Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku akui, sejak kecil, selalu jadi pemenang kedua.
Sekolah ranking dua, lomba lukis juara dua, bahkan saat memperebutkan hati seseorang, aku juga menjadi yang kedua.
Aku akhirnya menerima semua itu. Terbiasa dengan peran itu.
***
Hari ini, aku duduk di ruang tunggu rumah sakit, menunggu hasil operasi jantung untuk seseorang yang dulu kucintai.
Suaminya, Dimas adalah dokter bedah itu sendiri. Tak lain teman sekolahku dulu yang memenangkan hati seseorang yang kucintai itu.
Suster memanggilku masuk.
Kulihat Dimas berdiri di belakang meja, menatapku dengan mata lelah.
“Operasinya berhasil,” katanya pelan.
Aku mengangguk, lega, tapi entah kenapa, air mataku jatuh juga.
“Terima kasih,” kataku, sebelum aku beranjak keluar dari ruangan itu.
Kulihat Dimas menunduk. “Sepertinya kali ini... kau yang menang.”
Aku tidak menjawab.
Karena yang kupahami saat itu, menang bukan lagi soal siapa yang memiliki, tapi siapa yang mampu tetap mendoakan.