Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Semangkuk Kuah Mi Ayam
1
Suka
461
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Raut muka Dira masam ketika melihat di meja makan hanya tersisa semangkuk nasi dingin dengan cecak yang diam ketika Dira membuka tudung saji, lalu binatang melata itu ikut menghilang seperti lauk di meja. Jam menunjukkan pukul delapan lebih lima belas, membuatnya segera keluar rumah memeriksa sesuatu.

Dira tersenyum lega begitu melihat lampu kedai mi di seberang jalan masih menyala, masih ada kesempatan untuk mengisi perutnya dengan semangkuk mi ayam hangat.

Sepuluh menit kemudian, mangkuk putih berlogo jago sudah dilapisi plastik untuk memasukkan penyedap rasa, minyak bawang, kecap, sedikit air rebusan mi, untuk dipadu menjadi satu.

Selanjutnya, para penghuni panci rebusan keluar, mi kuning dengan uap mengepul tampil lebih dulu, ditiriskan sebentar lalu ikut masuk dalam plastik, barulah beberapa bagian sawi menyusul bersama air rebusan sebagai kuah. Terakhir, potongan-potongan ayam kecap dimasukkan sebagai pelengkap, jadilah seporsi mi ayam pesanan Dira yang terbungkus plastik bening dan terasa panas begitu dipindahkan ke tangannya.

Setelah membayar sebungkus mi ayam, Dira mengucapkan terima kasih lantas bergegas pulang.

Sampai di rumah perasaan kesal menyambutnya lantaran anggota keluarga masih belum terlelap, ada kemungkinan mi ayamnya harus rela terbagi. Dengan tenang Dira menuju meja besar di ruangan yang digunakan masak, tempat makan sekaligus tempat baju-baju kering di gantung.

Dengan hati-hati dia menggantikan  cangkang mi ayam dari plastik tipis ke dalam mangkuk bening besar yang berasal dari suvenir pernikahan entah siapa.

Sebelum mencampurkan saus sambal, Dira akan mencicipi kuah mi ayam terlebih dulu untuk mengetahui rasa aslinya. Meskipun, dia sudah mencoba mi ayam itu ribuan kali, hal ini selalu dilakukannya pada semua makanan berkuah.

Baru satu suap, nafsu makannya sedikit berkurang hanya karena melihat wanita paruh baya mengambil air minum di samping tempatnya duduk.

Dira hanya diam menunduk dan fokus mengunyah mi ayam, tak berani menoleh atau membuat kontak mata dengan sang Ibu yang tengah meneguk segelas air putih.

Hening, tak ada pertanyaan atau permintaan untuk mencicipi seperti biasa, ketika Dira membawa makanan dari luar. 

Bukannya merasa lega karena mi ayamnya utuh, Dira malah merasa bersalah karena tak menawari ibunya untuk mencicip barang satu suapan. Namun, Dira masih berpegang teguh bahwa ini haknya dan tak ada niatan berbagi pada siapa pun. Dari ekor mata dia melihat kalau ibunya sudah meninggalkan ruangan, Dira melanjutkan suapannya.

Beberapa menit sudah berlalu, kini Dira membawa mangkuknya dan akan membuang sisa kuah beserta potongan bagian-bagian sawi yang berenang di dalamnya. Tiba-tiba Ibu muncul dan memintanya.

“Sawinya biar Ibu makan, sayang kalau di buang.”

Dira membeku beberapa detik dan tidak protes ketika Ibu memindahkan mangkuk kuah di tangannya menuju tempat semula, tempat dia menikmati kehangatan mi ayam beberapa menit lalu.

Dari tempatnya berdiri dia melihat ibunya menyelamatkan sawi yang tenggelam dari lautan kuah bekas mi ayam dengan lahap. Tak lama bapak juga bergabung di meja makan.

Hati Dira makin tak karuan begitu melihat mangkuk kuah itu beralih di hadapan Bapak, kerongkongannya terasa memanas, seolah panas mi ayam tadi kembali naik ke ujung leher, semakin naik menuju kepala dan berakhir keluar lewat dua matanya.

Air matanya tak dapat terbendung begitu melihat Bapak menambahkan nasi dingin ke mangkuk lalu memasukkan remah-remah kerupuk dalam mangkuk kuah itu.

Tak sanggup melihat pemandangan itu, Dira lantas memutar badan untuk masuk ke kamar mandi menumpahkan kesedihannya. Dia merasa bersalah karena tak menyajikan makanan layak untuk kedua orang tuanya, terlebih Dira masih mampu untuk sekadar membeli mi ayam untuk tiga porsi.

Di sela-sela kesedihannya dan merutuki diri sendiri, dia berjanji pada diri sendiri akan selalu berbagi makanan pada keluarganya.

 

 

 

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Mama, Aku Pengen Beli HP Baru!
Alif Aliss
Flash
Semangkuk Kuah Mi Ayam
Upi
Skrip Film
Di Bawah Langit yang Sama
Eko S. Ayata
Flash
Janji
N. Sabrina Putri
Flash
Merindu di Safarwadi
Foggy FF
Komik
Bronze
My Annoying Brother
hoodyhoodpacker65
Skrip Film
DEADLINE
Mahfrizha Kifani
Flash
Bronze
Cermin Waktu
DMRamdhan
Flash
Bronze
Slamet Tujuh Belasan
Silvarani
Flash
Bronze
Tiga Rasa Almond
Silvarani
Novel
Matahari Dari Tabanan
travelgirl
Cerpen
INDAH DELILAH
John Baba
Novel
TETANGGA
Michael Kanta Germansa
Flash
Bronze
Asmara Basi
Afifahsty
Cerpen
Marbot mesjid
E.P.Wirawan
Rekomendasi
Flash
Semangkuk Kuah Mi Ayam
Upi