Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kamu Dan Rooftop Itu
Sore itu, aku sedang mengamati lanskap kota Prayta dari rooftop gedung Raypa Modern . Di kejauhan, tampak bendungan Beatu Djay yang megah dengan latar Bandara Internasional Lobmok, sawah-sawah hijau, serta saluran-saluran irigasi dengan air berwarna biru layaknya di Swiss.
Sebungkus pisang gorengan dan secangkir kopi tubruk sudah habis kusantap saking asiknya. Genap dua jam sudah kuberada di sini. Kini, matahari terbenam hanya tinggal hitungan jari. Sepotong pisang goreng di mulutku saat dua muda-mudi membuka pintu rooftop itu. Sontak kumelihat kebelakang dan betapa terkejutnya aku saat mendapati salah satu dari dua remaja itu adalah pujaan hatiku sejak Sekolah Menengah. Aku berdiri kemudian menghampiri mereka,
"Ada yang bisa saya bantu?". Ucapku kaku saat menyambut mereka?
"Kami berencana akan melakukan sesi foto prewed di sini dan menurut saya, waktu ini adalah waktu yang tepat".
A-apa? Prewed? Hatiku bagai dihujam timah panas saat mendengar kata-kata yang dilontarkan pemuda itu. Prewed dia bilang? Dan sebenarnya yang membuat efek sakitnya makin menjadi-jadi adalah, kenapa harus bersama dia?
"Oh, mungkin bisa saya bantu. Kebetulan saya memang fotografer disini", ujarku sambil berusaha mati-matian menahan gemetar di faringku.
"Bolehkah? Terimakasih Nara!". Kali ini giliran si perempuan yang menyahut.
Setelah itu, dengan awan hitam pekat berpetir menyelimuti hatiku, aku memotret mereka di momen paling penting mereka. Dan saat itulah alunan musik karya sombr terputar di kepalaku, musik yang menceritakan tentang dua orang teman yang tidak akan bisa kembali lagi menjadi teman seperti sebelumnya.
"i'm someone you've never met"...
Dan mungkin, begitulah akhirku baginya.