Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Perjalanan Pulang
2
Suka
3,179
Dibaca

Seharusnya aku naik kereta saja tadi, bukan bus. Biar lebih murah

Lapar. Sebaiknya makan di rumah atau mampir ke warung bakso ya? Eh, tapi aku sudah boros dengan naik bus.

Tapi, bus lebih cepat, sih. Kenapa aku mengeluh? Kan sudah terlanjur. Cuman beda 8000.

Hm, 8000 lumayan bisa buat beli bakso. Apalagi mendung-mendung seperti ini.

Eh, mendung. Gelap banget. Semoga nggak hujan, sih. Kayaknya aku lupa bawa payung, deh.

Tapi seingatku payungku rusak juga. Nanti checkout lah pas pulang.

Lapar woi, busnya kok malah berhenti sih, bentar lagi nyampe loh padahal. Oh, macet, ya?

Ganjal pakai air putih dulu, deh. Untung tadi sempet isi ulang botol sebelum pulang.

Lah lah lah, kok mulai turun hujannya? Gimana nanti opernya ke angkot? Masa harus neduh dulu?

Akhirnya nyampe juga, tapi hujan beneran turun sih walah nggak deras.

Itu ada warung bakso. Makan dulu ga ya? Uang sih ada, tapi harus hemat.

Hm, belum terlalu deras juga. Ya udah terobos aja. Kayaknya angkot di depan itu langsung berangkat.

Yap, berhasil naik. Meski sempit gpp. Maaf ya Bu, Mas, jadi makin sempit angkotnya.

Hmph bau asap rokok. Lembab. Sempit. Sesak. Nambah-nambah masalah tuh orang. Kenapa nggak ngerokok nanti sih?

Yup, dah sampe gang. Sial, ada bakso kelilingnya Pak Petot. Mampir nggak ya? Seminggu ini kayaknya belum beli baksonya deh. Tapi nanggung nggak sih udah hampir sampe rumah.

Yah, cuman menyapa doang jadinya. Gak jadi beli bakso. Hemat lah ya.

Eh eh eh, hujannya makin deras. Lari.

"Devans?"

Suara ibuku mengagetkanku. Aku mendongak ke arah ibuku yang berdiri di depan pintu. Aku berdiri tepat di depan teras. Seluruh tubuhku basah. Rambutku mengalirkan air yang meliuk-liuk di wajah. Dingin. Sangat Dingin.

Saat menoleh ke belakang, hujan telah turun deras. Sangat deras. Bahkan aku tak ingat sejak kapan hujannya sederas ini. Seingatku habis turun angkot, hujannya tak sederas itu. Padahal jarak antara rumah dan jalan depan nggak nyampe lima puluh meter. Kenapa aku basah kuyup?

Ah, sepertinya aku melakukannya lagi. Aku tehanyut dalam pikiranku.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
METAMORFOSA
Sri Maryani
Novel
Bronze
Pelangi Dibalik Hujan
Demelza Fidelia
Novel
Kisah Belum Tergoreskan
Hilda Resina
Novel
Hourglass Story
Wuri
Novel
Tolong, Sayangi Aku.
Kamalsyah Indra
Skrip Film
DI JARAK 5788 KILOMETER
Wulan Witriyanti
Flash
Bronze
It's May Day !
Nurbaya Pulhehe
Flash
Bronze
Why Don't You Stay?
B12
Flash
Perjalanan Pulang
Hekto Kopter
Novel
Bronze
Lisa
Maharani Anindya Wijaya
Novel
Tanda Lahir
Era Chori Christina
Novel
Tambatan Hati
Riena Raina
Novel
SULUNG
Embun RA
Novel
Gold
PBC Holidays
Mizan Publishing
Skrip Film
warteg
Ainun
Rekomendasi
Flash
Perjalanan Pulang
Hekto Kopter
Cerpen
Bronze
Sang Penghancur
Hekto Kopter
Cerpen
Bronze
Ramalan Ghina
Hekto Kopter
Cerpen
Buah yang Berbuah Tiap Tiga Tahun Sekali
Hekto Kopter
Flash
Pria Tua di Cafe Modern
Hekto Kopter
Cerpen
Bronze
Peduli Upil
Hekto Kopter
Flash
Pria dengan Sebatang Rokok pada Dini Hari
Hekto Kopter
Cerpen
Kasur Basah
Hekto Kopter
Cerpen
Bronze
Kolam Ikan
Hekto Kopter
Cerpen
Bronze
Lima Botol
Hekto Kopter
Cerpen
Bronze
Suara Seruling
Hekto Kopter
Cerpen
Bronze
Langit
Hekto Kopter
Flash
Tenggelam
Hekto Kopter