

"Awam, aku ingin selalu menjadi awam dan menjadi gadis kecil selamanya..."

"Kesana kemari mengumpulkan ilmu apapun, dimanapun juga."

"Di balik batu yang tidak diketahui orang orang, di bisik ketulusan dan ego liar para anak anak malang, di ketabahan orang orang yang tidak menggenggam dunia, juga pada suara lirih orang yang divonis kehidupan sebagai ahli neraka, juga pada cahaya cahaya yang disalahpahami keberadaannya."

"Sambil menari.... bersama restu Tuhan."

"Sudah, begitu saya....sampai akhir hayat."

..

"Sukmaa...."

"Kenapa ? "

"Kau mau menyalahkanku juga Ratih?"

"Berkata bahwa aku egois yang tidak mau memikul tanggung jawab besar ?"

"Banyak orang diberi dunia dan kehidupan yang nyaman tapi mereka juga tidak mengambil peran apa apa, Ratih."

"Kenapa lantas aku harus peduli dan mengorbankan kenyamananku sendiri ?"

"Lagipula, apa yang akan aku ajarkan jika yang ku punya selama ini hanya luka dan rasa sesak?"

...

"Sukma...."

"Ratih !"

"Aku selama ini kehausan sendirian... aku hanya dipertemukan dengan ayat ayat dan aksara pengetahuan yang bijak yang memeluk jiwa terdalamku."

"Aku butuh seseorang yang aku pegang, Tuhan menciptakanku sebagai manusia kenapa aku harus berjalan seperti pena yang hanya menemui buku dan buku saja?"

"Ratih."

"Aku ingin sekali bertemu dia."

"Aku bersumpah, Ratih !"

"Dia pasti ada !"

"Tapi kemana aku harus melangkah,

Ratih ?"

...

"Sukma, tadi kau berkata kau hanya ingin menjadi gadis kecil selamanya."

...

"Ratih !"

"Bagaimana lucunya wajah anak anakku nanti ?"

"Segagah dan seteduh apa nanti wajah ayah mereka?"

"Bagaimanakah nanti wujud doa yang selalu aku panjatkan dalam setiap nafas.?"

"Apakah... aku pantas menerima doa yang aku pinta dengan rasa tidak pantas?"

"Apakah Tuhan akan membela kata hatiku yang selalu kukuh berkata bahwa aku layak mendapat restuNya yang aku pinta dalam setiap kerapuhan?"

...

"Jadi kau ingin jadi Ibu Sukma?"

...

"Ratih, aku ingin menjadi awam."

"Gadis kecil awam yang menari ke sana ke sini menyimpan permata yang jatuh tercecer terinjak dan dinaifkan orang orang."

"Aku kumpulkan pada karya karya kecilku yang temaram."

"Semoga suatu saat seseorang menemukannya, tapi nanti saja ketika aku sudah tiada."

"Aku ingin bersembunyi saja selamanya."

..

"Sukma? Kau yakin tidak mau keluar?"

..

"Ratih...."

"Akankah ksatriaku akan menjemputku ketika nyanyian proposal kematian mulai aku panjatkan kepada Tuhan?"

"Akankah dia,

menang melawan doa doa keputusasaanku yang gelap?"

...

"Sungguh, aku diambang kematian dan kegilaan."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Awam
Dinda Kusuma Ati
Flash
Cahaya memudar di lantai
Lukitokarya
Cerpen
TAHAJUD EVERYDAY
NURYATI
Skrip Film
Black Suit
Anggria Ahda Mawadati
Flash
Bronze
Tak Akan Pernah Terlupakan
silvi budiyanti
Flash
Sleding Neraka
Sugiadi Azhar
Novel
Gold
Magnus Chase and the Gods of Asgard
Noura Publishing
Cerpen
The Story of Life
Sayidina Ali
Novel
Bronze
98 JUNI
Putri Tari Lestari
Novel
Rama's Story : Gita Chapter 4 - Flight 411
Cancan Ramadhan
Cerpen
Jeritan hati si rini
inayatunafisa
Novel
Bronze
Jalan Pulang
Widiyati Puspita Sari
Flash
Bronze
Ada yang Merdeka dari Kantong-kantong Jas
Choirunisa Ismia
Novel
Trouble Diaspora
Maya Suci Ramadhani
Novel
Manahara
Jangkar Mata
Rekomendasi
Flash
Awam
Dinda Kusuma Ati
Flash
Di Ambang Pintu
Dinda Kusuma Ati
Flash
Dunia yang terikat pada jantungku
Dinda Kusuma Ati
Novel
Kelana Ruang Sang Merpati
Dinda Kusuma Ati
Cerpen
Duka
Dinda Kusuma Ati
Novel
Dancing in the Silence
Dinda Kusuma Ati
Novel
From now to 1414 years ago
Dinda Kusuma Ati
Flash
Percakapan Lama
Dinda Kusuma Ati
Novel
Putri Cahaya Suci dan Penjaga Agungnya.
Dinda Kusuma Ati
Flash
Jika Bukan Karena Engkau, Tuhan
Dinda Kusuma Ati
Flash
Perjalanan Ironi Ciptaan Kebanggaan.
Dinda Kusuma Ati
Flash
Pemilu Tak Kasat Mata
Dinda Kusuma Ati