Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Namaku perempuan.
Aku lahir dari rahim yang penuh doa dan air mata.
Sejak pertama kali menangis, dunia sudah menulis peranku tanpa bertanya apa aku mau.
Katanya, aku harus lembut. Harus cantik. Harus sabar.
Katanya lagi, perempuan yang terlalu keras bicara akan ditinggalkan, dan yang terlalu berani akan dipatahkan.
Aku tumbuh sambil belajar menyembunyikan api di dalam dada.
Ketika marah, aku menunduk.
Ketika takut, aku tersenyum.
Ketika hancur, aku diam karena diam, katanya, adalah bentuk paling anggun dari kesedihan.
Tapi tidak ada yang tahu, diamku punya suara.
Ia berbicara di malam-malam panjang, ketika dunia tertidur dan aku sendiri dengan pikiranku.
Ia berbisik, “Sampai kapan kamu akan membungkam dirimu sendiri?”
Suatu hari, aku berhenti menunduk.
Aku mulai berjalan tanpa menunggu izin.
Aku menulis namaku dengan tinta yang tebal di setiap tempat yang dulu menolakku.
Aku bicara, bukan untuk didengar, tapi untuk didengar sebagai diriku sendiri.
Sekarang aku tahu, menjadi perempuan bukan soal menjadi lemah atau kuat.
Bukan juga tentang menjadi manis atau tangguh.
Menjadi perempuan adalah tentang berani berani menangis tanpa malu, berani mencintai tanpa kehilangan diri, berani melawan tanpa merasa bersalah.
Namaku perempuan.
Dan aku tidak akan lagi meminta maaf karena menjadi diriku.