Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Pukul 01:10
1
Suka
2
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Pukul 01:10.

Aku terbangun karena ada yang menggedor-gedor pintu depan. Suaranya pendek, tergesa, seperti orang yang terbiasa datang tanpa melihat waktu.

Kuintip dari jendela. Jalan sepi, halaman gelap, hanya ada bayangan pohon seri yang menunduk diterpa angin. Tak ada siapa pun. Aku menunggu beberapa detik, memastikan mataku tidak menipu, lalu kembali ke kamar.

Baru saja menarik bantal, suara itu muncul lagi. Lebih keras. Lebih dekat. Menghentak.

Aku menahan napas. Tiba-tiba berita yang sempat ramai di grup WhatsApp kampung menggema di kepalaku. Katanya, jika ada yang mengetuk rumah tengah malam, jangan pernah dibuka. Seorang warga di kecamatan sebelah mendengar pintu rumahnya diketok berkali-kali. Ia bergegas membukanya. Esok paginya, ia ditemukan tewas dengan leher tergorok.

Dulu, aku pikir cerita itu hanyalah karangan. Sekadar ingin membuat masyarakat resah, meski aku tidak bisa menerka motifnya. Kini, aku sendirian di dalam rumah, dan hal yang kusangsikan sedang menerorku. Seseorang atau sesuatu mungkin menungguku di balik pintu depan.

Semua lampu mati. Aku menggenggam ponsel, menyalakan senter. Namun, sinarnya terlalu kecil. Sia-sia, tak mampu menembus pekat.

Dari arah ruang tengah, aku mendengar ada suara tawa yang tertahan. Aku beranjak. Langkahku pelan dan berat. Setiap pijakan di lantai seolah memantulkan suara ketakutan.

Mataku menyapu seluruh sudut ruangan. Semua pintu terkunci rapat. Semua jendela masih tampak aman. Tak ada tanda penyusup masuk.

“Di sini,” ujarnya saat aku menyorot ke bawah meja.

Apakah itu maling? Setan? Ataukah mungkin keduanya? Tubuhku gemetar. Takut, tetapi penasaran.

Aku beranikan diri untuk membalas. “Siapa? Di mana?”

Tak ada jawaban. Akan tetapi, aku melihat sesuatu bergerak cepat dari dapur menuju kamarku. Gerakannya, jelas, bukan milik manusia.

Aku mundur. Pintu kamarku menutup. Barang-barang di dalamnya terdengar berjatuhan.

Tidak ada pilihan lain. Aku harus segera keluar mencari pertolongan.

Aku meraih gagang pintu. Hangat, seperti ada jejak yang belum lama ditinggalkan. Saat kucoba memutarnya, terasa ada menahan dari arah berlawanan.

“Jangan keluar!” bisiknya.

Aku terpaku. Suaranya mirip dengan suaraku.

Kulihat ponsel, bermaksud menelepon seseorang. Layarnya justru membeku, tak merespons sentuhan jariku. Angka di pojok atas berkedip, tetapi berkutat di 01:10. Tak bergeser sedikit pun.

Mustahil. Mungkin rusak. Mungkin memang ada yang salah.

Aku terus mencoba, menekan semua sisi layar. Tampilannya tak mengikuti perintahku, hanya mempertegas waktu dalam balutan cahaya redup. Permukaannya memantulkan wajahku yang tegang—dan bayangan lain di belakang, tersenyum tanpa suara. Kedua tangannya menempel di bahuku.

Aku berbalik. Ia mencengkeram leherku, dan dunia perlahan padam.

Paginya, aku membuka mata. Tubuh lelah, basah, tak bertenaga. Suara-suara dari luar mulai menyusup, ramai. Anehnya, semua jam di dalam rumah menunjukkan pukul 01:10.

Masih. Tetap. Sama.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Permainan
Dark Specialist
Flash
Pukul 01:10
Jasma Ryadi
Novel
DELAPAN
Ceko Spy
Flash
THE MARIONETTE AND HER FAIRYTALE
Reiga Sanskara
Novel
Gold
Fantasteen The Lagaziv School of Vathana
Mizan Publishing
Flash
Terminal
Jasma Ryadi
Novel
Pendopo Usang Diujung Desa
safii bhendol
Novel
Bronze
GHOST FAMILY
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
ZOMBI DAN MEREKA YANG TAK BISA MATI 2 BANGKITNYA DIA PADA SENJA
Meliana
Novel
Gold
Fantasteen Hunted
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen Scary Soul Eater
Mizan Publishing
Novel
Bronze
WINDY ... IS CALLING
Herman Trisuhandi
Flash
Pasien
Fitri F. Layla
Rekomendasi
Flash
Pukul 01:10
Jasma Ryadi
Flash
Senja yang Dilepas
Jasma Ryadi
Flash
Lintang
Jasma Ryadi
Flash
Terminal
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Prenuptial Agreement: Cinta di Atas Materai
Jasma Ryadi
Flash
Sandekala
Jasma Ryadi
Flash
Gerimis yang Percuma
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Penelitian di Dimensi Lain
Jasma Ryadi
Flash
Mengapa Harus Ada Cinta dalam Pernikahan
Jasma Ryadi
Flash
Sisa Siang
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Satu Kali Lagi
Jasma Ryadi
Flash
Maaf, Aku Lelah
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Gamophobia
Jasma Ryadi
Flash
Bagaimana Jika Aku Menjadi Umbi-Umbian?
Jasma Ryadi
Flash
Bagaimana Jika Aku Tidak Menikah?
Jasma Ryadi