Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Raut
0
Suka
3,921
Dibaca

Aku selalu memperhatikan wajah orang.

Bukan karena aku suka menatap, tapi karena dari sana, aku bisa tahu apa yang tidak mereka katakan.

Ada orang yang tersenyum, tapi matanya seperti sedang berlari.

Ada pula yang tertawa, tapi dagunya bergetar pelan, menahan sesuatu yang ingin tumpah.

Dan ada juga yang diam, tapi di setiap garis di pipinya, ada kisah yang belum sempat selesai.

Kau dulu sering bilang aku terlalu peka.

“Tidak semua hal harus kamu baca dari wajah orang,” katamu.

Tapi aku tidak bisa berhenti.

Karena waktu itu, aku belajar bahwa raut adalah tempat di mana manusia paling jujur dan paling rapuh.

Aku ingat raut wajahmu di hari terakhir.

Bukan marah, bukan sedih, tapi seperti seseorang yang baru saja menyerahkan sesuatu yang berharga tanpa tahu apakah akan dikembalikan.

Matamu tampak tenang, tapi aku tahu itu tenang yang dibuat-buat.

Seperti laut yang memantulkan cahaya sore indah, tapi menyembunyikan pusaran di dalamnya.

Aku tidak menahanmu waktu itu.

Bukan karena aku rela, tapi karena aku takut membaca raut wajahku sendiri di matamu.

Takut melihat bayangan seseorang yang terlalu berharap.

Sekarang, setiap kali bercermin, aku mencari raut itu.

Kadang ada, kadang hilang.

Wajahku berubah seiring waktu, tapi mataku tetap sama menyimpan seseorang yang tak lagi menatap balik.

Orang bilang waktu bisa menghapus segalanya.

Tapi tidak untuk raut.

Ia tinggal di sana, diam di bawah kulit, seperti rahasia yang menolak mati.

Hari ini aku melihat seseorang yang mirip denganmu di stasiun.

Bukan dari pakaian atau suara, tapi dari cara ia menatap jendela datar, tapi dalam.

Raut yang sama, seolah menyimpan seluruh percakapan yang tidak pernah selesai.

Aku tidak memanggil.

Aku hanya menatap, membiarkan waktu lewat di antara kami.

Ada yang aneh dari manusia, ya?

Kita lupa suara, lupa sentuhan, tapi tidak pernah benar-benar lupa raut seseorang yang pernah kita cintai.

Wajah mereka terus muncul di cermin, di mimpi, di orang asing yang tak tahu apa-apa tentang kita.

Malam ini, aku menatap pantulan wajahku di jendela.

Di luar, lampu kota berpendar lembut.

Dan untuk pertama kalinya, aku melihat raut yang berbeda lebih tenang, tapi tidak lagi kosong.

Mungkin bukan karena aku sudah melupakanmu, tapi karena aku mulai belajar menerima bahwa tidak semua wajah yang hilang perlu ditemukan kembali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Raut
lidia afrianti
Flash
BAIT KEMANDANG MALAM PURWA
IGN Indra
Novel
A Day To Remember
tavisha
Novel
Bronze
Sekeping Ingatan
Yue Andrian
Novel
Menikahi Sang Idola
Cucum Suminar
Flash
Kekasih Hujan
Rafael Yanuar
Novel
Bronze
DefTia
reistya ayu
Novel
Bronze
LIFE OF NADIA (extended version)
mr. putri
Novel
Gold
The Kite Runner
Mizan Publishing
Flash
Rasi Bintang
Selvi Diana Paramitha
Flash
One, Two, Lost You
Syafira Muna
Novel
Gold
Little Bit of Muffin
Bentang Pustaka
Novel
Gold
CINTA DAN SENJA
Mizan Publishing
Novel
Honeymoon Project
Andita Rizkyna N
Novel
Gold
Song in the Wind
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Raut
lidia afrianti
Flash
Bronze
Lemon Tea
lidia afrianti
Flash
Seisi Semesta Sana
lidia afrianti
Cerpen
Bronze
Jejak Yang Tak Terhapuskan
lidia afrianti
Flash
Bronze
From River To Sea
lidia afrianti
Flash
Balasan Surat Untukmu, Sean
lidia afrianti
Flash
Cerita 14 Mei 2013
lidia afrianti
Flash
Bronze
Luapan Luka Luna
lidia afrianti
Flash
Bronze
Jeda Yang Tak Pernah Usai 2
lidia afrianti
Flash
Ratap Tiri Tuan
lidia afrianti
Flash
Bronze
Kata Mereka Akan Baik-Baik Saja
lidia afrianti
Flash
Aku, Cinta Dan Kamu
lidia afrianti
Flash
Kalau saat itu aku tidak diam. . .
lidia afrianti
Flash
Bronze
Alasan Menjadikanmu Rumah
lidia afrianti
Flash
Aku berhenti bicara sekarang
lidia afrianti