Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Raut
0
Suka
3,915
Dibaca

Aku selalu memperhatikan wajah orang.

Bukan karena aku suka menatap, tapi karena dari sana, aku bisa tahu apa yang tidak mereka katakan.

Ada orang yang tersenyum, tapi matanya seperti sedang berlari.

Ada pula yang tertawa, tapi dagunya bergetar pelan, menahan sesuatu yang ingin tumpah.

Dan ada juga yang diam, tapi di setiap garis di pipinya, ada kisah yang belum sempat selesai.

Kau dulu sering bilang aku terlalu peka.

“Tidak semua hal harus kamu baca dari wajah orang,” katamu.

Tapi aku tidak bisa berhenti.

Karena waktu itu, aku belajar bahwa raut adalah tempat di mana manusia paling jujur dan paling rapuh.

Aku ingat raut wajahmu di hari terakhir.

Bukan marah, bukan sedih, tapi seperti seseorang yang baru saja menyerahkan sesuatu yang berharga tanpa tahu apakah akan dikembalikan.

Matamu tampak tenang, tapi aku tahu itu tenang yang dibuat-buat.

Seperti laut yang memantulkan cahaya sore indah, tapi menyembunyikan pusaran di dalamnya.

Aku tidak menahanmu waktu itu.

Bukan karena aku rela, tapi karena aku takut membaca raut wajahku sendiri di matamu.

Takut melihat bayangan seseorang yang terlalu berharap.

Sekarang, setiap kali bercermin, aku mencari raut itu.

Kadang ada, kadang hilang.

Wajahku berubah seiring waktu, tapi mataku tetap sama menyimpan seseorang yang tak lagi menatap balik.

Orang bilang waktu bisa menghapus segalanya.

Tapi tidak untuk raut.

Ia tinggal di sana, diam di bawah kulit, seperti rahasia yang menolak mati.

Hari ini aku melihat seseorang yang mirip denganmu di stasiun.

Bukan dari pakaian atau suara, tapi dari cara ia menatap jendela datar, tapi dalam.

Raut yang sama, seolah menyimpan seluruh percakapan yang tidak pernah selesai.

Aku tidak memanggil.

Aku hanya menatap, membiarkan waktu lewat di antara kami.

Ada yang aneh dari manusia, ya?

Kita lupa suara, lupa sentuhan, tapi tidak pernah benar-benar lupa raut seseorang yang pernah kita cintai.

Wajah mereka terus muncul di cermin, di mimpi, di orang asing yang tak tahu apa-apa tentang kita.

Malam ini, aku menatap pantulan wajahku di jendela.

Di luar, lampu kota berpendar lembut.

Dan untuk pertama kalinya, aku melihat raut yang berbeda lebih tenang, tapi tidak lagi kosong.

Mungkin bukan karena aku sudah melupakanmu, tapi karena aku mulai belajar menerima bahwa tidak semua wajah yang hilang perlu ditemukan kembali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Raut
lidia afrianti
Novel
Dear F, Thanks You.
Rara Rahmadani
Cerpen
17 Tahun Budak Cinta
Tourtaleslights
Novel
Talita, Tentang Sebuah Nama
Faristama Aldrich
Flash
Sweet Rendezvous
Varenyni
Flash
Jejak
lidia afrianti
Novel
Bronze
Mengeja(r) Senja
Zasenja
Flash
Love Inadequately
Liza Aprilia Y
Novel
Bronze
Mahasiswa di balik layar
winda nurdiana
Flash
Aku, Mawar dan Bedebah
ruang.amy.gdala
Flash
Andai semua ini benar-benar terjadi
lidia afrianti
Flash
Bronze
Kalau Langit Bisa Tersenyum untukmu..
Shabrina Farha Nisa
Cerpen
Bronze
Cinta melintas waktu
Aria
Cerpen
Tak Pernah Selesai di Ujung Kalimat
Shavrilla
Cerpen
SENJA SEMERAH DARAH
Areta Swara
Rekomendasi
Flash
Raut
lidia afrianti
Flash
Jejak
lidia afrianti
Flash
Andai semua ini benar-benar terjadi
lidia afrianti
Flash
Jika kita berubah
lidia afrianti
Flash
Jika Sudah Lupa, Mari kita Bertemu
lidia afrianti
Cerpen
Bronze
Strange Thoughts
lidia afrianti
Flash
Musim Hujan Terakhir
lidia afrianti
Flash
Kenapa Kamu Pergi?
lidia afrianti
Cerpen
Bronze
A letter: Unbreakable Love From Seoul
lidia afrianti
Flash
I'm a mother
lidia afrianti
Flash
Bayang
lidia afrianti
Flash
Hari Ketika Aku Mati Sebentar
lidia afrianti
Flash
Seandainya kita berjuang sedikit lagi
lidia afrianti
Flash
Bronze
Juni Tanpa Ju
lidia afrianti
Flash
Tumbuhan Pemakan Rahasia
lidia afrianti